Contact Form

 

Google Doodle Rayakan Hari Bumi 2020 dengan Lebah Interaktif


Jakarta (ANTARA) - Hari Bumi ke-50 yang jatuh pada Rabu, 22 April 2020 akan dirayakan secara besar-besaran melibatkan pemimpin dunia, musisi, aktor, hingga aktivis yang bergabung secara digital di tengah pandemi COVID-29.“Kita menemukan diri kita sendiri hari ini di dunia yang menghadapi ancaman global membutuhkan respons kompak global. Untuk Hari Bumi 2020, kami akan membangun sebuah generasi baru aktivis-aktivis lingkungan, melibatkan jutaan masyarakat seluruh dunia,” kata Earth Day Network President Kathleen Rogers dalam situs resmi earthday.org diakses dari Jakarta, Selasa.Perayaan Hari Bumi ke-50 secara digital selama 24 jam nonstop akan diisi oleh pesan-pesan, pertunjukkan dan ajakan kuat untuk beraksi mengatasi perubahan iklim di situs resmi Earth Day Network dan media sosial Twitter.Semakin mendekati puncak perayaan Hari Bumi 2020, panitia merasa kualahan menerima antusiasme berbagai komunitas global untuk dapat mencurahkan pesan dan menunjukkan komitmen mereka terhadap Planet Bumi.“Terlepas dari keberhasilan luar biasa dan puluhan tahun kemajuan lingkungan, kita mendapati diri kita menghadapi tantangan lingkungan global yang bahkan lebih mengerikan, hampir eksistensial, dari hilangnya keanekaragaman hayati hingga perubahan iklim hingga polusi plastik, yang membutuhkan aksi di semua tingkat pemerintahan,” Kata Denis Hayes, penyelenggara Hari Bumi pertama pada tahun 1970 dan Ketua Dewan Jaringan Hari Bumi Emeritus.Hari Bumi pertama di peringati pada 22 April 1970 dengan memobilisasi jutaan warga Amerika Serikat (AS) untuk melindungi Planet Bumi. Saat itu sekitar 20 juta orang Amerika atau sekitar 10 persen dari populasi AS turun ke jalan, pihak kampus dan ratusan kota ikut memprotes pengabaian lingkungan dan menuntut langkah maju baru bagi Planet Bumi.Perayaan Hari Bumi saat itu menjadi tonggak berlakunya undang-undang lingkungan hidup di Amerika Serikat, termasuk udara bersih, air bersih dan penyelamatan keanekaragaman hayati terancam punah. Banyak negara segera mengadopsi undang-undang serupa.PBB juga memilih Hari Bumi, 22 April 2016, sebagai hari penandatanganan Kesepakatan Paris atau Paris Agreement guna mengatasi pemanasan global yang menyebabkan perubahan iklim.Sekitar 50 anak muda dari 16 negara di Asia Selatan dan Asia Tenggara, yakni Afghanistan, Bangladesh, Bhutan, Kamboja, India, Indonesia, Laos, Malaysia, Maldives, Myanmar, Nepal, Pakistan, Filipina, Thailand, Timor-Leste and Vietnam, akan menunjukkan apa yang telah mereka lakukan untuk lingkungan.Termasuk di antaranya melindungi keanekaragaman hayati, menaikkan tutupan hijau, membantu manajemen sampah, bergerak untuk zero waste, melindungi Sumber Daya Alam yang berharga dan mendidik mereka yang kurang beruntung.

Pewarta: Virna P Setyorini

Editor: Budi Suyanto

COPYRIGHT © ANTARA 2020


JAKARTA - Bermacam peristiwa penting dan bersejarah terjadi pada 22 April. Agar mengingatnya kembali, Okezone pun coba merangkum peristiwa-peristiwa itu, sebagaimana dikutip dari laman Wikipedia:

Perjanjian Saragosa ditandatangani pada 22 April 1529, adalah perjanjian antara Spanyol dan Portugis yang menentukan bahwa belahan bumi bagian timur dibagi di antara kedua kerajaan tersebut dengan batas garis bujur yang melalui 297,5 marine leagues atau 17° sebelah timur Kepulauan Maluku.

