Arab-latin: Ushalli sunnatat TarAwA< Berikut bacaan niat sebagai makmum sholat tarawih: OSSUOuUUUUU O3UUUUO(c)U OSSUOaUUO+-UOSSUUUUOU O+-UUUO1UOaUUUUU UUO3UOaUUUO"UUU OSSUUUUO"UUUO(c)U OPSUO-UOSSO!U UUOPSUUUUUUUOSS UUUUU OaUO1UOSSUUU Arab-latin: Ushalli sunnatat TarAwA< Artinya:Aku sholat sunnah Tarawih dua rakaat dengan menghadap kiblat, sebagai makmum karena Allah SWT. Adapun urutan dan tata cara sholat tarawih adalah sebagai berikut: 1. Mengucapkan niat sholat tarawih sesuai dengan posisinya, sebagai imam atau makmum 2. Niat di dalam hati ketika takbiratul ihram 3. Mengucap takbir saat takbiratul ihram 4. Membaca Surat Al-Fatihah dan kemudian membaca salah satu surat dalam Al-Qur'an 5. Rukuk 6. Itidal 7. Sujud pertama 8. Duduk di antara dua sujud 9. Sujud kedua Duduk istirahat atau duduk sejenak sebelum bangkit untuk mengerjakan rakaat kedua 10. Bangkit dari duduk, lalu mengerjakan rakaat kedua dengan gerakan yang sama dengan rakaat pertama (mulai dari membaca Al-Fatihah hingga sujud kedua) 11. Duduk tasyahud akhir dan salam pada rakaat kedua atau rakaat keempat.
(lus/erd)
Jakarta - Sholat tarawih menjadi salah satu ibadah sunah yang dikerjakan umat Islam selama bulan Ramadhan. Di dalam buku Fiqih Islam Wa Adillatuhu karya Prof. Dr. Wahbah Az-Zuhali jilid 2, sholat tarawih termasuk sholat sunah mu'akkadah. Diriwayatkan oleh Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda yang artinya:
"Siapa saja yang menjalankan sholat qiyam pada bulan Ramadhan dengan landasan iman dan mengharapkan pahala, maka Allah akan mengampuni dosa-dosanya." Hadist ini diriwayatkan al-Bukhari dalam Kitab Iman. Derajat haditsnya shahih. Sholat sunah tarawih sunahnya dilakukan secara berjamaah. Sebagaimana diriwayatkan oleh Abu Dzar dalam hadits riwayat Ahmad yang dishahihkan oleh Imam at-Tirmidzi, Rasulullah SAW bersabda: "Siapa saja yang ikut sholat qiyam bersama Imam hingga selesai maka ia akan dicatat dalam kelompok orang yang mendapat pahala qiyam lail." Khalifah Umar bin Khattab dan sejumlah sahabat juga melakukan sholat tarawih secara berjamaah. Jumlah Rakaat Sholat Tarawih Di dalam buku Fiqih Islam Wa Adillatuhu karya Prof. Dr. Wahbah Az-Zuhali jilid 2, sejumlah ulama berbeda pendapat mengenai jumlah rakaat sholat tarawih. Kaum Muhajirin dan Anshar disebut melakukan sholat tarawih 20 rakaat. Pendapat ini kemudian diikuti oleh sejumlah ulama. Ada juga yang berpendapat bahwa sholat tarawih 36 rakaat di luar sholat syafa' dan witir. Pendapat ini mengikuti kebiasaan di masa Khalifah Umar bin Abdul Aziz dan penduduk Madinah di masa itu. Sebagian ulama mengatakan, sholat tarawih tidak lebih dari 13 rakaat. Sebagaimana diriwayatkan oleh Aisyah RA. Sang Ummul Mukminin itu berkata, "Rasulullah SAW tidak pernah menambah sholat qiyam lebih dari 13 baik saat bulan Ramadhan mau pun di bulan-bulan lainnya. Ibnu Abbas dalam hadits yang diriwayatkan Imam al Bukhari mengatakan pernah bersama Rasulullah mengerjakan sholat malam. "Beliau sholat dua rakaat, dua rakaat, dua rakaat, dua rakaat, dua