Hari Ibu 2019 - Kumpulan Kata-kata Mutiara Untuk Ucapan Selamat Hari Ibu
TRIBUNBATAM.id - Pemerintah RI menetapkan 22 Desember sebagai Hari Ibu Nasional. Tanggal ini dipilih bertepatan dengan tahun pembukaan Kongres Perempuan Indonesia yang pertama, pada 22 hingga 25 Desember 1928.
Kongres ini diadakan di gedung bernama Dalem Jayadipuran, yang kini menjadi kantor Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional, di Jalan Brigjen Katamso, Yogyakarta.
Tanggal 22 Desember kemudian ditetapkan sebagai Hari Ibu oleh Presiden Soekarno, di bawah Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 316 Tahun 1959.
Hari Ibu dirayakan untuk menghargai semangat dan jasa-jasa seorang ibu.
Nah di Hari Ibu tahun 2019 ini, tidak ada salahnya buat kamu, untuk memberi ucapan mengharukan pada ibu tercinta.
• Sejarah Peringatan Hari Ibu 22 Desember di Indonesia, Bermula Dari Kongres Perempuan
• HARI IBU 2019 - Ini Peran Seorang Ibu Bagi Keluarganya di Mata Seorang Sri Soedarsono
Jangan sampai terlambat mengucapkan ketika ia sudah tak ada lagi di dunia ini.
Berikut kumpulan ucapan selamat Hari Ibu seperti dikutip dari katakan.net:
Cintamu Ibu, tak akan terbendung walaupun aku tak didekatmu.
Medan - Gubernur Sumut (Gubsu) Edy Rahmayadi bicara peran penting ibu bagi Indonesia. Dia mengatakan ibu-ibu berperan dalam perjuangan memerdekakan Indonesia. "Ibu-ibu masa lalu, ikut serta memerdekakan Republik ini, ibu-ibu ini begitu kuat," kata Edy dalam peringatan Hari Ibu di Aula Martabe kantor Gubsu, Jumat (20/12/2019).
Acara ini juga dihadiri oleh Wakil Gubernur Sumut Musa Rajekshah (Ijeck) serta sejumlah kepala bupati dan wali kota yang ada di Sumut. Edy juga mengatakan ibu-ibu sebenarnya lebih kuat jika dibandingkan kaum bapak. "Sebenarnya kalau dibandingkan dengan bapak-bapak, itu lebih kuat ibu-ibu," ujar Edy. Menurutnya, kekuatan ibu salah satunya berasal dari doa. Menurutnya, semua orang harus menghormati ibu agar masa depannya lebih baik. "Hari ibu adalah masa depan kita, doa ibu adalah doa yang paling afdal, gara-gara ibu juga bisa menjadikan kita durhaka. Makanya, hormati ibu sehingga masa depan kita lebih baik dari hari ini," jelas Edy. Tonton video Potret Ibu Agnez Mo Saat Muda Curi Perhatian Netizen: [Gambas:Video 20detik]
Berbagai cara dapat dilakukan untuk memperingati momen spesial Hari Ibu , salah satunya mengungkapkan perasaan lewat lagu . Ini 7 lagu tentang Ibu
TRIBUNJABAR.ID - Tanggal 22 Desember setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Ibu di Indonesia.
Tanggal ini diresmikan oleh Presiden Soekarno di bawah Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 316 Tahun 1959 tanggal 16 Desember 1959, pada ulang tahun ke-25 Kongres Perempuan Indonesia 1928.
22 Desember dipilih untuk merayakan semangat wanita Indonesia dan untuk meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara.
• Hari Ibu 2019, Ini Berbagai Tradisi Unik Hari Ibu di Negara Lain, dari Thailand hingga Rusia
Kini, peringatan Hari Ibu lebih kepada perayaan dan penghargaan atas peran seorang ibu dalam keluarganya, baik untuk suami, anak-anak, maupun lingkungan sosialnya.
Berbagai cara dapat kita lakukan untuk memperingati momen spesial ini.
Menghabiskan waktu bersama ibu bisa jadi cara yang tepat untuk mengungkapkan perasaan kita padanya.
Namun jika sedang jauh dari rumah dan ibu, deretan lagu tentang ibu berikut mungkin bisa menyalurkan rasa rindumu pada sosoknya.
Berikut daftar lagu tentang ibu yang dirangkum Tribunnews.com dari berbagai sumber lengkap dengan lirik beserta video nya.
JAKARTA, AYOBANDUNG.COM --Peringatan Hari Ibu selalu dirayakan pada 22 Desember setiap tahunnya. Sudah tahukah hadiah apa yang ingin kamu berikan pada ibu di hari itu?