Perjanjian ini adalah kelanjutan dari Perjanjian Tordesillas yang membagi belahan bumi barat di antara Spanyol dan Portugal dan diprakarsai oleh Paus, yang melihat persaingan perebutan koloni yang dilakukan oleh Portugis dan Spanyol.

Dalam perjanjian ini dicapai hasil yang lebih rinci dari dua belah pihak. Spanyol harus meninggalkan Maluku dan memusatkan kegiatan di Filipina; Portugis tetap melakukan aktivitas perdagangan di Maluku.

Immanuel Kant lahir di Königsberg, Kerajaan Prusia, pada tanggal 22 April 1724, Kota itu sekarang bernama Kaliningrad di Rusia.

Dia berasal dari keluarga pengrajin yang sederhana. Kant kemudian menjadi guru besar untuk logika dan metafisika di Universitas Königsberg. Dia secara rutin menyajikan kuliah tentang geografi fisik.

Hal ini dilakukannya sepanjang tahun sampai 1796. Dalam pengantar kuliahnya, dia selalu menegaskan tempat geografi dalam dunia ilmiah. Dia memberikan landasan falsafi bagi geografi sebagai pengetahuan ilmiah. Minat Kant dalam geografi fisik tidak dirangsang oleh pengalamannya menghadapi alam di berbagai belahan dunia, tetapi muncul dari penyelidikan filsofis atas pengetahuan empiris.

Bagi Kant, geografi adalah ilmu empiris yang ingin menunjukkan alam sebagai suatu sistem. Geografi, menurut dia, merupakan ilmu tentang fenomena fisik dan budaya yang tersusun dalam ruang bumi.

Hari Bumi adalah hari pengamatan tentang bumi yang dicanangkan setiap tahun pada 22 April dan diperingati secara internasional mulai 1970. Hari Bumi dirancang untuk meningkatkan kesadaran dan apresiasi terhadap planet yang ditinggali ini.

Dicanangkan oleh Senator Amerika Serikat Gaylord Nelson yang juga seorang pengajar lingkungan hidup pada 1970. Tanggal ini bertepatan dengan musim semi di Northern Hemisphere (belahan bumi utara) dan musim gugur di belahan bumi selatan.

Ricardo Izecson dos Santos Leite alias Kaká atau Ricardo Kakà lahir di Gama, FD, Brasil, 22 April 1982. Ia adalah bintang sepakbola asal Brasil. Kaká memulai karier sepak bolanya di São Paulo FC.

Pada 2003, ia bergabung dengan AC Milan dengan biaya sebesar € 8,5 juta. Di Milan, ia sangat gemilang dan berhasil memenangkan Ballon d'Or dan FIFA World Player of the Year pada 2007. Dia kemudian hijrah ke Spanyol bergabung dengan Real Madrid. Kaka kemudian pindah ke Orlando City dan pensiun pada Oktober 2017.

Konferensi Tingkat Tinggi Asia-Afrika berlangsung 19-24 April 2015 di Jakarta dan Bandung. Pembukaannya dilakukan oleh Presiden Jokowi di JCC Senayan, Jakarta, pada 22 April 2015. Kemudian, pada 24 April, diselenggarakan puncak peringatan HUT Ke-60 Konferensi Asia Afrika di Gedung Merdeka, Bandung.

KTT Asia-Afrika 2015 dihadiri 89 kepala negara dan pemerintahan dari 109 negara di kawasan Asia dan Afrika, 17 negara pengamat dan 20 organisasi internasional, serta 1.426 perwakilan media domestik dan asing. Menghasilkan 3 dokumen yaitu Pesan Bandung 2015 (Bandung Message), Deklarasi Penguatan Kemitraan Strategis Baru Asia Afrika (NAASP) dan Deklarasi kemerdekaan Palestina.