rakaat, dua rakaat dan witir satu rakaat," kata Ibnu Abbas. Ibnu Taimiyah dalam Fataawaa Ibnu Taimiyyah volume 23 halaman 112 mengatakan bahwa semua pendapat mengenai jumlah rakaat sholat tarawih tersebut baik dan bagus. Sementara Imam Ahmad mengatakan bahwa sholat qiyam di bulan Ramadhan tidak ditentukan rakaatnya. " Sebab Rasulullah sendiri tidak menentukannya. Jadi banyak sedikitnya rekaat tergantung lama dan tidaknya sholat," kata Imam Ahmad . Pelaksanaan Sholat Tarawih Rasulullah SAW diriwayatkan oleh Sayyidah Aisyah mengerjakan sholat qiyam Ramadhan selama 3 malam berturut-turut. Sholat tarawih memang lebih afdhol dilaksanakan di masjid secara berjamaah. Namun karena darurat Covid-19 atau virus Corona yang saat ini masih melanda dunia, umat Islam disarankan sholat tarawih di rumah. Kementerian Agama RI (Kemenag) telah mengeluarkan pedoman ibadah di bulan suci Ramadhan selama wabah Corona. Kemenag kembali mengingatkan untuk sholat tarawih dan tadarus di rumah masing-masing demi kemaslahatan. Imbauan ini disampaikan dalam Surat Instruksi PBNU Nomor 3945/C.I.34/03/2020 tentang Protokol NU Peduli Covid-19 dan Surat Instrukti Nomor 3952/C.I.34/03/2020 pada 3 Maret 2020 atau 9 Sya'ban 1441 H. Tata Cara dan Bacaan dalam Sholat Tarawih Tata cara sholat tarawih sama dengan sholat fardhu atau sholat sunah lainnya. Diawali dengan niat, takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam. Imam Ahmad mengatakan, dalam sholat tarawih imam sebaiknya membaca ayat-ayat pendek atau ringan. Tujuannya agar tidak memberatkan jamaah lainnya. Namun ukuran berat ringannya tergantung kebiasaan imam dan makmum di daerah tersebut. Adapun urutannya adalah: 1. Pelafalan niat sholat Tarawih. 2. Niat di dalam hati ketika takbiratul ihram. 3. Mengucap takbir ketika takbiratul ihram sambil niat di dalam hati. 4. Baca ta'awudz dan Surat Al-Fatihah. Setelah itu baca salah satu surat pendek Al-Quran. 5. Rukuk. 6. Itidal. 7. Sujud pertama. 8. Duduk di antara dua sujud. 9. Sujud kedua. 10. Duduk istirahat atau duduk sejenak sebelum bangkit untuk mengerjakan rakaat kedua. 11. Bangkit dari duduk, lalu mengerjakan rakaat kedua dengan gerakan yang sama dengan rakaat pertama. 12. Salam pada rakaat kedua. 13. Istighfar dan dianjurkan membaca doa kamilin setelah selesai sholat Tarawih. Niat sholat tarawih dilafalkan tiap dua rakaat sekali. Namun sunahnya niat dibaca dengan suara rendah. Adapun niat sholat tarawih (https://www.detik.com/tag/tarawih) adalah: Niat sholat tarawih Foto: Istimewa Artinya: "Saya niat sholat sunah tarawih dua rakaat." Atau Artinya: "Saya niat sholat sunah qiyamu Ramadhan dua rakaat." Prof. Dr. Wahbah Az-Zuhali mengatakan, niat dalam ibadah sangat penting. Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda: "Semua amal ibadah itu tergantung niatnya." Sholat Tarawih sendiri dapat dikerjakan secara ringkas dengan membaca surat-surat pendek setelah Surat Al-Fatihah. Tetapi Sholat Tarawih sendiri juga boleh dikerjakan secara lama dengan memilih surat-surat panjang dalam Al-Quran.
