Contact Form

 

Ucapan Selamat Hari Bumi dari Dubes Inggris di Tengah Pandemi Corona COVID-19


Jakarta (ANTARA) - Hari Bumi ke-50 yang jatuh pada Rabu, 22 April 2020 akan dirayakan secara besar-besaran melibatkan pemimpin dunia, musisi, aktor, hingga aktivis yang bergabung secara digital di tengah pandemi COVID-19.“Kita menemukan diri kita sendiri hari ini di dunia yang menghadapi ancaman global membutuhkan respons kompak global. Untuk Hari Bumi 2020, kami akan membangun sebuah generasi baru aktivis-aktivis lingkungan, melibatkan jutaan masyarakat seluruh dunia,” kata Earth Day Network President Kathleen Rogers dalam situs resmi earthday.org diakses dari Jakarta, Selasa.Perayaan Hari Bumi ke-50 secara digital selama 24 jam nonstop akan diisi oleh pesan-pesan, pertunjukkan dan ajakan kuat untuk beraksi mengatasi perubahan iklim di situs resmi Earth Day Network dan media sosial Twitter.Semakin mendekati puncak perayaan Hari Bumi 2020, panitia merasa kualahan menerima antusiasme berbagai komunitas global untuk dapat mencurahkan pesan dan menunjukkan komitmen mereka terhadap Planet Bumi.“Terlepas dari keberhasilan luar biasa dan puluhan tahun kemajuan lingkungan, kita mendapati diri kita menghadapi tantangan lingkungan global yang bahkan lebih mengerikan, hampir eksistensial, dari hilangnya keanekaragaman hayati hingga perubahan iklim hingga polusi plastik, yang membutuhkan aksi di semua tingkat pemerintahan,” Kata Denis Hayes, penyelenggara Hari Bumi pertama pada tahun 1970 dan Ketua Dewan Jaringan Hari Bumi Emeritus.Hari Bumi pertama di peringati pada 22 April 1970 dengan memobilisasi jutaan warga Amerika Serikat (AS) untuk melindungi Planet Bumi. Saat itu sekitar 20 juta orang Amerika atau sekitar 10 persen dari populasi AS turun ke jalan, pihak kampus dan ratusan kota ikut memprotes pengabaian lingkungan dan menuntut langkah maju baru bagi Planet Bumi.Perayaan Hari Bumi saat itu menjadi tonggak berlakunya undang-undang lingkungan hidup di Amerika Serikat, termasuk udara bersih, air bersih dan penyelamatan keanekaragaman hayati terancam punah. Banyak negara segera mengadopsi undang-undang serupa.PBB juga memilih Hari Bumi, 22 April 2016, sebagai hari penandatanganan Kesepakatan Paris atau Paris Agreement guna mengatasi pemanasan global yang menyebabkan perubahan iklim.Sekitar 50 anak muda dari 16 negara di Asia Selatan dan Asia Tenggara, yakni Afghanistan, Bangladesh, Bhutan, Kamboja, India, Indonesia, Laos, Malaysia, Maldives, Myanmar, Nepal, Pakistan, Filipina, Thailand, Timor-Leste and Vietnam, akan menunjukkan apa yang telah mereka lakukan untuk lingkungan.Termasuk di antaranya melindungi keanekaragaman hayati, menaikkan tutupan hijau, membantu manajemen sampah, bergerak untuk zero waste, melindungi Sumber Daya Alam yang berharga dan mendidik mereka yang kurang beruntung.