Bisnis.com , JAKARTA - Google Rayakan Hari Bumi atau earth day 2020 dengan membentuk doodle lebah interaktif. Dalam laman perusahaan disebutkan, Google Doodle Earth Day 2020 merupakan hasil kolaborasi dengan The Honeybee Conservancy. Pengguna internet dapat memandu lebah Google Doodle untuk menyerbuki bunga sambil mempelajari berbagai ragam kekayaan hayati bumi dan peran lebah untuk memeliharanya. Guillermo Fernandez, Pendiri dan Direktur Eksekutif The Honeybee Conservancy menyebutkan latar belakang dirinya yang hidup di daerah miskin kota dan sulit mendapat makanan segar menjadi alasan paling kuat mengingatkan semua orang untuk menjaga lingkungan. “Mencari buah atau sayuran segar hampir mustahil: supermarket terdekat kebanyakan menyediakan makanan olahan, dan restoran lokal kami adalah jaringan makanan cepat saji. Tidak ada pohon atau taman yang terlihat; satu-satunya taman penuh beton,” katanya seperti di lansir dalam laman Google Doodle, Rabu (22/4/2020). Dia menilai tindakan yang tidak bersahabat dengan alam memakan korban yang besar di tengah masyarakat. Mulai dari masalah kesehatan yang merajalela seperti obesitas, diabetes, dan asma hingga gizi buruk dan lingkungan yang rusak. Menurutnya, untuk mendukung penyelamatan bumi maka lebah memainkan kunci karena lebah menyerbuki 1 dari 3 gigitan makanan yang kita makan. Keberadan lebah juga menunjukan bahwa lingkungan sekitar dalam kondisi aman. “Ada 20.000 spesies lebah di seluruh dunia yang melakukan pekerjaan penting ini. Di Amerika Utara, ribuan jenis spesies lebah asli Amerika terancam punah. Pada skala yang lebih besar, kelangsungan hidup dunia tergantung pada mereka,” katanya. The Honeybee Conservancy, katanya, juga menggerakan untuk memberdayakan masyarakat yang kurang terlayani dan membangun ruang hijau. “Program unggulan kami, Sponsor-a-Hive memberikan sarang lebah dan rumah lebah asli ke organisasi mulai dari kebun hingga sekolah. Dengan mengurangi hambatan keuangan dan pendidikan. Menjaga sarang lebah madu adalah investasi mahal yang membutuhkan pelatihan. Ini pada gilirannya menghasilkan makanan, memperbaiki lingkungan, dan menyatukan orang [dalam tim untuk memelihara lingkungan asri],” katanya. Guillermo menyebutkan proyek Google Doodle spesial Hari Bumi 2020 ini pesan utama yang disampaikan adalah mengingatkan manusia tentang bagaimana tindakan kecil yang dilakukan oleh individu akan menghasilkan dampak besar jika dilakukan bersama-sama. “Donasikan waktu atau dana kepada kelompok lingkungan setempat. Lebah adalah bagian dari ekosistem yang kompleks, dan kontribusi kepada organisasi yang mendukung upaya konservasi apa pun akan membantu memperkuat lingkungan,” katanya. Bisnis Indonesia bersama 3 media menggalang dana untuk membantu tenaga medis dan warga terdampak virus corona yang disalurkan melalui Yayasan Lumbung Pangan Indonesia (Rekening BNI: 200-5202-055). Ayo, ikut membantu donasi sekarang! Klik Di Sini untuk info lebih lengkapnya.




Hari Bumi 2020 jatuh pada 22 April 2020. Di perayaannya yang ke-50 tahun, kondisi bumi jauh lebih baik dari dekade-dekade sebelumnya.

Hal ini ada campur tangan pandemi COVID-19. Ya, masalah dunia ini telah mengambil miliaran orang dari jalanan di seluruh dunia dan memangkas perjalanan internasional. Masyarakat yang harus di rumah saja pun memberi dampak pada alam.

Menurut laporan CNet, salah satu contoh menakjubkan adalah Gunung Himalaya yang dapat dilihat dari India untuk pertama kalinya dalam beberapa dekade. Lalu, ada juga hewan seperti kanguru dan kambil yang lebih bebas hidup di alamnya, pun kehidupan lainnya yang tampak lebih mudah bernapas.