Tak sedikit orang bingung menentukan hadiah yang pantas untuk diberikan kepada ibu. Padahal, hadiah untuk ibu bukanlah terletak pada harga hadiahnya. Menurut psikolog Ajeng Raviando, justru makna dan pengorbanan anak saat memberikan hadiah jadi nilai terbaik. Itu sebabnya, hadiah yang merupakan buatan tangan sendiri merupakan salah satu yang disarankan.
"Jadi sebenarnya memberikan hal unik mungkin bisa bikinan sendiri, bisa buat ibu tersentuh karena memang hal tersebut sudah disiapkan oleh anak mereka dengan dari hati yang paling dalam," ujar Ajeng ketika ditemui di FX Sudirman, Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu.
Ajeng mengatakan, poin terpenting adalah anak mampu mengapresiasi dan memberikan penghargaan untuk ibu. Bahkan menurut Ajeng, hadiah juga tak selalu harus berbentuk barang. Selama kita mampu mengungkapkan betapa peran ibu sangatlah penting, itu sudah bisa dikatakan sebagai hadiah.
"Sebetulnya kasih ibu tidak diukur dari materi ya. Tapi lebih kepada apakah anak mengapresiasi dan anak memberikan sesuatu yang betul-betul dari dalam dirinya, yang membuat ibu selalu merasa tersentuh dan merasa dihargai akan peran ibu sepanjang masa," papar Ajeng.
Ide lainnya, kata Ajeng, bisa juga mengajak ibu melakukan suatu hal yang sangat ibu sukai. Sederhana dan tidak mahal, tapi sangat bermakna. Itu bisa dilakukan, karena positifnya membuktikan sang anak mengenal dan tahu kesukaan ibu.
"Misalnya memberikan berupa makanan kesukaan atau buku yang disukai ibunya. Atau bisa jadi selama ini ibu tidak bisa lakukan, tapi anak bisa memberikan hal itu. Misalnya ada ibu hobi dulunya bikin nyulam tapi karena sibuk sebagai ibu nggak pernah dilakukan lagi," tutupnya.
This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. Cookie settings ACCEPT
Ponorogo (beritajatim.com) – Hari Ibu memang baru jatuh pada tanggal 22 Desember nanti. Namun di Ponorogo diperingati hari ini, Jumat (20/12/2019). Dengan acara jalan santai yang diikuti oleh ibu-ibu yang ada di bumi reyog. Yang membedakan dengan jalan santai biasanya, pesertanya ini menggunakan pakaian kebaya.
”Selain memperingati hari Ibu, jalan santai menggunakan kebaya ini juga dalam peringatan HUT PKK,” kata Ketua Tim Penggerak PKK Ponorogo Sri Wahyuni, usai acara Jumat (20/12/2019).
Ribuan peserta berpakain kebaya tersebut berkumpul di alon-alon Ponorogo. Meski harus menempuh jarak sekitar 4 kilometer, para peserta tersebut tetap semangat. Karena usai berjalan santai ada pengundian hadiah. Tak tanggung-tanggung, hadiah utamanya berupa 2 paket umrah dan 2 sepeda motor.
”Selamat kepada ibu-ibu se Indonesia, tetap semangat dan bangga menjadi seorang ibu,” katanya.
Menurut Yuni, tugas ibu tidaklah ringan. Di era sekarang, ibu dituntut untuk bisa bekerja dan mengurus rumah tangga. Mulai dari mengurus suami, anak dan mengurus rumah tangganya. Oleh karena itu, Dia berpesan jika siapa saja masih mempunyai ibu, sayangi dan hormatilah.
”Beliaulah yang melahirkan kita ke dunia , sudah semestinya kita menghormati dan menyayangi Ibu dengan sepenuh hati,” kata perempuan yang merupakan istri bupati Ipong tersebut.
Saat ini, Yuni bercerita jika aktivitasnya saat ini sangat padat. Di satu sisi dirinya harus mengemban amanah, menjadi wakil rakyat di DPR RI. Di sisi lain harus menemani sang suami dalam beberapa kegiatan di berbagai wilayah di Ponorogo.
”Ini memang berat, tapi akan saya jalani dengan ikhlas. Insya Allah akan terasa ringan,” pungkasnya. [end/but]
BANJARMASINPOST.CO.ID - Di Indonesia, Hari Ibu diperingati setiap tanggal 22 Desember.
Pada tahun 2019 ini, Hari Ibu akan jatuh pada hari Minggu (22/12/2019) nanti.
Jawaban kenapa Hari Ibu di Indonesia diperingati setiap tanggal 22 Desember tak lepas dari sejarah pelaksanaan Kongres Perempuan Indonesia.