Pewarta: Virna P Setyorini

Editor: Budi Suyanto

COPYRIGHT © ANTARA 2020


Bisnis.com , JAKARTA - Google Rayakan Hari Bumi atau earth day 2020 dengan membentuk doodle lebah interaktif. Dalam laman perusahaan disebutkan, Google Doodle Earth Day 2020 merupakan hasil kolaborasi dengan The Honeybee Conservancy. Pengguna internet dapat memandu lebah Google Doodle untuk menyerbuki bunga sambil mempelajari berbagai ragam kekayaan hayati bumi dan peran lebah untuk memeliharanya. Guillermo Fernandez, Pendiri dan Direktur Eksekutif The Honeybee Conservancy menyebutkan latar belakang dirinya yang hidup di daerah miskin kota dan sulit mendapat makanan segar menjadi alasan paling kuat mengingatkan semua orang untuk menjaga lingkungan. “Mencari buah atau sayuran segar hampir mustahil: supermarket terdekat kebanyakan menyediakan makanan olahan, dan restoran lokal kami adalah jaringan makanan cepat saji. Tidak ada pohon atau taman yang terlihat; satu-satunya taman penuh beton,” katanya seperti di lansir dalam laman Google Doodle, Rabu (22/4/2020). Dia menilai tindakan yang tidak bersahabat dengan alam memakan korban yang besar di tengah masyarakat. Mulai dari masalah kesehatan yang merajalela seperti obesitas, diabetes, dan asma hingga gizi buruk dan lingkungan yang rusak. Menurutnya, untuk mendukung penyelamatan bumi maka lebah memainkan kunci karena lebah menyerbuki 1 dari 3 gigitan makanan yang kita makan. Keberadan lebah juga menunjukan bahwa lingkungan sekitar dalam kondisi aman. “Ada 20.000 spesies lebah di seluruh dunia yang melakukan pekerjaan penting ini. Di Amerika Utara, ribuan jenis spesies lebah asli Amerika terancam punah. Pada skala yang lebih besar, kelangsungan hidup dunia tergantung pada mereka,” katanya. The Honeybee Conservancy, katanya, juga menggerakan untuk memberdayakan masyarakat yang kurang terlayani dan membangun ruang hijau. “Program unggulan kami, Sponsor-a-Hive memberikan sarang lebah dan rumah lebah asli ke organisasi mulai dari kebun hingga sekolah. Dengan mengurangi hambatan keuangan dan pendidikan. Menjaga sarang lebah madu adalah investasi mahal yang membutuhkan pelatihan. Ini pada gilirannya menghasilkan makanan, memperbaiki lingkungan, dan menyatukan orang [dalam tim untuk memelihara lingkungan asri],” katanya. Guillermo menyebutkan proyek Google Doodle spesial Hari Bumi 2020 ini pesan utama yang disampaikan adalah mengingatkan manusia tentang bagaimana tindakan kecil yang dilakukan oleh individu akan menghasilkan dampak besar jika dilakukan bersama-sama. “Donasikan waktu atau dana kepada kelompok lingkungan setempat. Lebah adalah bagian dari ekosistem yang kompleks, dan kontribusi kepada organisasi yang mendukung upaya konservasi apa pun akan membantu memperkuat lingkungan,” katanya. Bisnis Indonesia bersama 3 media menggalang dana untuk membantu tenaga medis dan warga terdampak virus corona yang disalurkan melalui Yayasan Lumbung Pangan Indonesia (Rekening BNI: 200-5202-055). Ayo, ikut membantu donasi sekarang! Klik Di Sini untuk info lebih lengkapnya.




Sejak Virus Corona COVID-19 merebak, lingkungan hidup mendapat dampak positif. Di internet, beredar foto-foto sungai Venesia yang makin jernih setelah Italia lockdown, kualitas udara di China juga sempat terpantau membaik.

Organisasi lingkungan internasional Greenpeace menyebut COVID-19 memberi dampak negatif kepada perdagangan dan ekonomi. Alhasil, kegiatan industri tertahan, lalu polusi industri berkurang, dan kualitas lingkungan hidup meningkat. 

"Krisis COVID-19 ini telah berimplikasi terhadap perlambatan dalam perdagangan dan kegiatan ekonomi secara global, seperti yang disaksikan di China, Amerika dan beberapa negara kota di Eropa," ujar Forest Campaigner Team Leader dari Greenpeace Indonesia, Arie Rompas kepada  Liputan6.com  pada awal April.

Meningkatnya kualitas lingkungan setelah aktivitas industri terhenti akibat lockdown turut membuktikan bahwa manusia dan ekonomi punya andil dalam penyebaran polusi.

"Polusi udara yang hilang, sungai-sungai yang menjadi bersih, adalah bukti bahwa kerusakan lingkungan berasal dari aktivitas ekonomi manusia," lanjut Arie. 

Greenpeace menyebut Indonesia belum mengalami hal serupa. Indonesia juga tidak menjalani lockdown, hanya pembatasan sosial.