Penurunan emisi nitrogen dioksida yang sangat tinggi di China pun menjadi bukti lain yang luar biasa efek dari COVID-19. Data ini dibenarkan NASA dan Badan Antariksa Eropa, yang mana mereka melihat efek melalui data satelit (di atas). Efek ini bisa menurun karena berkurangnya kendaraan setelah diberlakukannya lockdown di China sepanjang Februari 2020.

Lebih lanjut, Satelit Badan Antariksa Eropa Copernicus Sentinel-5P juga melihat pengurangan polusi udara di Italia setelah lockdown besar-besaran yang dilakukan di negara tersebut.

"Pengurangan emisi yang bisa kita lihat ini sejalan dengan diberlakukannya lockdown di beberapa negara, salah satunya di Italia. Di negara tersebut, lalu lintas menjadi lebih sedikit dan industri pun berkurang drastis," kata Claus Zehner, manajer misi ESA Copernicus Sentinel-5P.

Dampak serupa juga terlihat di langit Los Angeles. Kualitas udara daerah tersebut tiba-tiba jauh lebih 'murni' dibandingkan sebelumnya yang terbilang sangat berpolusi karena kabut asap dari jutaan penumpang setiap harinya. Kita tidak bisa lupa pada kejadian Venesia. Ya, kota ini menjadi sangat 'jernih' setelah pandemi COVID-19 menyerang. Sungai yang mengitari kota ini jadi lebih bersih dan hewan-hewan terpantau hidup bebas di sana.

Menurut beberapa laporan, air di kanal-kanal Venesia sebelumnya itu bau dan kotor. Namun, COVID-19 datang lalu air pun jadi jernih dan banyak ikan hidup bebas di sana, bahkan ada ubur-ubur juga. Angsa pun terpantau bermain bebas di kanal-kanal menikmati ketenangan kota.

Meski begitu, beberapa hewan yang sebelumnya tergantung pada kehadiran manusia, kini turun ke jalanan karena tak lagi mendapat asupan makanan dari manusia. Sebut saja rusa yang tinggal di Taman Nara Jepang. Beberapa waktu lalu, dikabarkan rusa-rusa ini turun ke jalan-jalan kota untuk mencari makanan.

Kondisi ini tak jauh berbeda dengan yang terjadi di Thailand, tepatnya di Lopburi, di mana banyak monyet yang dulunya diberi makan manusia, kini mereka mencari makan sendiri dengan berkerumun di tengah kota. Beberapa ada yang membuat onar dengan saling berkelahi.

Belum sampai di situ, pandemi COVID-19 ini juga ternyata memberi dampak pada jumlah karbon atmosfer. Seperti laporan analisis oleh Lauri Myllyvirta di Pusat Penelitian Energi dan Udara Bersih, pada minggu-minggu setelah akhir Tahun Baru China di awal Februari, lockdown membuat aktivitas warga di sana tak seperti biasanya.

Pengurangan yang terjadi akibat minimnya pembakaran batu bara dan minyak mentah menyebabkan penurunan 25 persen dalam emisi CO2 dari China bila dibandingkan dengan periode yang sama pada 2019.

"Ini berjumlah sekitar 100 metrik ton CO2 atau 6% dari emisi global selama periode yang sama," menurut laporan Myllyvirta.

Fakta-fakta ini tentu akan dicatat sebagai sejarah luar biasa planet ini. Termasuk di dalamnya catatan geologis, lingkungan pohon, dan catatan alam lainnya yang akan bertahan lebih lama baik dari pandemi ini maupun kita semua.







Liputan6.com, Pati - Petani kendeng , Minggu (19/4/2020), ramai-ramai mendatangi lokasi pertambangan batu di Pegunungan Kendeng Utara, Dukuh Batu, Desa Gadudero, Kecamatan Sukolilo, Kabupaten Pati, Jawa Tengah. Mereka ingin merayakan Hari Bumi 22 April lebih awal di tempat itu, sambil mengingatkan bahaya pagebluk virus corona (Covid-19).