tirto.id - Sholat tarawih merupakan salah satu ibadah sunnah yang sangat dianjurkan untuk dilaksanakan di setiap malam bulan Ramadan. Di sebuah hadis, diriwayatkan bahwa Abu Hurairah R.A berkata: "Rasulullah SAW menganjurkan qiyam (sholat) Ramadan kepada mereka (para sahabat), tanpa perintah wajib. Beliau bersabda: Barangsiapa mengerjakan qiyam (sholat) Ramadan karena iman dan mengharap pahala, niscaya diampuni dosanya yang telah lalu," [HR. al-Bukhari dan Muslim]. Pada tahun-tahun sebelumnya, umat muslim umumnya melaksanakan sholat tarawih berjamaah di masjid. Namun, karena pandemi virus corona (Covid-19) hingga kini belum mereda, umat Islam di Indonesia dianjurkan untuk melaksanakan sholat tarawih di rumah. Anjuran untuk mencegah penularan virus corona itu sudah disampaikan oleh Kementerian Agama melalui Surat Edaran Nomor 6 Tahun 2020. Surat edaran Kemenag menganjurkan umat muslim di Indonesia melakukan ibadah bulan Ramadan, termasuk Tarawih, di rumah dengan berjamaah atau sendiri. Surat edaran Kemenag itu sejalan dengan Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Nomor 14 Tahun 2020 tentang Penyelenggaraan Ibadah dalam Situasi Terjadi Wabah COVID-19. Dalam fatwa itu, MUI menyatakan umat muslim yang tinggal di kawasan dengan potensi penularan virus corona tinggi atau sangat tinggi, boleh meninggalkan sholat fardhu lima waktu atau tarawih berjamaah di masjid, untuk kemudian mengerjakannya di rumah. Bahkan, fatwa MUI itu menyatakan, jika kondisi penularan virus corona di suatu kawasan sudah tidak terkendali dan dapat mengancam keselamatan jiwa, umat muslim tidak boleh melaksanakan ibadah yang melibatkan orang banyak. Artinya, meskipun ada anjuran untuk tidak melaksanakan salat di masjid terkait situasi pandemi, tarawih masih bisa dikerjakan di kediaman masing-masing dengan berjamaah bersama keluarga. Untuk menyelenggarakan sholat tarawih berjamaah, perlu adanya seorang imam yang memimpin sholat dan makmum. Terkait niat, terdapat perbedaan antara bacaan sebagai seorang imam dan sebagai makmum dalam salat tarawih. Berikut ini, rincian tata cara sholat tarawih berjamaah. 1. Bacaan niat sebagai imam sholat tarawih Apabila bertindak sebagai imam atau pemimpin salat tarawih, maka bacaan niatnya adalah sebagai berikut: اُصَلِّى سُنَّةَ التَّرَاوِيْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً إِمَامًا ِللهِ تَعَالَى Ushalli sunnatat Tarāwīhi rak‘atayni mustaqbilal qiblati adā’an imāman lillāhi ta‘ālā . Artinya:"Aku menyengaja sembahyang sunnah Tarawih dua rakaat dengan menghadap kiblat, tunai sebagai imam karena Allah SWT." 2. Bacaan niat sebagai makmum sholat tarawih Sementara untuk bacaan niat sebagai makmum dalam sholat tarawih adalah sebagai berikut: اُصَلِّى سُنَّةَ التَّرَاوِيْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً مَأْمُوْمًا لِلهِ تَعَالَى Ushalli sunnatat Tarāwīhi rak‘atayni mustaqbilal qiblati adā’an ma’mūman lillāhi ta‘ālā. Artinya:"Aku menyengaja sembahyang sunnah Tarawih dua rakaat dengan menghadap kiblat, tunai sebagai makmum karena Allah SWT." Dalam bacaan niat sebagai imam atau sebagai makmum, perbedaannya adalah terletak pada kata setelah أَدَاءً (adaan). Ketika sebagai imam, kata berikutnya adalah إِمَامًا ِللهِ تَعَالَى (imaman lillahi ta'ala). Sedangkan bagi makmum, usai kata أَدَاءً (adaan) diikuti kemudian oleh kata مَأْمُوْمًا لِلهِ تَعَالَى (ma'muman lillahi ta'ala). 