Contact Form

 

150 Tahun Lalu, Pulau Penyengat Dilintasi Gerhana Matahari Cincin


Jakarta, CNN Indonesia -- Fenomena alam  Gerhana Matahari Cincin (GMC) bakal menyambangi sejumlah wilayah di Indonesia pada 26 Desember 2019. Sementara, sebagian daerah lain di Indonesia hanya bisa mengamati gerhana matahari sebagian . Badan Meteorologi dan Geofisika ( BMKG ) membagikan daftar lengkap kota dan waktu puncak pengamatan GMC 2019. Nantinya, masyarakat akan disuguhi dengan fenomena 'cincin api'. Sebab, bayangan Bulan hanya menutupi bagian tengah Matahari dan menyisakan pemandangan bagian cerah serupa cincin api di angkasa. Fenomena GMC ini hanya bisa dinikmati di sebagian wilayah Indonesia. Terdapat 7 provinsi yang bisa menikmati fenomena ini, yaitu Aceh, Sumatera Utara, Riau, Kepulauan Riau, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Utara. Bagi masyarakat yang berada di luar provinsi tersebut hanya bisa menikmati gerhana matahari sebagian. Sebab, posisi kota-kota di luar tujuh provinsi tersebut tak memungkinkan melihat sudut tepat ketika bulan menutup matahari serupa cincin.

Berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) yang diterima CNNIndonesia.com hari ini (24/12), setidaknya ada 25 kota yang disambangi GMC beserta perkiraan waktu puncak gerhana, 1. Aceh (Sinabang 11.55 WIB, Singkil 12.00 WIB) 2. Sumatera Utara (Sibolga, Pandan, Tarutung 12.04 WIB; Padang Sidempuan, Sipirok 12.06 WIB; Gunung Tua 12.07 WIB, Sibuhuan 12.08 WIB) 3. Riau (Pasir Pengaraian 12.10 WIB, Dumai 12.14 WIB, Bengkali dan Siak Sri Indrapura 12.16 WIB; Selat Panjang 12.19 WIB) 4. Kepulauan Riau (Tanjung Pinang 12.26 WIB, Tanjung Balai Karimun 12.21 WIB, Batam 12.24 WIB, Bandar Seri Bentan 12.26 WIB) 5. Kalimantan Barat (Mempawah dan Singkawang 12.42 WIB, Sambas 12.43 WIB, Bengkayang 12.42 WIB, Putussibau 12.55 WIB) 6. Kalimantan Timur (Tanjungredep 13.10 WIB) 7. Kalimantan Utara (Tanjungselor 13.10 WIB) Khusus masyarakat yang tinggal di Batam, Himpunan Astronomi Amatir Jakarta (HAAJ) bekerjasama dengan Dinas Kebudayaan Kota Batam bakal menggelar pengamatan GMC di sejumlah titik yaitu Jembatan Barelang, Rempang, dan Galang mulai pukul 07.00 WIB sampai 15.00 WIB.

Masyarakat yang tinggal di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) termasuk mereka yang hanya bisa melihat gerhana matahari sebagian. Gerhana Matahari Parsial mulai bisa diamati mulai pukul 10.43 WIB. Pengamatan Gerhana Matahari Sebagian juga bisa dilakukan di Planetarium dan Observatorium Jakarta kawasan Taman Izmail Marzuki mulai pukul 07.00 WIB. Pengunjung yang datang ke Planetarium Jakarta akan mendapat satu kacamata Matahari. Pihak pengelola juga menyediakan 10 buah teleskop yang dilengkapi filter Matahari dan didampingi oleh astronom, tenaga ahli, dan staf. [Gambas:Video CNN] Di sisi lain, Kementerian Agama (Kemenag) mengimbau umat Islam di Indonesia untuk melaksanakan Salat Kusuf saat gerhana matahari cincin berlangsung. Salat Kusuf dilakukan sebanyak dua rakaat. Salat dilakukan berjamaah dan dilengkapi dengan ceramah setelah salat dilakukan. Gerhana Matahari Cincin sendiri merupakan gerhana yang terjadi ketika bayangan bulan hanya menutupi bagian tengah matahari. Sehingga menyisakan bentuk cincin api di sekeliling bayangan bulan, sementara pada gerhana matahari total, matahari tertutup total oleh bayangan bulan. Gerhana matahari sebagian terjadi ketika bulan berada tidak tepat di tengah-tengah garis antara matahari dan bumi, sehingga hanya menutupi sebagian matahari. (din/eks)