Bambang, petani Kendeng dari Jaringan Masyarakat Peduli Pegunungan Kendeng (JM-PPK) yang ikut dalam aksi itu mengatakan, para petani Kendeng tetap kokoh pada komitmen untuk terus menjaga kelestarian lingkungan Pegunungan Kendeng. Dirinya mengatakan, sudah selayaknya semua orang mengingatkan, jika melihat ada pengrusakan alam di sekitarnya.

"Termasuk hari ini, kita mengingatkan para penambang yang merusak lingkungan," katanya.

Para petani kendeng lengkap dengan masker membawa berbagai poster bernada penolakan terhadap tambang, antara lain bertuliskan 'Kembalikan Kerugian Lingkungan Akibat Penambangan', 'Hentikan Pertambangan = Memutus Penyebaran Corona', 'Hentikan Pertambangan Sekarang Juga', 'Sawahku Butuh Banyu Ora Butuh Debu Tambang', 'Hentikan Pertambangan di Pegunungan Kendeng', 'Sawah Ben Ajek Sawah, Gunung Ben Ajek Gunung', dan 'Ibu Bumi Wis Maringi, Ibu Bumi Dilarani, Ibu Bumi Kang Ngadili' .

Suharno, seorang petani kendeng yang lain mengatakan, tujuan mereka mendatangi lokasi tambang itu sebagai bentuk protes, dan meminta aktivitas tambang dihentikan.

"Kalau hujan kebanjiran, kalau kemarau juga kekurangan air. Jadi minta kesadaran. Walaupun itu alasan izin, ataupun kebetulan jika tidak izin, semua ya harus dihentikan," katanya.

"Dasar-dasar Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) cukup jelas. Jika jarak antara pemukiman dan lokasi tambang cukup dekat itu tidak boleh ditambang, harus dihentikan,” imbuh Suharno menandaskan.

Di sisi lain, Gunarti seorang perempuan sedulur Sikep pun mengingatkan bahwa sudah saatnya para penambang dan semua pihak sadar dan berhati-hati akan akibat kerusakan yang telah diperbuat selama ini.

"Iki iso ndadekno tergugahe dulur-dulur sing nambang ning Gadu. Mugo-mugo yo wiwit dino iki ndang podho ngati-ati. (Semoga bisa menjadikan tergugahnya rasa saudara-saudara yang melakukan penambangan di Gadu. Semoga mulai hari ini segera sama-sama berhati-hati),” ucap Gunarti.

Hingga hari ini, belum ada respons dari pihak tambang terhadap aksi yang digelar petani kendeng. Mereka pun akan menggelar aksi hingga Hari Bumi 22 April tiba. 

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini .




Indonesiainside.id, London – Ratu Elisabeth berulang tahun besok, Selasa(22/4) bertepatan dengan perayaan Hari Bumi. Namun, istana Buckingham tidak akan menggelar pesta meriah seperti biasa mengingat pandemi virus corona yang tengah melanda dunia.

Ratu Elisabeth tepat berusia 94 tahun, dan menjadi ratu tertua dan paling lama berkuasa di dunia. Meski biasanya merayakan hari ulang tahunnya secara pribadi tanpa banyak perayaan publik, tetapi tahun ini acara tersebut bahkan akan lebih diredam.

Ulang tahun kerajaan dan hari peringatan secara tradisional ditandai dengan upacara pelepasan tembakan di berbagai lokasi di London, tetapi sang ratu merasa tidak pantas menjalankan tradisi ini mengingat keadaan saat ini.

Angka resmi terbaru menunjukkan bahwa sekitar 16.000 warga Inggris yang terinfeksi virus corona baru telah meninggal dunia di rumah sakit, jumlah tertinggi kelima secara global.

Negara ini sedang menjalankan minggu ke empat masa karantina, dengan sebagian besar bisnis ditutup dan warga diperintahkan untuk tinggal di rumah.

Bendera biasanya dikibarkan di gedung-gedung pemerintah untuk menandai ulang tahun ratu, tetapi para pejabat telah diberitahu bahwa tahun ini tidak semua orang diharapkan untuk mengatur agar hal itu terjadi.

Satu-satunya pernyataan resmi dari keluarga kerajaan datang melalui Twitter di mana Istana Buckingham mengunggah film keluarga pribadi Elizabeth sebagai seorang anak, bermain dengan almarhum adik perempuannya, Margaret.