3. Tata cara sholat tarawih berjamaah di rumah Selama ini memang ada perbedaan pendapat ulama tentang jumlah rakaat sholat tarawih, yaitu 8 rakaat atau 20 rakaat. Dua pendapat tersebut sama-sama memiliki dalil yang kuat. Dalam Tuntunan Ibadah pada bulan Ramadhan di Masa Darurat COVID-19 (2020) oleh Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah (hlm. 43), pendapat bahwa sholat tarawih dikerjakan 8 rakaat merujuk pada riwayat Aisyah bahwa Nabi SAW: "tidak pernah melakukan salat sunah di bulan Ramadan dan bulan lainnya lebih dari sebelas rakaat. Beliau salat empat rakaat dan jangan engkau tanya bagaimana bagus dan indahnya. Kemudian beliau salat lagi empat rakaat, dan jangan engkau tanya bagaimana indah dan panjangnya. Kemudian beliau salat tiga rakaat.” (H.R. Bukhari dan Muslim). Maksud sholat empat rakaat sebanyak dua kali dalam hadis di atas adalah sholat tarawih. Adapun tiga rakaat setelahnya adalah sholat witir. Sementara dalam Buku Saku Ramadan karya Ma’ruf Khozin, dalil salat tarawih 20 rakaat merujuk pada riwayat 4 tabiin, yaitu Said bin Yazid, Yazid bin Rauman, Yahya bin Said al-Qathan, dan Abdul Aziz bin Rafi’. Adapun riwayat Yazid bin Rauman berbunyi, “Umat Islam di masa (Khalifah) Umar bin Khattab RA beribadah di malam bulan Ramadan dengan 23 rakaat." Maksud dari 23 rakaat dalam riwayat di atas adalah 20 rakaat untuk sholat tarawih dan tiga rakaat salat witir. Biasanya, tarawih 20 rakaat dikerjakan dengan melakukan sholat 2 rakaat sebanyak 10 kali. Kemudian, sholat witir dilaksanakan dua kali, masing-masing 2 rakaat dan 1 rakaat. Umat muslim yang melaksanakan sholat tarawih berjamaah di rumah dipersilakan untuk mengikuti dua pendapat mengenai jumlah rakaat sholat tarawih di atas, sesuai dengan keyakinannya. Urutan tata cara sholat tarawih berjamaah adalah sebagai berikut:
Mengucapkan niat sholat tarawih sesuai dengan posisinya, sebagai imam atau makmum
Membaca Surat Al-Fatihah dan kemudian membaca salah satu surat dalam Al-Qur'an
Duduk istirahat atau duduk sejenak sebelum bangkit untuk mengerjakan rakaat kedua
Bangkit dari duduk, lalu mengerjakan rakaat kedua dengan gerakan yang sama dengan rakaat pertama (mulai dari membaca Al-Fatihah hingga sujud kedua)
Duduk tasyahud akhir dan salam pada rakaat kedua/rakaat keempat.
tirto.id - Sholat witir adalah ibadah sunnah yang dianjurkan untuk dilaksanakan usai mengerjakan sholat-sholat sunnah lainnya pada malam hari. Jadi, sholat witir menjadi penutup dari ibadah qiyamul lail, seperti sholat tahajud, sholat hajat dan lainnya, serta sholat tarawih pada malam bulan Ramadhan. Berbeda dengan sholat sunnah lainnya, Rasulullah SAW mengajarkan sholat witir dilakukan dengan jumlah rakaat yang ganjil, yakni boleh satu rakaat saja, tiga rakaat, lima rakaat, hingga maksimal 11 rakaat. Anjuran untuk melaksanakan sholat witir bisa ditemukan di sejumlah hadis. Nabi Muhammad saw pernah bersabda: "(Sholat) Witir itu adalah hak setiap muslim, siapa yang lebih suka witir lima rakaat, maka kerjakanlah, dan barang siapa yang lebih suka witir satu rakaat, maka kerjakanlah," (Hadis shahih, riwayat abu Daud: 1212 dan al-Nasa'i: 1693). Dalam hadis lainnya, diriwayatkan bahwa Aisyah RA berkata: "Rasulullah SAW sholat 11 rakaat di antara sholat isya sampai terbit fajar. Beliau salam setiap dua rakaat dan mengerjakan sholat witir dengan satu rakaat," (Hadis Shahih, riwayat Muslim: 1216). Waktu pengerjaan sholat witir adalah setelah mengerjakan sholat sunnah lainnya, dan boleh pada permulaan malam (sehabis isya), pertengahan malam, atau menjelang waktu subuh. Hal ini sesuai dengan hadis yang meriwayatkan bahwa Aisyah RA pernah mengatakan: "Dari setiap malam, Nabi Muhammad SAW pernah mengerjakan sholat witir pada permulaan malam, tengah malam, akhiran malam, dan berakhir pada waktu subuh," (Hadits shahih, riwayat Bukhari:941 dan Muslim: 1230).