Gerhana Matahari Cincin (GMC) akan menghiasi langit Indonesia pada 26 Desember 2019. Masyarakat dapat menyaksikan fenomena langka gerhana itu dengan kamera lubang jarum, teleskop, atau kacamata khusus.




TEMPO.CO , Batam  -  Masyarakat di Kepulauan Riau (Kepri) akan menyaksikan fenomena langka gerhana matahari cincin, tepatnya besok 26 Desember 2019. Dalam catatan masyarakat Kepri, fenomena gerhana matahari cincin terjadi satu kali dalam 150 tahun.  Fenomena tersebut sudah pernah terjadi pada salah satu pulau berserjarah di Provinsi Kepri, Pulau Penyengat, Tanjungpinang. Kejadian tersebut terdapat dalam catatan sejarah tokoh melayu. Bahkan catatan fenomena tersebut masih ditulis dalam bahasa Belanda. "Itu dari kajian budayawan kami, bahwa sudah pernah terjadi di Penyengat 150 tahun lalu, dan menjadi pembahasan di Jakarta," kata Surjadi Kepala Dinas Pariwisata Tanjungpinang, kepada Tempo, Selasa, 23 Desember 2019.  Catatan terjadinya gerhana matahari tersebut dihitung dalam ilmu falaq Melayu oleh Raja Ahmad Engku Haji Tua, "Ia adalah cendekia Pulau Penyengat," kata dia.

Raja Ahmad sendiri menuliskan fenomena gerhana matahari cincin Tuhfat al Nafhis yang kemudian dilanjutkan oleh puteranya Raja Ahli Haji. Selain itu Raja Ahmad menulis Syair Raksi (Syair tentang raksi bintang). Tulisan tersebut masih terdapat di Perpustakaan Nasional Jakarta berjudul “Kitab Bintang” itu merupakan naskah dari Pulau Penyengat. Dan di dalam sebuah buku berjudul Old Muslim Calendars South East Asia (Kalendar Islam Asia Tenggara) karya Ian Proudfoot disebutkan, bahwa perubahan kalender yang terbukti terbaik di wilayah Melayu berasal dari Johor-Riau. Gerhana matahari cincin terjadi di Johor-Riau pada 8 Juli 1861. Berada agak jauh ke arah utara dari Pulau Penyengat. Ketika itulah Raja Ahmad Engku Haji Tua melakukan perhitungannya dengan ilmu falaq Melayu. "Tetapi astronom Belanda bernama Oudemans sangsi, tidak percaya orang pribumi bisa canggih menghitung hal demikian," kata Surjadi. Foto udara Laman Boenda Gongong Tanjungpinang, lokasi ini akan dijadikan pusat menyaksikan fenomena gerhana matahari cincin. Foto: Tutus RK Ia melanjutkan, karena itu di Pulau Penyengat juga dilaksanakan beberapa kegiatan memperingati gerhana matahari cincin tersebut. "Artinya kami memperingati itu, bahwa dulu cendekia di Pulau Penyengat sudah lama memperhitungkan ini," kata dia.  Surjadi menjelaskan, selain di Pulau Penyengat, gerhana matahari cincin juga dapat diperhatikan di Laman Boenda Monumen Gongong, Tanjungpinang. Pihaknya sudah melakukan persiapan mulai dari penempatan titik teropong dan lainnya.  YOGI EKA SAHPUTRA




SERAMBINEWS.COM, LHOKSEUMAWE - Gerhana matahari cincin diperkirakan akan terjadi pada 26 Desember 2019 atau dua hari lagi.