“Kepala Persemakmuran, Kepala Angkatan Bersenjata, Kepala Negara di 16 negara dan Raja yang paling lama memerintah dalam Sejarah Inggris. Istri, ibu, nenek dan nenek buyut. Selamat ulang tahun, Yang Mulia!” demikian pesan itu.

Sang ratu menghabiskan hari ulang tahunnya di Windsor Castle, sebelah barat London, tempat dia selama ini dikarantina bersama suaminya, Pangeran Philip yang berusia 98 tahun.

Dari sana, dia telah mengeluarkan sejumlah pesan untuk negara, termasuk pidato kelima yang disiarkan melalui televisi selama 68 tahun masa pemerintahannya.

Senin (20/4) kemarin, Philip membuat pernyataan untuk mengucapkan terima kasih kepada mereka yang berjuang selama krisis virus corona.

Elisabeth, yang lahir pada 21 April 1926, di Bruton Street, pusat kota London, tumbuh tanpa berharap menjadi ratu.

Ayahnya, George VI, mengambil mahkota ketika kakaknya Edward VIII turun tahta pada 1936 untuk menikahi janda asal Amerika, Wallis Simpson.

Elisabeth kemudian naik tahta pada 1952 pada usia 25, dan pada September 2015 melampaui nenek buyutnya Ratu Victoria sebagai ratu yang paling lama memerintah Inggris.

“Tak pelak umur panjang bisa melewati banyak tonggak sejarah,” kata Elizabeth saat itu.

Istana Buckingham bulan lalu mengatakan parade untuk merayakan ulang tahun resmi ratu, yang biasanya berlangsung pada Juni, tidak akan dilaksanakan sesuai tradisi mengingat pembatasan pada pertemuan sosial.(EP/ant)




Koreri.com, Jakarta – Pandemi Covid-19 yang sedang melanda dunia tidak menyurutkan niat berbagai pihak yang peduli lingkungan untuk terus menyuarakan isu lingkungan terutama dalam rangka memperingati Hari Bumi.

Diperingati setiap tanggal 22 April, Hari Bumi tahun ini memiliki tema Aksi Iklim, karena sudah waktunya manusia melakukan aksi nyata dalam menjaga bumi dari berbagai ancaman, salah satunya adalah perubahan iklim.

Merayakan Hari Bumi, Yayasan Econusa mengajak masyarakat di seluruh Indonesia dari berbagai kalangan melalui serial Diskusi Online untuk bisa memberikan kontribusi nyata bagi bumi dengan menjaga hutan dan laut.

Karena hutan dan laut dapat mempengaruhi iklim bumi secara lokal, regional, dan global melalui berbagai jalur, tidak hanya sekedar menyimpan karbon.

Artinya, melindungi hutan yang tersisa dan juga kesehatan laut tak hanya bermanfaat bagi global, tapi juga bagi Indonesia.

Siaran Pers Yayasan Econusa yang diterima Koreri.com menyebutkan, Serial Diskusi Online yang dilaksanakan adalah Aksi Iklim Anak Muda Indonesia: Inspirasi dari Jakarta, Gresik dan Jayapura pada Senin (20/4/2020), Green Ramadhan Untuk Menjaga Laut Lebih Sehat pada Rabu (22/4/2020) dan Membangun Program Kampung Iklim di Tanah Papuapada Kamis (23/4/2020).

Rishi A. Yudha, Direktur Komunikasi Yayasan Econusa mengatakan bahwa serial diskusi online ini mencakup isu hutan dan laut, dan juga peran masyarakat didalamnya.

“Perubahan Iklim merupakan tantangan terbesar dalam menjaga keberlangsungan bumi, peran masyarakat dari berbagai pihak dan juga negara dalam menjaga hutan dan laut perlu diwujudkan secara nyata sehingga penurunan emisi gas rumah kaca dapat terwujud.” paparnya.