Sebenarnya, witir bukan termasuk sholat sunnah yang dianjurkan dilaksanakan secara berjamaah. Namun, para ulama Mazhab Syafii dan Hanbali, serta sebagian ulama Mazhab Maliki berpendapat, khusus pada bulan Ramadhan, sholat witir sunnah dilakukan secara berjamaah. Jadi, sholat witir dianjurkan dikerjakan secara berjamaah setelah tarawih. Meskipun begitu, anjuran itu tidak berlaku bagi mereka yang berencana melakukan sholat tahajud setelah terbangun dari tidur di tengah malam. Mereka yang meyakini bisa bangun dari tidur pada tengah malam untuk melaksanakan sholat tahajud dan sholat sunnah lain pada bulan Ramadhan, dianjurkan melakukan sholat witir sendiri saat akhir malam. Salah satu dasar pendapat tersebut ialah hadis yang diriwayatkan Imam Muslim, bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda: "Barang siapa di antara kalian yang khawatir tidak bisa bangun di akhir malam, hendaklah ia witir dan baru kemudian tidur. Dan siapa yang yakin akan terbangun di akhir malam, hendaklah ia witir di akhir malam, karena bacaan di akhir malam dihadiri (para Malaikat) dan hal itu adalah lebih utama," ( Hadis Shahih Muslim Nomor 1256). Di Indonesia, banyak warga muslim terbiasa melaksanakan sholat tarawih dan witir berjamaah di masjid, pada bulan Ramadhan. Sementara mereka yang berniat akan melakukan sholat tahajud pada tengah malam, hanya mengikuti jamaah tarawih, atau bisa pula tetap berjamaah sholat witir dengan niat sholat sunnah muthlaq. Namun, pada Ramadhan tahun ini, Kementerian Agama (Kemenag) menganjurkan umat muslim di Indonesia melakukan ibadah di rumah, termasuk untuk sholat tarawih dan witir. Anjuran di Surat Edaran Menteri Agama Nomor 6 Tahun 2020 tersebut diterbitkan guna mencegah penyebaran virus corona (Covid-19). Anjuran ini sejalan dengan Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Nomor 14 Tahun 2020. Fatwa MUI memperbolehkan umat mulim yang berada di kawasan dengan potensi tinggi penularan Covid-19, untuk meninggalkan ibadah jamaah di masjid dan melakukannya di rumah. Ibadah itu termasuk sholat jumat (diganti zuhur di rumah), sholat fardhu ataupun tarawih berjamaah di masjid. Bahkan, berdasarkan Fatwa MUI, jika kondisi penularan virus corona di suatu kawasan sudah tidak terkendali lagi dan mengancam keselamatan jiwa, umat muslim tidak boleh melaksanakan ibadah yang melibatkan banyak orang, termasuk sholat jamaah di masjid. Oleh karena itu, umat muslim di Indonesia dapat melaksanakan sholat tarawih dan witir selama bulan Ramadhan 2020 di rumah. Ibadah ini bisa dilakukan di rumah dengan berjamaah bersama keluarga inti atau sendirian.
Sholat witir bisa dikerjakan satu rakaat dan maksimal 11 rakaat. Setiap bulan Ramadhan, banyak umat muslim mengerjakan sholat witir dengan tiga rakaat, terutama yang berjamaah di masjid. Namun, ada dua cara dalam melaksanakan sholat witir tiga rakaat. Cara pertama: sholat witir tiga rakaat dikerjakan dengan dua kali salam. Pada cara pertama ini sholat witir dikerjakan dengan 2 rakaat kemudian salam. Lalu, dilanjutkan dengan sholat satu rakaat yang diakhiri dengan salam. Cara kedua: sholat witir dikerjakan 3 rakaat tersambung sekaligus dengan satu salam. Pada cara kedua, sholat witir dilakukan tiga rakaat tanpa tasyahud awal, dan diakhiri dengan salam. Meskipun ada perbedaan pendapat ulama mengenai anjuran cara sholat witir tiga rakaat, keduanya didasari dalil-dalil kuat. Para ulama Mazhab Syafii juga memperbolehkan cara sholat witir pertama maupun kedua. Namun, ada sebagian ulama Mazhab Syafii yang lebih menganjurkan cara pertama. Berikut bacaan niat sholat witir yang dilakukan sendirian, tata cara mengerjakannya dan doa yang dianjurkan untuk dibaca setelah mengerjakan ibadah ini. 1. Niat Salat Witir Sendiri Satu Rakaat أصلى سنة من الوتر ركعة لله تعالى Ushallii sunnatam minal witri rak'atal lillaahhi ta'aalaa. Artinya: "Aku niat shalat sunnat witir satu rakaat karena Allah ta'ala." 2. Niat Salat Witir Sendiri Dua Rakaat أصلى سنة من الوتر ركعتين لله تعالى Ushallii sunnatam minal witri rak'ataini lillaahhi ta'aalaa. Artinya: "Aku niat shalat sunnah witir 2 rakaat karena Allah ta'ala." 3. Niat Salat Witir Sendiri Tiga Rakaat Sekaligus اُصَلِّى سُنَّةَ الْوِتْرِ ثَلَاثَ رَكْعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً لِلهِ تَعَالَى Ushalli sunnatal witri tsalâtsa raka‘âtin mustaqbilal qiblati adâ’an lillâhi ta‘âlâ Artinya: "Aku menyengaja sembahyang sunnah shalat witir tiga rakaat dengan menghadap kiblat, karena Allah Ta’ala." 4. Tata Cara Salat Witir 3 Rakaat yang Dilakukan Sendirian Pertama, urutan tata cara sholat witir 3 rakaat dengan 2 salam adalah sebagai berikut:
Mengucapkan bacaan niat salat witir sendiri untuk 2 rakaat
Mengucapkan takbir ketika takbiratul ihram sambil membaca niat di dalam hati
Baca Surat Al-Fatihah dan setelah itu membaca salah satu surat dalam alquran
Baca surat Surat Al-Fatihah dan membaca salah satu surat dalam alquran
Kemudian, kembali sholat satu rakaat (dengan membaca niat sholat witir satu rakaat, serta melakukan urutan yang sama seperti di rakaat pertama, diakhiri tasyahud akhir dan salam).