Kesamaan pandangan untuk mengubah nasib perempuan di Tanah Air membuat berbagai organisasi perempuan yang ada di Sumatera dan Jawa berkumpul dalam satu tempat.
• Kumpulan Ucapan Selamat Hari Ibu 2019 dalam Bahasa Inggris, Pas untuk WhatsApp, Facebook & Instagram
• Hari Ibu, Polsek Pulaulaut Utara Ajak Masyarakat Sekitar Nonton Bareng Film Surga Kecil di Bondowoso
Mereka berdiskusi, bertukar pikiran dan menyatukan gagasannya di Dalem Jayadipuran, Yogyakarta.
Bermacam gagasan dan pemikiran diungkapkan dalam Kongres Perempuan Indonesia pada , 22 Desember 1928 lalu.
Selama tiga hari, dari 22 Desember sampai 25 Desember terdapat beberapa isu yang dibicarakan dalam pertemuan bersejarah yang dihadiri 600 orang dari 30 organisasi.
Isu yang dibahas antara lain pendidikan perempuan bagi anak gadis, perkawinan anak-anak, kawin paksa, permaduan dan perceraian secara sewenang-wenang.
Selain itu, kongres juga membahas dan memperjuangkan peran wanita bukan hanya sebagai istri dan pelayan suami saja.
Berawal dari situlah, persatuan dari beberapa organisasi wanita ini semakin kuat dan akhirnya tergabung dalam organisasi yang lebih besar, yakni Perikatan Perkoempolan Isteri Indonesia (PPII).
Surabaya (beritajatim.com) – Ada yang menarik dari Peringatan Hari Ibu yang digelar di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Jumat (20/12/2019).
Saat memberikan kata sambutan, Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa tiba-tiba memanggil Dina Oktavia untuk naik ke atas panggung.
Di hadapan para tamu undangan dan hadirin, Gubernur perempuan pertama Jawa Timur tersebut memuji serta mengapresiasi sosok Dina Oktavia, Ibu dari Muhammad Pandhu Firmansyah (6 bulan), bayi penderita hidrosefalus yang baru-baru ini kisahnya sempat viral di media.
Dikatakan mantan Menteri Sosial ini, Dina Oktavia adalah sosok perempuan yang tangguh dan kuat.
“Di usianya yang masih muda, 21 tahun, namun Mbak Dina harus berjuang sendiri merawat anaknya yang sedang sakit, tanpa didampingi suami,” kata Khofifah yang disambut applaus dari para hadirin dan tamu undangan, serta sejumlah pejabat Forkopimda Jatim tersebut.
Dina sendiri, dalam sambutannya mengucapkan terima kasih atas respon cepat dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur yang sudah merelokasi dan mengevakuasi dirinya serta anaknya, Pandhu.
Dari hunian sebelumnya yakni rumah petak berukuran 2×6 meter di kawasan Jojoran STAL, pindah ke Rusunawa Gunungsari, yang dikelola oleh Pemprov Jawa Timur.
Selain pada Khofifah Indar Parawansa, Gubernur Jawa Timur, Dina Oktavia juga tak lupa mengucapkan terima kasih pada Kepala Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Cipta Karya Provinsi Jatim, Pengelola Rusunawa milik Pemprov Jawa Timur, Direktur RSU dr Soetomo, para donatur serta semua pihak yang sudah peduli terhadap dirinya dan anaknya.
Pada kesempatan itu pula, lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Pariwisata ini juga meminta doa untuk kelancaran operasi dan kesembuhan Pandhu, putra semata wayangnya.
Tak hanya dapat pelukan hangat dari Khofifah, namun Dina yang saat itu datang bersama Daniel Lukas Rorong, relawan pendampingnya yang juga Ketua Komunitas Tolong Menolong ini, juga mendapatkan potongan tumpeng yang diberikan langsung oleh mantan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan/Ketua BKKBN tersebut.
Selain Peringatan Hari Ibu, acara tersebut juga digelar bersamaan dengan peringatan Hari Ulang Tahun Ke-20 Dharma Wanita Persatuan (DWP) Provinsi Jatim dan Peringatan Hari Disabilitas Internasional 2019.
Tampak hadir Pangdam V/Brawijaya, Kapolda Jatim, Ketua TP PKK Jatim Arumi Bahcsin dan sejumlah pejabat Forkompimda Jawa Timur . (tok/ted)
Sama-sama Untuk Ibu, Ternyata Ini Beda Peringatan Hari Ibu dan Mother's Day
TRIBUNBATAM, id - Selama ini di Indonesia, dikenal hari Ibu yang diperingati setiap 22 Desember.
Tak hanya hari ibu, ada juga yang namanya Mother's Day.