Selain itu, Greenpeace memantau masih ada perusahaan yang melakukan pembukaan lahan hutan di Kalimantan dan Papua. Kebijakan pembatasan sosial pemerintah juga dinilai belum memberi efek pada lingkungan. 

"Status pembatasan sosial skala luas yang baru saja di umumkan oleh pemeritah belum maskimal karena beberapa perusahaan masih terus melakukan aktivitas dan kami prihatin bahwa perusahaan ini masih terus mendapatkan keuntungan dari situasi krisis ini," jelas Arie.




JAKARTA - Bermacam peristiwa penting dan bersejarah terjadi pada 22 April. Agar mengingatnya kembali, Okezone pun coba merangkum peristiwa-peristiwa itu, sebagaimana dikutip dari laman Wikipedia:

Perjanjian Saragosa ditandatangani pada 22 April 1529, adalah perjanjian antara Spanyol dan Portugis yang menentukan bahwa belahan bumi bagian timur dibagi di antara kedua kerajaan tersebut dengan batas garis bujur yang melalui 297,5 marine leagues atau 17° sebelah timur Kepulauan Maluku.

Perjanjian ini adalah kelanjutan dari Perjanjian Tordesillas yang membagi belahan bumi barat di antara Spanyol dan Portugal dan diprakarsai oleh Paus, yang melihat persaingan perebutan koloni yang dilakukan oleh Portugis dan Spanyol.

Dalam perjanjian ini dicapai hasil yang lebih rinci dari dua belah pihak. Spanyol harus meninggalkan Maluku dan memusatkan kegiatan di Filipina; Portugis tetap melakukan aktivitas perdagangan di Maluku.

Immanuel Kant lahir di Königsberg, Kerajaan Prusia, pada tanggal 22 April 1724, Kota itu sekarang bernama Kaliningrad di Rusia.

Dia berasal dari keluarga pengrajin yang sederhana. Kant kemudian menjadi guru besar untuk logika dan metafisika di Universitas Königsberg. Dia secara rutin menyajikan kuliah tentang geografi fisik.

Hal ini dilakukannya sepanjang tahun sampai 1796. Dalam pengantar kuliahnya, dia selalu menegaskan tempat geografi dalam dunia ilmiah. Dia memberikan landasan falsafi bagi geografi sebagai pengetahuan ilmiah. Minat Kant dalam geografi fisik tidak dirangsang oleh pengalamannya menghadapi alam di berbagai belahan dunia, tetapi muncul dari penyelidikan filsofis atas pengetahuan empiris.

Bagi Kant, geografi adalah ilmu empiris yang ingin menunjukkan alam sebagai suatu sistem. Geografi, menurut dia, merupakan ilmu tentang fenomena fisik dan budaya yang tersusun dalam ruang bumi.

Hari Bumi adalah hari pengamatan tentang bumi yang dicanangkan setiap tahun pada 22 April dan diperingati secara internasional mulai 1970. Hari Bumi dirancang untuk meningkatkan kesadaran dan apresiasi terhadap planet yang ditinggali ini.

Dicanangkan oleh Senator Amerika Serikat Gaylord Nelson yang juga seorang pengajar lingkungan hidup pada 1970. Tanggal ini bertepatan dengan musim semi di Northern Hemisphere (belahan bumi utara) dan musim gugur di belahan bumi selatan. 1982 - Hari Lahir Kaka

Ricardo Izecson dos Santos Leite alias Kaká atau Ricardo Kakà lahir di Gama, FD, Brasil, 22 April 1982. Ia adalah bintang sepakbola asal Brasil. Kaká memulai karier sepak bolanya di São Paulo FC.

Pada 2003, ia bergabung dengan AC Milan dengan biaya sebesar € 8,5 juta. Di Milan, ia sangat gemilang dan berhasil memenangkan Ballon d'Or dan FIFA World Player of the Year pada 2007. Dia kemudian hijrah ke Spanyol bergabung dengan Real Madrid. Kaka kemudian pindah ke Orlando City dan pensiun pada Oktober 2017.

Konferensi Tingkat Tinggi Asia-Afrika berlangsung 19-24 April 2015 di Jakarta dan Bandung. Pembukaannya dilakukan oleh Presiden Jokowi di JCC Senayan, Jakarta, pada 22 April 2015. Kemudian, pada 24 April, diselenggarakan puncak peringatan HUT Ke-60 Konferensi Asia Afrika di Gedung Merdeka, Bandung.