Kedua, urutan tata cara sholat witir 3 rakaat dengan 1 salam adalah sebagai berikut:
Mengucapkan bacaan niat salat witir sendiri untuk 3 rakaat
Mengucapkan takbir ketika takbiratul ihram sambil membaca niat di dalam hati
Baca Surat Al-Fatihah dan setelah itu membaca salah satu surat dalam alquran
Baca surat Surat Al-Fatihah dan kemudian membaca salah satu surat dalam alquran
Baca surat Surat Al-Fatihah dan kemudian membaca salah satu surat dalam alquran
5. Bacaan Doa Setelah Sholat Witir Setelah mengerjakan salat witir disunnahkan membaca doa berikut ini dengan diulang sebanyak tiga kali. سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْقُدُّوْسُ Subhaanal malikil qudduus Artinya:"Maha Suci Allah Yang Maha Merajai dan Yang Maha Bersih." Kemudian, dilanjutkan dengan kalimat رَبُّ الْمَلآئِكَةِ وَالرُّوْحِ ( robbul-malaa-‘ikati warruuh ) yang memiliki makna "Yang Menguasai para Malaikat dan Ruh/Jibril."
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Kurang dari sepekan lagi, umat Islam di seluruh dunia akan memasuki bulan Ramadan 2020 Masehi atau 1441 Hijriyah.
Umat Islam akan menjalankan kewajiban ibadah puasa di bulan suci penuh rahmat dan kasih sayang Allah SWT.
Namun, suasana puasa Ramadan 2020 berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya.
Pemerintah memutuskan agar masyarakat mengalihkan pelaksanaan shalat tarawih pada 1441 H dari masjid ke rumah untuk pencegahan Covid-19 yang tengah melanda Indonesia dan banyak negara di dunia pada tahun 2020 M ini.
Pelaksanaan shalat tarawih di rumah merupakan manifestasi kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang dikeluarkan oleh sebagian pemerintah daerah di Indonesia.
Dikutip dari laman NU Online , tidak ada perbedaan pada tata cara shalat tarawih di masjid dan di rumah.
Masyarakat dapat melakukan shalat tarawih di rumah secara berjamaah dengan sedikit orang (ini dianjurkan) atau sendiri (infirad) sebagaimana shalat tarawih di masjid.
Adapun berikut ini adalah lafal niat shalat tarawih secara berjamaah.
• RAMADAN 2020/1441 H, Inilah JADWAL Lengkap Imsakiyah Bulan Puasa untuk Seluruh Wilayah Indonesia
اُصَلِّى سُنَّةَ التَّرَاوِيْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً إِمَامًا ِللهِ تَعَالَى
Ibadah pada bulan Ramadhan adalah ladang untung mendulang pahala, bagi siapapun yang ingin memperbanyak pahala, maka inilah saatnya. Namun jika biasanya kita melaksanakan ibadah di masjid, shalat tarawih di masjid, pada saat seperti ini kita tidak bisa melakukannya. Yang bisa kita lakukan adalah ibadah Ramadhan di rumah, shalat tarawih di rumah dan shalat witir di rumah.
Shalat tarawih hukumnya sunah dan dianjurkan untuk dilaksanakan secara berjamaah. Namun demikian, boleh juga dilaksanakan sendirian di rumah tanpa berjamaah dan lebih baik jika dilakukan secara berjamaah walaupun di rumah. Nah, berikut ini tata cara dan panduan mudah melakukan shalat tarawih di rumah.
