Contact Form

 

Rumah Pelaku Bom Medan Digeledah, Mertua Diboyong Polisi


Medan, CNN Indonesia -- Pelaku  bom bunuh diri di Polrestabes Medan , Sumatera Utara, RMN, disebut tetangga-tetangga rumahnya di Jalan Jangka Gang Tenteram Kecamatan Medan Petisah jarang datang ke sana setelah menikah. Salah satunya diungkap Erni, 33, warga yang juga tinggal di gang tersebut. "Lajangnya dia tinggal di sini. Aktivitas dia biasa saja di rumah. Yang saya tahu kalau keluar dia sering ke masjid, karena dia anak remaja masjid," ujar Erni, Rabu (13/11).

"Katanya sempat jadi tukang ojek online juga. Tapi setelah nikah, enggak pernah lagi kelihatan. Saya terkejut saja mendengar kejadian ini," paparnya.

Erni mengaku cukup kenal dengan pelaku. Rumah Erni kebetulan berjarak sekitar tiga rumah dari rumah peninggalan kakek pelaku tersebut. Ia mengatakan setelah menikah, RMN memilih tinggal bersama istrinya di kawasan Marelan. Selama tinggal di Gang Tenteram, diakui Erni, RMN dikenal aktif berkegiatan di masjid dekat kediaman mereka. RMN bahkan diketahui menjabat wakil ketua remaja masjid tersebut. "Dari situlah, ia kenal sama istrinya. Istrinya bercadar. Dia sudah nikah sekitar 2018 silam. Nikahnya di rumah keluarga istrinya di Jalan Marelan," ungkapnya. Senada, salah seorang sepupu pelaku, Ilham mengaku setelah RMN menikah mereka sudah lama putus kontak. Ilham mengatakan rumah di Jalan Jangka itu dibiarkan kosong, hanya sesekali didatangi keluarganya. "Ibunya sudah lama meninggal. Dulu ayahnya tinggal di sini. Sekarang juga sudah pindah. Dia [RMN] juga sudah tak terdengar kabarnya lagi [hingga kejadian hari ini]," kata Ilham. Dari lokasi rumah jalan jangka itu, polisi membawa tiga orang keluarga pelaku untuk dimintai keterangan terkait aksi RMN. Mereka antara lain paman dan bibi serta seorang anak kecil.

Garis polisi melintangi rumah pelaku bom bunuh diri Mapolrestabes Medan, Sumatera Utara. (CNN Indonesia/Farida)

Aktif di Medsos Sementara itu di Jakarta, Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo menyatakan RMN tergolong cukup aktif di media sosial. "Ya nanti akan didalami ya dari rekam jejak yang ada, di media sosial memang cukup aktif," kata Dedi di Mabes Polri, Rabu (13/11). "Temuan-temuan yang ditemukan tim densus 88 semua akan dikaji, didalami nanti faktanya akan kita sampaikan," sambungnya. Sementara itu, Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi meminta warga wilayahnya untuk tetap tenang menyikapi situasi usai peledakan bom bunuh diri di Mapolresta Medan pada Rabu (13/11) pagi. "Warga Sumatra Utara, tetap tenang. Sudah ditangani oleh aparat hukum yang berhak menanganinya. Tenang, berikan masukan kalau itu menjadi mengetahui. Kalau tidak, diam, tenang, doakan bahwa kita akan selesaikan," kata Edy saat ditemui di sela-sela Rakornas Indonesia Maju di Sentul International Convention Center, Bogor, Rabu (13/11). Mantan Pangkostrad tersebut juga mengimbau warganya tidak takut. "Teror itu kan menakut-takuti supaya rakyat takut, resah. Apapun itu perbuatannya itu perbuatan yang sangat keji," tegasnya.

Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)

Eks Ketua Umum PSSI tersebut juga meminta para korban bom bunuh diri Polrestabes Medan tak mengkhawatirkan soal biaya pengobatan. Edy menegaskan Pemprov Sumut akan menanggung biaya pengobatan para korban. "Pasti ditanggung oleh pemerintah. Ini kan perbuatan yang salah tadi itu. Jadi pemerintah bertanggung jawab, Pemprov Sumut bertanggung jawab," ucap Edy. Bom bunuh diri meledak di Polrestabes Medan pada Rabu (13/11) sekitar pukul 08.45 WIB, melukai enam anggota polisi, serta menewaskan seorang pria yang diduga pelaku. [Gambas:Video CNN] Ledakan terjadi di dekat kantin Polrestabes serta tempat pengurusan Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK). Saat itu warga sedang ramai mengurus SKCK sebagai persyaratan seleksi CPNS 2019 yang baru saja dibuka kemarin. Polisi menyebut pelaku RMN aksinya seorang diri. "Dugaan sementara pelaku melakukan aksi teror lone wolf ," kata Dedi. Enam orang menjadi korban dan mengalami luka ringan akibat bom bunuh diri di Polrestabes Medan itu. Enam orang itu yakni empat orang anggota polisi, satu PHL, dan satu masyarakat. Enam korban itu lalu mendapatkan perawatan medis di Rumah Sakit Bhayangkara Sumatera Utara, Medan. (fnr, dis, dhf/kid)