KTT Asia-Afrika 2015 dihadiri 89 kepala negara dan pemerintahan dari 109 negara di kawasan Asia dan Afrika, 17 negara pengamat dan 20 organisasi internasional, serta 1.426 perwakilan media domestik dan asing. Menghasilkan 3 dokumen yaitu Pesan Bandung 2015 (Bandung Message), Deklarasi Penguatan Kemitraan Strategis Baru Asia Afrika (NAASP) dan Deklarasi kemerdekaan Palestina.




TRIBUNJATIM.COM - Memperingati Hari Bumi , ada baiknya sebagai manusia mendedikasikan sesuatu untuk planet bumi.

Jika bingung bagaimana caranya, simak beberapa langkah yang mungkin bisa dilakukan di Hari Bumi ini.

Melansir dari Warta Kota (grup TribunJatim.com), berikut beberapa aktifitas yang bisa dilakukan untuk memperingati Hari Bumi.

• Sejarah Hari Bumi Sedunia yang Diperingati Tiap 22 April, Terinspirasi dari Aksi Demo Perang Vietnam

1. Mulai kebiasaan untuk menjaga lingkungan dengan menempel tulisan-tulisan pengingat

Sebagai contoh, Anda bisa menulis 's aya akan buang sampah pada tempatnya'  dan menempelnya di dinding agar selalu ingat untuk melakukannya.

Bisa dimulai dengan memisah apa yang bisa didaur ulang dan yang tidak.

Seperti tidak penting, namun air bocor sangat boros air.

Ingat, hanya 1 persen air di bumi yang dapat diminum dan jangan sia-siakan!




TRIBUNJATIM.COM - Menurut sejarah, Hari Bumi Sedunia pertama kali diperingati pada tahun 1970.

Namun, gagasan Hari Bumi Sedunia sendiri pertama kali muncul pada awal 1960.

Saat itu, sebagian elemen masyarakat di Amerika Serikat menyadari pencemaran lingkungan yang semakin membahayakan bumi.

• Mengintip Rumah Kim Jong Un di Korea Utara yang Kontras dengan Kehidupan Penduduknya, Mewah dan Asri

Melansir dari Wikipedia, Hari Bumi dicangkan oleh senator Amerika Serikat , Gaylord Nelson , yang juga sebagai seorang pengajar lingkungan hidup.

Tanggal 22 April dipilih karena bertepatan pada musim semi di Northern Hemisphere (belahan bumi utara) dan musim gugur di belahan bumi selatan.

Pencanangan Hari Bumi sendiri terinspirasi oleh banyaknya protes dan demonstrasi dari pelajar di Amerika Sertikat terkait kecamuk perang di Vietnam.

• Cerita Menyedihkan di Balik Sejarah Mie Instan yang Mendunia, Sosok Penemu hingga Proses Pembuatan

Ditambah lagi, Gaylord Nelson menyaksikan kasus tumpahan minyak di pesisir Santa Barbara , California , pada tahun 1969.

Kasus tumpahan minyak ini seakan-akan menjadi katalis bagi Gaylord Nelson untuk bertindak setelah sebelumnya osoknya kerap kali menunjukkan kepeduliannya akan lingkungan.

Tercatat sejak tahun 1960-an, Gaylord Nelson menaruh kepedulian dan berkampanye pada isu lingkungan hidup, yang dirasanya lama hilang dari agenda negara.

Gaylord Nelson mereformasi beberapa hal di Wisconsin .




Hari Bumi 2020 jatuh pada 22 April 2020. Di perayaannya yang ke-50 tahun, kondisi bumi jauh lebih baik dari dekade-dekade sebelumnya.

Hal ini ada campur tangan pandemi COVID-19. Ya, masalah dunia ini telah mengambil miliaran orang dari jalanan di seluruh dunia dan memangkas perjalanan internasional. Masyarakat yang harus di rumah saja pun memberi dampak pada alam.

Menurut laporan CNet, salah satu contoh menakjubkan adalah Gunung Himalaya yang dapat dilihat dari India untuk pertama kalinya dalam beberapa dekade. Lalu, ada juga hewan seperti kanguru dan kambil yang lebih bebas hidup di alamnya, pun kehidupan lainnya yang tampak lebih mudah bernapas.