Sehingga pihak Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Malikussaleh Aceh Utara, mengingatkan masyarakat yang ingin memelihat peristiwa di angkasa tersebut agar dapat melakukan dengan cara yang benar.

Ini guna menghindari terjadinya kerusakan mata hingga sampai kebutaan.

Untuk diketahui, ada lima gerhana yang terjadi sepanjang tahun 2019. Pertama berupa gerhana matahari parsial (6 Januari 2019).

Kedua, gerhana bulan (21 Januari 2019). Ketiga, gerhana matahari total (2 Juli 2019). Keempat, gerhana bulan parsial (17 Juli 2019). Serta terakhir gerhana matahari cincin (26 Desember 2019).

Khusus untuk gerhana matahari pada 26 Desember 2019, akan mulai terjadi pada pukul 10.34.24 WIB ditandai dengan menyentuhnya piringan bulan dengan piringan matahari.

Sedangkan puncak gerhana akan terjadi pada pukul 12.17.36 WIB, ,dimana 85 % piringan matahari ditutupi oleh piringan bulan.

Saat puncak gerhana, maka permukaan matahari akan terlihat di Aceh seperti bulan sabit.

Sedangkan akhir gerhana pada pukul 14.00.53 WIB yang ditandai piringan bulan sudah terlepas.




Banda Aceh - Gerhana matahari menyapa seluruh kabupaten/kota di Aceh pada 26 Desember besok. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) meminta masyarakat tidak melihat fenomena langka tersebut dengan mata telanjang. "Menyangkut dengan gerhana kami mengimbau agar masyarakat tidak menyaksikan dengan mata telanjang karena dapat membahayakan mata," kata Kasi Data dan Informasi BMKG Aceh, Zakaria Ahmad, kepada detikcom , Rabu (25/12/2019).

Berdasarkan prediksi BMKG, cuaca di Aceh umumnya cerah berawan saat terjadi gerhana matahari. Fenomena tersebut dapat disaksikan di seluruh Aceh, tapi hanya dua kabupaten yang mengalami gerhana matahari cincin. Kedua kabupaten tersebut adalah Simeulue dan Aceh Singkil. Kantor Wilayah Kemenag Aceh memusatkan pemantauan gerhana matahari cincin di Simeulue dengan menyiapkan 10 teleskop.




BATAM , KOMPAS.com - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Klas I Hang Nadim menggelar pemantauan bareng fenomena gerhana matahari cincin (GMC) di Kota Batam .

Bahkan, selain teropong, BMKG Stasiun Meteorologi Klas I Hang Nadim juga menyediakan layar besar agar masyarakat Batam dapat menyaksikan dengan seksama proses gerhana matahari cincin ini.

Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Meteorologi Klas I Hang Nadim Batam, Suratman mengatakan kegiatan pemantauan gerhana matahari cincin bersama ini dilakukan di Dataran Engku Putri, Batam.

Baca juga: Kamis, Gerhana Matahari Cincin Bakal Terjadi di Sebagian Wilayah Kepri

Nantinya, teropong tersebut terhubung dengan layar besar, sehingga masyarakat cukup menonton di layar saja.

"Jadi tidak perlu membeli kacamata khusus, karena bisa menyaksikannya di layar besar yang disediakan, yang pasti lebih jelas dan lebih aman," kata Suratman, Selasa (24/12/2019).

Bahkan, untuk memeriahkan proses penyaksian gerhana matahari cincin ini, di lokasi Dataran Engku Putri juga disediakan bazar.