Suara.com - Rabbial Muslim Nasution nekat meledakkan dirinya di Polrestabes Medan, Sumatera Utara, Rabu (13/11/2019) pukul 8.35 WIB. Identitas Rabbial sebagai pelaku bom bunuh diri langsung terungkap selang beberapa jam pascaledakan.

Sosok Rabbial sendiri diketahui aktif berselancar di dunia media sosial. Bahkan ia menjadi seorang YouTuber dan pernah membuat konten video parodi Presiden Jokowi.

Berikut Suara.com merangkum 8 fakta seputar Rabbial Muslim yang menjadi pelaku tunggal dalam bom bunuh diri.

Rabbial Muslim Nasution sempat membuat video parodi Jokowi (YouTube) Rabbial Muslim Nasution yang menjadi pelaku tunggal bom bunuh diri di Polrestabes Medan, Sumatera Utara pernah membuat konten video parodi mengenai Presiden Joko Widodo (Jokowi). Video tersebut diunggah sebelum ia melakukan bom bunuh diri.

Dari hasil penelusuran Suara.com, Rabu (13/11/2019), Rabbial memiliki akun YouTube dengan nama aslinya. Dalam akun tersebut, Rabbial mengunggah dua video, salah satunya video parodi Jokowi.

Rabbial Muslim Pelaku Bom Bunuh Diri Polrestabes Medan Ternyata YouTuber Pelaku bom bunuh diri Polrestabes Medan. (dok Polisi) Rabbial Muslim Nasution menjadi pelaku bom bunuh diri di Polrestabes Medan, Sumatera Utara. Rabbial yang berstatus sebagai mahasiswa itu ternyata merupakan seorang Youtuber.

Dari hasil penelusuran Suara.com , Rabu (13/11/2019), Rabbial memiliki akun Youtube dengan nama aslinya, Rabbial Muslim Nasution.

Pelaku Bom Bunuh Diri Polrestabes Medan Masih Berusia 24 Tahun Polisi berjaga pascabom bunuh diri di Mapolrestabes Medan, Sumut, Rabu (13/11/2019). ANTARA FOTO/Irsan Mulyad Ledakan di Polrestabes Medan, Sumatera Utara telah menemui titik terang. Identitas pelaku diduga bom bunuh diri telah berhasil diungkap

Informasi yang dihimpun Suara.com, Rabu (13/11/2019), pelaku diduga bom bunuh diri diketahui bernama Rabbial Muslim Nasution. Pria kelahiran Medan, 11 Agustus 1995 tinggal di Medan Petisah, Kota Medan.

Mabes Polri: Pelaku Bom Bunuh Diri Polrestabes Medan Nyamar Jadi Ojol Pelaku bom bunuh diri Polrestabes Medan. (dok Polisi) Rabbial Muslim Nasution (24), pelaku bom bunuh diri di Polrestabes Medan, Sumatera Utara, Rabu (13/11/2019), mengenakan jaket ojek online saat menjalankan aksinya.

Mabes Polri menegaskan, penggunaan jaket ojol tersebut hanya sebagai bentuk penyamaran.

Pelaku Bom Bunuh Diri di Mapolresta Medan Aktif di Medsos Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo didampingi Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Mabes Polri Komisaris Besar Asep Adi Saputra (kanan) memberikan keterangan pers di Mabes Polri terkait insiden ledakan bom bunuh diri di Mapolresta Medan, Rabu (13/11/2019). (Suara.com/Angga Budhiyanto) Rabbial Muslim Nasution (24) terduga pelaku bom bunuh diri di Mapolresta Medan pada Rabu (13/11/2019) ternyata aktif di media sosial. Ia meledakkan diri dengan cara melilitkan bom di tubuhnya

Karena diketahui aktif di dunia sosial media, maka polisi akan menelusuri akun-akun sosial media miliknya.