Cara mengerjakan shalat tarawih di rumah sama dengan mengerjakan shalat yang lain, yaitu dimulai dengan niat dan diakhiri dengan salam. Shalat tarawih berjumlah 20 rakaat dan dikerjakan masing-masing dua rakaat dengan satu salam. Jadi apabila kita mengerjakan shalat tarawih 20 rakaat maka terdapat 10 salam di dalamnya, baik dilakukan secara berjamaah maupun sendirian.
Shalat tarawih dimulai dengan niat kemudian takbiratul ihram. Berikut niat shalat tarawih:
اُصَلِّيْ سُنَّةَ اْلتَّرَاوِيْحِ رَكْعَتَيْنِ مَأْمُوْمًا| اِمَامًا لله تعالى
Ushalli sunnatat tarawihi rok’ataini mau’muman/imaman lillahi ta’ala
“Aku niat shalat tarawih dua rakaat dengan menjadi makmum/imam karena Allah Ta’ala.”
Pada rakaat pertama membaca surah al-Fatihah, setelah itu membaca surat-surat pendek dimulai dari surah at-Takatsur sampai al-Lahab. Bacaan surat pendek ini dibaca secara bergantian dan berurutan atau tidak berurutan setiap rakaat pertama.
Kemudian pada rakaat kedua membaca surah al-Fatihah, dan membaca surah al-Ikhlas dari malam pertama sampai lima belas, dan mulai malam lima belas sampai akhir membaca surah al-Qadar.
Adapun doa shalat tarawih yang bisa dibaca setelah selesai rakaat keduapuluh atau delapan adalah doa berikut, doa ini bisa juga disebut doa kamilin.
اَللَّهُمَّ اجْعَلْناَ بِالْإِيْمَانِ كَامِلِيْنْ، وَلِلْفَرَآئِضِ مُؤَدِّيْنَ، وَلِلصَّلَاةِ حَافِظِيْنَ، وَلِلزَّكاَةِفَاعِلِيْنَ، وَلِمَاعِنْدَكَ طَالِبِيْنَ، وَلِعَفْوِكَ رَاجِيْنَ، وَبِالْهُدَى مُتَمَسِّكِيْنَ، وَعَنِ اللَّغْوِ مُعْرِضِيْنَ، وَفِى الدُّنْيَا زَاهِدِيْنَ، وَفِى الْأَخِرَةِ رَاغِبِيْنَ، وَبِالْقَضَآءِ رَاضِيْنَ، وَلِلنَّعْمَآءِ شَاكِرِيْنَ،
وَعَلَى الْبَلَآءِ صَابِرِيْنَ، وَتَحْتَ لِوَآءِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ سَآئِرِيْنَ، وَاِلَى الْحَوْضِ وَارِدِيْنَ، وَاِلَى الْجَنَّةِ دَاخِلِيْنَ، وَمِنَ النَّارِ نَاجِيْنَ، وَعَلَى سَرِيْرِ الْكَرَامَةِ قَاعِدِيْنَ،
وَمِنْ حُوْرٍ عِيْنٍ مُتَزَوِّجِيْنَ، وَمِنْ سُنْدُسٍ وَاِسْتَبْرَقٍ وَدِيْبَاجٍ مُتَلَبِّسِيْنَ، وَمِنْ طَعَامِ الْجَنَّةِ آَكِلِيْنَ، وَمِنْ لَبَنٍ وَعَسَلٍ مُصَفَّى شَارِبِيْنَ، بِأَكْوَابٍ وَاَبَارِيْقَ وَكَأْسٍ مَنْ مَعِيْنٍ، مَعَ الَّذِيْنَ اَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّيْنَ وَالصِّدِّيْقِيْنَ وَالشُّهَدَآءِ وَالصَّالِحِيْنَ،
وَحَسُنَ أُوْلَئِكَ رَفِيْقًا، ذَلِكَ الْفَضْلُ مِنَ اللهِ وَكَفَى بِاللهِ عَلِيْمًا. اَللَّهُمَّ اجْعَلْنَا فِى هَذَا الشَّهْرِ الشَّرِيْفَةِ الْمُبَارَكَةِ مِنَ السُّعَدَآءِ الْمَقْبُوْلِيْنَ، وَلاَ تَجْعَلْنَا مِنَ اْلأَشْقِيَآءِ الْمَرْدُوْدِيْنَ. وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَأَلِهِ وَصَحْبِهِ اَجْمَعِيْنَ، بِرَحْمَتِكَ يَآاَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
Allahummaj’alna bilimani kamilin, wa lil Faraidi Muaddin, walis shalati hafidzin, wa lizzakati fa’ilin, wa lima indaka thalibin, wa li afwika rajiin, wa bil huda mutamassikin, wa ‘anil laghwi mu’ridhi, wa fid dunya zahidin, wa fil akhirati raghibin, wabil qadhai radhiin, wa lin na’mai syakirin,
wa ‘alal bala’ shabirin, wa tahta liwai sayyidina muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam yaumal qiyamati sa’irin, wa ilal haudi waridin, wa ilal jannati dahilin, wa minan nari naajiin, wa ‘ala sariril karamati qa’idin,
wa min khurin ‘inin mutazawwijin, wa min sundusin wa istabraqin, wa dibaajin mutalabbisin, wa min tha’amil jannati akilin, wa min labanin wa’asalin mushaffaini syaribin, bi akwabin wa abariqa wa ka’sin min ma’in, ma’al ladzina an’amta alaihim minan nabiyyina was shiddiqiina was syuhada’i was sholihin, wa hasuna ula’ika rafiqaa, dzalikal fadhlu minallahi. Wa kafa billahi ‘alima.