"Untuk menyukseskan kegiatan BMKG Stasiun Meteorologi Klas I Hang Nadim, Dinas Pariwisata Batam juga menyelenggarakan bazar di dataran Engku Putri," kata Kadis Pariwisata Kota Batam Ardiwinata.

Baca juga: 26 Desember Gerhana Matahari Cincin, Apa yang Bisa Dipelajari?

Ardi mengatakan pihaknya juga mengundang Tim Bosscha ITB dan beberapa orang pakar ilmu falaq untuk memeriahkan kegiatan ini.

"Selain bazar, juga ada pentas seni anak sekolah, dan pertunjukan musik, " jelasnya.

Sedangkan pada hari H, 26 Desember 2019, opening ceremony  mulai dari pembukaan dan lainnya.

Setelah itu, terdapat acara lomba mewarnai gerhana, lomba mengambar gerhana, live mural, pangung puisi, joget dangkong, dan shalat gerhana.




Adapun wilayah yang dapat menikmati gerhana matahari cincin yaitu Kota Sinabang, Sibolga, Padang Sidempuan, Siak, Batam, Tanjung Pinang, Singkawang, Entihong dan Tanjung Selor.




SINGKAWANG - Fenomena Gerhana Matahari Cincin bakal terjadi di Kota Singkawang Kamis (26/12/2019).

Lantas bagaimana umat Islam mesti menyikapinya dan apa saja anjuran yang dituntunkan bagi pemeluk Agama Islam.

Sekretaris Majelis Tarjih dan Tajdid Pengurus Pusat Muhammadiyah, Rahmadi Wibowo Suwono Lc MA M, Hum mengatakan, gerhana merupakan satu di antara bentuk kebesaran Allah SWT.

Maka ada beberapa hal yang dianjurkan bagi setiap umat Islam, di antaranya memperbanyak mengucap takbir dan mengagungkan kalimah Allah SWT. Kemudian selanjutnya melaksanakan salat gerhana.

Di Kota Singkawang sudah dapat dilaksanakan pada pukul 10.43 hingga 14.30.

Kemudian dianjurkan pula memperbanyak sedekah kepada orang fakir, miskin hingga anak yatim dan orang membutuhkan. "Ini yang dituntunkan," ujarnya

• Singkawang dan Siak Jadi Lokasi Terbaik Saksikan Gerhana Matahari Cincin 26 Desember 2019

Ia menjelaskan Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah merupakan majelis yang diberi amanah untuk mengkaji meneliti, terkait keagamaan, pemahaman dan perihal termasuk, masalah-masalah berhubungan dengan Agama.

"Dari hasil kajian itu munculah produk,keagamaan termasuk bidang astronomi. Ada difisi hisab dan iptek. Dimajelis itu dan ada turunan bidang-bidang mengkaji secara spesifik di antaranya hisab," ujarnya

Jika dikaitkan dengan ibadah, misalnya diperuntukan pembentukan, misalnya dalam rangka penentuan arah kiblat waktu salat, awal bulan puasa hingga gerhana.

Sementara itu Majelis Ulama Indonesia (MUI) Singkawang , telah mengeluarkan edaran untuk pelaksanaan salat kusuf atau salat gerhana matahari pada kamis di Masjid Raya Singkawang bagi umat Muslim(26/12/2019) Pukul 11.00 WIB.

Umat Islam diimbau untuk memperbanyak zikir, istighfar, sedekah dan amal salih lainya serta mendoakan keselamatan dan kemajuan Indonesia.

Pimpinan Daerah Muhamadiyah, Singkawang H M Thamrin H. Zahran S.Pd M.Pd juga mengajak segenap umat muslim khususnya di Singkawang untuk meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT.

"Kita banyak-banyak beristighfar.Banyak-banya berzikir Karena sebetulnya gerhana ini peringatan dari Allah SWT bagaimana kita harus menyikapinya salah satunya kita melaksanakan salat gerhana matahari ," ujarnya (zul)




Dianggap langka karena fenomena ini tidak terjadi setiap tahun. Melainkan, fenomena gerhana matahari yang terjadi esok ini diperkirakan baru bisa dilihat kembali pada 2031 mendatang.