Meski sama-sama untuk ibu tapi antara Hari Ibu dan Mother's Day ternyata berbeda, lho!
Dikutip dari Nakita, hari ibu dan Mother’s Day ini merupakan dua hal yang berbeda dalam sejarah lho.
Kebanyakan dari kita mengira Hari Ibu dan Mother’s Day hanya sekedar hari kasih sayang dan penghormatan untuk Ibu.
Namun, nyatanya baik Mother’s day dan Hari Ibu memiliki sejarah perjuangan perempuan.
Mother’s Day dan hari Ibu merupakan perayaan atau memeringati dan pemberian penghormatan kepada seorang ibu di dalam keluarga dan perannya dalam membangun masyarakat.
• KUMPULAN 25 Ucapan Hari Ibu 22 Desember, Cocok Dibagikan Lewat WhatsApp, Instagram Atau Facebook
Intinya, pada Mother’s Day dan Hari Ibu ini adalah hari pengungkapan terimakasih atau kasih sayang untuk seorang ibu dalam sebuah keluarga.
Dilansir dari nationalgeographic.com, sejarah Mother’s Day berawal dari seorang penulis Julia Ward Howe, lebih dikenal karena menulis 'The Battle Hymn of the Republic' mempromosikan Hari Perdamaian Ibu yang dimulai pada tahun 1872.
Baginya dan beberapa aktivis perempuan, Mother’s Day adalah cara untuk mempromosikan persatuan global setelah kengerian Perang Sipil Amerika dan Franco-Prusia Eropa.
Saat itu Julia Howe tak berjuang sendiri Ia bersama Anna Jervis yang juga menjadi salah satu yang memproklamirkan hari ibu di Amerika.
TEMPO.CO, Jakarta - Jelang hari Ibu yang diperingati setiap tanggal 22 Desember, Aliansi Perempuan Bangkit Menggugat menyoroti berbagai masalah bangsa khususnya tentang perempuan. Situasi bangsa dimana politik oligarki yang bercokol di pemerintahan hari ini, baik pemerintah, parlemen dan institusi negara lainnya, semakin membuat nasib perempuan, khususnya perempuan marjinal, semakin terpuruk. Perwakilan Aliansi Perempuan Bangkit Menggugat Khalisah Khalid mengatakan melalui Aksi Perempuan Meruwat Negeri sebagai sikap politik perempuan atas situasi bangsa, dan sekaligus mengembalikan semangat lahirnya hari perempuan, yakni hari kebangkitan perempuan Indonesia. "Kami melihat negara bukan hanya abai memberikan perlindungan terhadap perempuan, tetapi juga gagal memenuhi hak asasi perempuan, khususnya terkait dengan hak-hak dasar yang menjadi kewajiban konstitusional negara untuk memenuhinya," ucap Khalisa saat dihubungi Tempo.co, Jumat 20 Desember 2019. Dalam aksi Perempuan Meruwat Negeri, pihaknya juga mendesak empat tuntutan utama kepada negara sebagaimana yang tertuang dalam Manifesto Politik Perempuan Indonesia "Aksi ini bukan hanya sekedar memberikan pandangan peringatan hari ibu yang seremonial belaka. karena depolitisasi gerakan perempuan yang cukup panjang di masa orde baru," ucap Koordinator Desk Politik WALHI ini.
Aliansi ini ingin menyampaikan pandangan politik perempuan dan sekaligus menyampaikan tuntutan politik perempuan atas situasi dan kondisi bangsa dari berbagai dimensi, diantaranya kebijakan ekonomi dan pembangunan yang justru semakin memiskinkan perempuan dan mencerabut ruang hidup perempuan dari desa hingga kota. Menanggapi permasalahan struktural tersebut, para perempuan kelompok perempuan lintas kelas, lintas generasi, lintas batas agama dan keyakinan, lintas suku, dan lintas identitas gender, dari mulai yang berprofesi pengelola rumah tangga sampai ke berbagai profesi lainnya, memutuskan sudah saatnya kami, perempuan sebagai ibu budaya bangsa, berbicara dan mengoreksi. Semua hal itu menuntut diperkuatnya posisi dan peran sosial politik budaya dan ekonomi perempuan . Kebijakan dan program pemerintah haruslah memprioritaskan posisi dan peran perempuan tersebut, sebagaimana telah diamanatkan oleh Kongres Perkumpulan Perempuan Indonesia tanggal 22 Desember 1928. "Kami mengajak segenap elemen bangsa untuk ikut dalam aksi Perempuan Meruwat Negeri pada 22 Desember 2019 pukul 09.30 kumpul di patung kuda Gedung Indosat untuk jalan ke istana 10.00 - 12.00 Depan Istana atau Taman Aspirasi," pungkasnya