Penurunan emisi nitrogen dioksida yang sangat tinggi di China pun menjadi bukti lain yang luar biasa efek dari COVID-19. Data ini dibenarkan NASA dan Badan Antariksa Eropa, yang mana mereka melihat efek melalui data satelit (di atas). Efek ini bisa menurun karena berkurangnya kendaraan setelah diberlakukannya lockdown di China sepanjang Februari 2020.

Lebih lanjut, Satelit Badan Antariksa Eropa Copernicus Sentinel-5P juga melihat pengurangan polusi udara di Italia setelah lockdown besar-besaran yang dilakukan di negara tersebut.

"Pengurangan emisi yang bisa kita lihat ini sejalan dengan diberlakukannya lockdown di beberapa negara, salah satunya di Italia. Di negara tersebut, lalu lintas menjadi lebih sedikit dan industri pun berkurang drastis," kata Claus Zehner, manajer misi ESA Copernicus Sentinel-5P.

Dampak serupa juga terlihat di langit Los Angeles. Kualitas udara daerah tersebut tiba-tiba jauh lebih 'murni' dibandingkan sebelumnya yang terbilang sangat berpolusi karena kabut asap dari jutaan penumpang setiap harinya. Kita tidak bisa lupa pada kejadian Venesia. Ya, kota ini menjadi sangat 'jernih' setelah pandemi COVID-19 menyerang. Sungai yang mengitari kota ini jadi lebih bersih dan hewan-hewan terpantau hidup bebas di sana.

Menurut beberapa laporan, air di kanal-kanal Venesia sebelumnya itu bau dan kotor. Namun, COVID-19 datang lalu air pun jadi jernih dan banyak ikan hidup bebas di sana, bahkan ada ubur-ubur juga. Angsa pun terpantau bermain bebas di kanal-kanal menikmati ketenangan kota.

Meski begitu, beberapa hewan yang sebelumnya tergantung pada kehadiran manusia, kini turun ke jalanan karena tak lagi mendapat asupan makanan dari manusia. Sebut saja rusa yang tinggal di Taman Nara Jepang. Beberapa waktu lalu, dikabarkan rusa-rusa ini turun ke jalan-jalan kota untuk mencari makanan.

Kondisi ini tak jauh berbeda dengan yang terjadi di Thailand, tepatnya di Lopburi, di mana banyak monyet yang dulunya diberi makan manusia, kini mereka mencari makan sendiri dengan berkerumun di tengah kota. Beberapa ada yang membuat onar dengan saling berkelahi.

Belum sampai di situ, pandemi COVID-19 ini juga ternyata memberi dampak pada jumlah karbon atmosfer. Seperti laporan analisis oleh Lauri Myllyvirta di Pusat Penelitian Energi dan Udara Bersih, pada minggu-minggu setelah akhir Tahun Baru China di awal Februari, lockdown membuat aktivitas warga di sana tak seperti biasanya.

Pengurangan yang terjadi akibat minimnya pembakaran batu bara dan minyak mentah menyebabkan penurunan 25 persen dalam emisi CO2 dari China bila dibandingkan dengan periode yang sama pada 2019.

"Ini berjumlah sekitar 100 metrik ton CO2 atau 6% dari emisi global selama periode yang sama," menurut laporan Myllyvirta.

Fakta-fakta ini tentu akan dicatat sebagai sejarah luar biasa planet ini. Termasuk di dalamnya catatan geologis, lingkungan pohon, dan catatan alam lainnya yang akan bertahan lebih lama baik dari pandemi ini maupun kita semua.




TEHERAN, KOMPAS.com - Tahun ini, bumi merayakan 50 tahun perayaan Hari Bumi . Menurut Mohammad Darvish, seorang anggota dari Dewan Keamanan Nasional untuk lingkungan, hari ini bumi merayakan kondisi terbaiknya dalam setengah abad.

Pernyataan itu merujuk pada dampak wabah virus corona yang mengakibatkan penyebaran penyakit Covid-19 di seluruh dunia.