Aksi Iklim Anak Muda Indonesia: Inspirasi dari Jakarta, Gresik dan Jayapura mengangkat cerita aksi nyata anak muda dari Jakarta, Gresik dan Jayapura untuk bumi, dan diharapkan dapat menjadi inspirasi anak muda lain di seluruh Indonesia untuk memberikan aksi nyatanya.

Narasumber yang membagikan ceritanya adalah Bambang Sutrisno, Teens Go Green Indonesia, Kelvin Senge, Alumni School of Eco Diplomacy 2019 Jayapura, Aeshnina Azzahra Aqilani dan Thara Bening Sandrina, River Warrior Indonesia, Gresik.

Green Ramadhan Untuk Menjaga Laut Lebih Sehat akan membahas mengenai ancaman yang ada di laut Indonesia dan aksi nyata yang dapat dilakukan untuk menjaga laut Indonesia.

Dengan narasumber H.A Iskandar, S.E., M.M, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Makassar, Lita Hendratno, Finalis Miss Scuba Indonesia 2017, dan Nirwan Dessibali, Direktur Yayasan Konservasi Laut (YKL) Indonesia.

Membangun Program Kampung Iklim di Tanah Papua akan membahas secara detail program dimaksud.

Program ini diharapkan dapat menjadi peluang pengembangan program adaptasi mendukung ketahanan pangan dan energi, serta mitigasi perubahan iklim yang mendukung penurunan emisi di tingkat tapak.

Diskusi ini menghadirkan narasumber Prof. Charlie D. Heatubun, Kepala Balitbangda Provinsi Papua Barat, Sri Tantri Arundhati, Direktur Adaptasi Perubahan Iklim – Direktorat Jenderal Perubahan Iklim, Prianto, S.Hut, M.Si, Kepala Balai Pengendalian Perubahan Iklim dan Kebakaran Hutan dan Lahan, dan Yoseph Watopa, SE. M.Ling, Manager Program Yayasan Intsia Papua.

Serial Diskusi Online ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai kondisi bumi saat ini dan juga memberikan inspirasi yang positif bagi pesertanya.

Diskusi Online dapat diikuti dari berbagai platform yakni Zoom, Youtube Econusa TV dan Facebook Econusa Foundation.

Informasi mengenai Diskusi Online ini dapat dilihat di www.econusa.iddan juga Instagram @econusa.id.




Selamat Datang di

medcom.id

SIGN IN

Don't have an account yet? Sign up here


TRIBUN-BALI.COM, TABANAN - Setiap tanggal 22 April masyarakat dunia memperingatinya sebagai Hari Bumi Sedunia (Earth Day).

Berawal dari sebuah gerakan nasional di Amerika Serikat pada tahun 1970, saat ini hari bumi diperingati dengan berbagai kegiatan bernapaskan kecintaan terhadap alam di 193 negara.

Tanggal 22 April dipilih karena bertepatan pada musim semi di Northern Hemisphere (belahan Bumi utara) dan musim gugur di belahan Bumi selatan.

Adalah Gaylord Nelson, seorang senator Amerika Serikat yang juga seorang pengajar lingkungan hidup, terispirasi oleh banyaknya protes dan demontrasi dari pelajar di Amerika Serikat terkait perang di Vietnam.

Ditambah lagi kasus tumpahan minyak di pesisir Santa Barbara, California pada tahun 1969.

Kasus tumpahan minyak tersebut seakan menjadi tonggak awal bagi Nelson setelah sebelumnya ia kerap dihubungkan dengan aksi kepedulian terhadap lingkungan.

Berbagai kegiatan dan langkah yang dilaksanakan pada peringatan hari bumi bertujuan untuk melindungi agar tetap sehat dan aman jika tidak ada yang membuatnya semakin rusak.

Bumi yang tidak dijaga dengan baik, akan berdampak bagi lingkungan maupun manusia yang hidup di dalamnya. Salah satunya adalah bencana alam dan wabah penyakit.

“Di tengah wabah Covid -19 ini kita dipaksa untuk meninjau kembali relasi kita dengan alam" ungkap Kepala BKT Kebun Raya Eka Karya Bali-LIPI, Didit Okta Pribadi, Selasa (21/4/2020).



Total comment

Author

fw

0   comments

Cancel Reply