Kepala Bidang Data dan Informasi BBMKG Wilayah III Denpasar, Iman Faturahman, Rabu (24/12) menjelaskan, bagi masyarakat Bali, fenomena gerhana matahari yang akan dilihat esok hari diperkirakan akan terjadi antara pukul 12.11 Wita hingga pukul 15.36 Wita.

"Ya besok akan terjadi gerhana matahari cincin di beberap wilayah Indonesia, tetapi dari Bali hanya dapat mengamati gerhana matahari sebagian," terang Imam Faturahman.

Dijelaskannya, bahwa gerhana matahari cincin terjadi ketika matahari, bulan, dan bumi terletak pada satu garis.

Sehingga cahaya matahari tidak sepenuhnya dapat diterima bumi. Disebut gerhana matahari cincin karena cahaya matahari yang menuju ke bumi ditutup sepenuhnya oleh permukaan bulan, sehingga tampak seperti cincin, yaitu gelap di bagian tengahnya dan terang di bagian pinggirnya.




terjadi di Indonesia, Gerhana Matahari Cincin (GMC). PP-IPTEK akan melakukan pengamatan GMC loh dari pukul 10.30 - 14.30 WIB. Ayo langsung datang ke @ppiptek yang berlokasi dalam TMII, Jakarta Timur ???? Seperti yang kita ketahui pada tanggal 26 Desember 2019 akan terjadi fenomena alam yang jarang terjadi di Indonesia, yaitu Gerhana Matahari Cincin (GMC). . GMC terjadi ketika bulan berada segaris dengan bumi dan matahari, namun piringan bulan lebih kecil dari piringan matahari sehingga piringan matahari tidak tertutup dengan sempurna. Hal inilah yang menyebabkan tampak seperti cincin, yaitu gelap di bagian tengah dan terang di bagian pinggirnya. . GMC akan melewati sebagian wilayah di Indonesia. Di Jakarta sendiri, piringan matahari akan mencapai 72% dengan puncak gerhana sekitar pukul 12.36 WIB. . Kegiatan Pengamatan Gerhana Matahari di PP-IPTEK merupakan serangkaian kegiatan sains interaktif yang terkait dengan fenomena alam berupa Gerhana Matahari. Selama pengamatan GMC di PP-IPTEK ada berbagai kegiatan di antaranya pengamatan melalui teleskop dimana pengunjung dapat menanyakan langsung dengan pemandu untuk mengetahui lebih jelas tentang gerhana matahari, menyaksikan live streaming di wilayah GMC, serta simulasi pengamatan yang bisa disaksikan saat perrtama kali memasuki galeri PP-IPTEK. Dalam pengamatan ini PP-IPTEK akan menyediakan kacamata matahari dalam jumlah terbatas. . Fenomena gerhana matahari ini sangat langka untuk disaksikan di Indonesia, namun tidak dianjurkan langsung melihat matahari tanpa alat apa pun. . Gerhana Matahari memang peristiwa yang terjadi setiap tahun, namun wilayah yang dilintasi tidak selalu sama. Terakhir kali Gerhana Matahari melewati Indonesia, yaitu Gerhana Matahari Total (GMT) pada 9 Maret 2016. Saat itu PP-IPTEK juga mengadakan kegiatan pengamatan GMT. Ayooo Sobat Iptek kita mengamati GMC bersama. Ditunggu kedatangannya yaa ???? . #GerhanaMatahariCincin #GMC26Desember2019 #PengamatanGMC #GerhanaMatahari #FenomenaSains #Kemenristek #RistekBRIN #PusatPeragaanIptek #PPIPTEK #IndonesiaScienceCenter #Indonesia



Total comment

Author

fw

0   comments

Cancel Reply