Dilansir dari Tehran Times , sejak awal 2020, banyak orang mengalami hal tak terduga. Untuk pertama kalinya secara berturut-turut, emisi gas rumah kaca, konsumsi bahan bakar fosil, lalu lintas udara, darat dan laut secara drastis telah menurun.

Keadaan tersebut membuat emisi gas rumah kaca pada Maret 2020 menjadi sama kondisinya dengan 1990-an, yaitu 30 tahun yang lalu.

Menurut Darvish, menurunnya pergerakan manusia di alam dan lingkungan luar ruangan secara signifikan mulai mengurangi jumlah polusi suara dan gempa bumi.

Hal itu rupanya memudahkan para ahli geologi mempelajari kerak luar bumi.

Baca juga: Berkat Anak Muda, Pencetus Hari Bumi Optimis pada Masa Depan Planet

Darvis melanjutkan, bahwa sekitar 3,5 miliar orang di bumi bepergian dengan kereta api, mobil, pesawat, kapal dan alat transportasi lainnya setiap hari.

Gerakan dan kegiatan konstruksi semacam tambang juga memberi dampak tekanan pada kerak luar bumi.

Namun, sejak wabah virus corona merebak, hampir semua operasional tersebut dihentikan. Akibatnya, tidak ada gempa yang disebabkan manusia, dan ahli geologi dapat lebih mudah melakukan riset dan studi mereka.

Darvish juga mencatat beberapa kondisi bumi yang membaik akibat penyebaran wabah virus corona dan dapat dirangkum sebagai berikut:

Komponen paling penting yang menyebabkan lapisan ozon berlubang adalah penggunaan gas chlorofluorocarbon (CFC) yang digunakan di dalam kulkas dan semprotan.

Menurut Darvish, untungnya, gas-gas ini belum digunakan selama bertahun-tahun, itulah sebabnya lapisan ozon telah diperbaiki selama lebih dari satu dekade.

Protokol Montreal untuk Konvensi Wina, yang mengakui tanggung jawab negara-negara untuk memperbaiki lapisan ozon dan telah menjadi salah satu konvensi lingkungan paling sukses, telah menyelamatkan lapisan ozon.

Ada laporan bahwa pergerakan satelit, pesawat terbang, rudal dan kegiatan semacam itu juga dapat mempengaruhi lapisan ozon. Beberapa di antaranya secara alami telah menurun tajam selama dua bulan terakhir.

Baca juga: Hari Bumi, Begini Perubahan Planet Kita dalam 20 Tahun dari Antariksa

Menurut Darvish, menurunnya keberadaan manusia di daerah dan habitat alami sejak pandemi virus corona, membuat kehidupan satwa liar meningkat secara drastis.

Sebelumnya, populasi satwa liar di banyak negara telah menurun dari 29 sampai 40 persen selama dekade terakhir.

Namun, perbaikan dan peningkatan populasi satwa liar mulai tampak sejak pandemi virus corona berlangsung.

Dampak positif dari wabah virus corona lainnya terkait keanekaragaman hayati adalah berkurangnya wisatawan di habitat alami.

Industri pariwisata yang menurun tajam membuat aktivitas seperti berkemah dan berwisata di habitat alami satwa liar berkurang drastis dan mengurangi kebakaran hutan.

Namun, ada dampak buruknya juga. "Di sisi lain, kita menghadapi peningkatan penyelundupan kayu oleh masyarakat lokal karena mendapat penghasilan akhir-akhir ini jauh lebih sulit."

Baca juga: Demonstrasi Besar 22 Juli 1970 Memicu Diperingatinya Hari Bumi...

Mengapa ketidakhadiran manusia menjadi sifat alami?

Wabah virus corona telah membuat bumi 'mampu bernapas lebih dalam'. Itulah mengapa ketidakhadiran manusia justru mmebuat kondisi alam membaik.

Menurut Darvish, bayangkan jika hewan lebah dikeluarkan dari habitat alami. Integritas properti lingkungan bumi, reproduksi banyak spesies dan manusia sendiri akan rusak.

Bayangkan jika beruang cokelat tidak ada, kesuburan tanah akan menurun. Atau jika babi hutan ditiadakan, permeabilitas air akan berkurang dan banjir akan meningkat.