Allahummaj’alna fi hadzas syahri syarifatil mubarakati minas su’ada’il maqbulin. Wa laa taj’alna minal azkiya’il marduudin. Wa shallallahu ‘ala sayyidina Muhammadin, wa ‘aalihi wa sahbihi ajma’in. birahmatika ya arhamar rahimin.
“Ya Allah, jadikanlah kami orang-orang yang sempurna imannya, yang melaksanakan kewajiban- kewajiban terhadap-Mu, yang memelihara shalat, yang mengeluarkan zakat, yang mencari apa yang ada di sisi-Mu, yang mengharapkan ampunan-Mu, yang berpegang pada petunjuk, yang berpaling dari kebatilan, yang zuhud di dunia, yang menyenangi akhirat, yang ridha dengan ketentuan, yang bersyukur atas nikmat yang diberikan, yang sabar atas segala musibah, yang berada di bawah panji-panji junjungan kami, Nabi Muhammad, pada hari kiamat, sampai kepada telaga (yakni telaga Nabi Muhammad) yang masuk ke dalam surga, yang duduk di atas dipan kemuliaan, yang menikah dengan para bidadari, yang mengenakan berbagai sutra, yang makan makanan surga, yang minum susu dan madu yang murni dengan gelas, cangkir, dan cawan bersama orang-orang yang Engkau beri nikmat dari para nabi, shiddiqin, syuhada dan orang-orang shalih. Mereka itulah teman yang terbaik. Itulah keutamaan (anugerah) dari Allah, dan Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam. Amin.”
Berikut ini tata cara mudah dan panduan singkat shalat tarawih di rumah:
Membaca niat dibarengi takbiratul ihram
Membaca Alfatihah rakaat pertama dan rakaat kedua.
Membaca surat pendek setelah al-fatihah, mulai at-takatsur sampai al-lahab (setiap rakaat pertama)
Membaca surat al-ikhlas di rakaat kedua. Begitu seterusnya sampai rakaat terakhir.
Setiap dua rakaat mengucapkan salam
Membaca Doa setelah tarawih atau doa kamilin setelah rakaat akhir
(AN)
Wallahu a’lam.
TRIBUNNEWS.COM - Berikut bacaan niat dalam melaksanakan salat Tarawih sendiri di rumah sesuai imbauan dari Kementerian Agama (Kemenag) .
Kemenag mengeluarkan surat edaran terkait panduan untuk beribadah selama bulan Ramadan bagi umat muslim.
Hal tersebut diketahui melalui Surat Edaran nomor SE. 6 Tahun 2020 yang dibagikan di laman milik Kemenag, kemenag.go.id .
Baca: Cara Salat Tarawih Sendiri di Rumah Sesuai Imbauan Kemenag saat Pandemi Corona
Kemenag merasa perlu memberikan panduan terkait pelaksanaan ibadah di tengah pandemi corona atau Covid-19.
Panduan itu telah didasarkan pada aspek ibadah maupun aspek kesehatan.
Tujuan dibuat edaran adalah untuk memberikan panduan sesuai syariat.
Kementerian Agama mengeluarkan surat edaran terkait panduan untuk beribadah selama bulan Ramadan bagi umat muslim. (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)
Di samping itu, juga dilakukan minimalisir risiko penularan corona di masyarakat.
Sehingga masyarakat masih bisa menjalankan kewajibannya sebagai umat muslim.
Surat edaran berlaku di seluruh rangkaian ibadah yang terkait Ramadan maupun Idul Fitri.
Karena biasanya, kedua momen dilakukan dalam kumpulan orang banyak.