Darvish menegaskan kondisi itu merupakan kebijaksanaan dalam penciptaan semua spesies tumbuhan dan hewan bahkan serangga seperti lebah. Mereka telah berkontribusi pada ketahanan bumi.

Darvish juga mengatakan bahwa mengapa kini manusia yang menganggap dirinya makhluk terbaik dan semestinya bertanggung jawab, telah berbuat sedemikian rupa tak memiliki peran positif kepada alam dan bumi?

"Saya berharap kejadian seperti itu memberikan pelajaran untuk mengubah program pembangunan kami yang mendukung alam dan mencoba memahami hukum alam, alih-alih menghabiskan anggaran untuk perang, senjata yang lebih besar dan lebih mengerikan," kata Darvish.

Dia menyiratkan bahwa penelitian lingkungan dan kesehatan kini lebih penting. Juga perbaikan sistem pendidikan sehingga di dunia pasca wabah virus corona , manusia bisa terlihat lebih bijaksana, lebih berpengetahuan, dan lebih bertanggung jawab.

Baca juga: Hari Bumi, Walhi Pertanyakan Konsep Naturalisasi Sungai hingga soal Sampah di Jakarta







Liputan6.com, Pati - Petani kendeng , Minggu (19/4/2020), ramai-ramai mendatangi lokasi pertambangan batu di Pegunungan Kendeng Utara, Dukuh Batu, Desa Gadudero, Kecamatan Sukolilo, Kabupaten Pati, Jawa Tengah. Mereka ingin merayakan Hari Bumi 22 April lebih awal di tempat itu, sambil mengingatkan bahaya pagebluk virus corona (Covid-19).

Bambang, petani Kendeng dari Jaringan Masyarakat Peduli Pegunungan Kendeng (JM-PPK) yang ikut dalam aksi itu mengatakan, para petani Kendeng tetap kokoh pada komitmen untuk terus menjaga kelestarian lingkungan Pegunungan Kendeng. Dirinya mengatakan, sudah selayaknya semua orang mengingatkan, jika melihat ada pengrusakan alam di sekitarnya.

"Termasuk hari ini, kita mengingatkan para penambang yang merusak lingkungan," katanya.

Para petani kendeng lengkap dengan masker membawa berbagai poster bernada penolakan terhadap tambang, antara lain bertuliskan 'Kembalikan Kerugian Lingkungan Akibat Penambangan', 'Hentikan Pertambangan = Memutus Penyebaran Corona', 'Hentikan Pertambangan Sekarang Juga', 'Sawahku Butuh Banyu Ora Butuh Debu Tambang', 'Hentikan Pertambangan di Pegunungan Kendeng', 'Sawah Ben Ajek Sawah, Gunung Ben Ajek Gunung', dan 'Ibu Bumi Wis Maringi, Ibu Bumi Dilarani, Ibu Bumi Kang Ngadili' .

Suharno, seorang petani kendeng yang lain mengatakan, tujuan mereka mendatangi lokasi tambang itu sebagai bentuk protes, dan meminta aktivitas tambang dihentikan.

"Kalau hujan kebanjiran, kalau kemarau juga kekurangan air. Jadi minta kesadaran. Walaupun itu alasan izin, ataupun kebetulan jika tidak izin, semua ya harus dihentikan," katanya.

"Dasar-dasar Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) cukup jelas. Jika jarak antara pemukiman dan lokasi tambang cukup dekat itu tidak boleh ditambang, harus dihentikan,” imbuh Suharno menandaskan.

Di sisi lain, Gunarti seorang perempuan sedulur Sikep pun mengingatkan bahwa sudah saatnya para penambang dan semua pihak sadar dan berhati-hati akan akibat kerusakan yang telah diperbuat selama ini.

"Iki iso ndadekno tergugahe dulur-dulur sing nambang ning Gadu. Mugo-mugo yo wiwit dino iki ndang podho ngati-ati. (Semoga bisa menjadikan tergugahnya rasa saudara-saudara yang melakukan penambangan di Gadu. Semoga mulai hari ini segera sama-sama berhati-hati),” ucap Gunarti.

Hingga hari ini, belum ada respons dari pihak tambang terhadap aksi yang digelar petani kendeng. Mereka pun akan menggelar aksi hingga Hari Bumi 22 April tiba. 

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini .



Total comment

Author

fw

0   comments

Cancel Reply