Gerak-Gerik Janggal Pelaku Bom Bunuh Diri Polrestabes Medan Terekam CCTV Detik-detik terjadinya ledakan bom di Polrestabes Medan, pelaku terekam CCTV (Facebook Tony Pratondoadi) Ledakan bom yang terjadi di Polrestabes Medan, Sumatera Utara pada Rabu (13/11/2019) pukul 8.40 WIB kuat dugaan dilakukan oleh seorang pria memakai jaket ojek online. Gerak-geriknya terekam di kamera CCTV .

Sebuah rekaman CCTV yang memperlihatkan detik-detik terjadinya ledakan bom di Polrestabes Medan tersebar luas di media sosial.

Antre SKCK, Pelaku Bom Bunuh Diri Polrestabes Medan Diminta Keluar Ruangan Polisi berjaga pascabom bunuh diri di Mapolrestabes Medan, Sumut, Rabu (13/11). [ANTARA FOTO/Irsan Mulyadi] Pelaku diduga bom bunuh diri di Polrestabes Medan, Sumatera Utara mengaku ingin mengurus Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK). Namun, sang pelaku diminta keluar ruangan saat sedang mengantre.

Saksi yang berada di lokasi kejadian, Ahmad Abdul mengatakan ia ikut mengantre bersama pelaku diduga bom bunuh diri yang mengenakan atribut ojek online itu di ruang perekaman sidik jari.

Saksi: Pelaku Bom Bunuh Diri Polrestabes Medan Sempat Ikut Antre SKCK Polisi berjaga pascabom bunuh diri di Mapolrestabes Medan, Sumut, Rabu (13/11). [ANTARA FOTO/Irsan Mulyadi] Pelaku diduga bom bunuh diri di Polrestabes Medan, Sumatera Utara sempat mengikuti antrean pembuatan Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK) sebelum meledakkan diri. Saat mengantre, sang pelaku masih mengenakan atribut ojek online.

Saksi yang berada di lokasi kejadian, Ahmad Abdul mengatakan ia melihat seorang pria dengan mengenakan atribut ojek online ikut mengantre mengurus SKCK di ruang perekaman sidik jari sesaat sebelum ledakan terjadi.




Medan, CNN Indonesia -- Polisi  mengamankan mertua dari terduga pelaku  bom Medan berinisial RMN setelah sempat salah dalam mengidentifikasi kediamannya. Pasca- ledakan di Mapolrestabes Medan , aparat bergerak mencari rumah terduga pelaku yang tewas dalam aksi bom bunuh diri itu. Polisi sempat kesulitan mencari rumah pelaku.

Awalnya, polisi mendatangi rumah di Pasar 1 Rel Kecamatan Medan Marelan. Namun di lokasi itu, ternyata terduga pelaku bersama istrinya Dewi sudah lama pindah. Rumah itu pun sudah lama dijual.

Polisi kemudian mendatangi lokasi kedua di Pasar 2 Barat, Kecamatan Medan Marelan. Di sana rumah itu didiami oleh mertua RMN. Terduga pelaku dan istrinya diakui hanya sesekali datang ke rumah itu. Hanya saja, polisi tidak menemukan istri terduga pelaku. Di sana, polisi membawa mertua dari terduga pelaku. Kemudian tim Gegana mendatangi Rumah Nomor 202 C di Lingkungan 6, Gg Melati 8, Kecamatan Medan Marelan, Rabu (13/11/2019) sore. Rumah ini ternyata baru satu bulan ditinggali oleh terduga pelaku dan istrinya. Pasangan suami istri itu menyewa rumah tersebut dari warga yang bernama Fauziah. [Gambas:Video CNN] Polisi langsung melakukan penggeledahan. Garis polisi juga dipasang di lokasi. Hingga saat ini penggeledahan masih berlangsung. Sejumlah petinggi Polda Sumut juga tampak di lokasi. Dari pantauan CNNIndonesia.com di lokasi, warga terus berdatangan. Mereka memadati lokasi penggeledahan ingin menyaksikan penggeledahan itu. Polisi minta warga menjauhi lokasi. Warga tidak diperbolehkan mendekat karena dikhawatirkan ada bahan peledak di rumah itu. "Di rumah ini, mereka baru satu bulan tinggal. Yang saya tahu, mereka itu orangnya baik. Saya juga terkejut dengan kejadian ini," ucap Sumini, Kepala Lingkungan 6, di lokasi.




Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Edy Rahmayadi menyampaikan rasa prihatin atas ledakan bom di Polrestabes Medan. Edy mengatakan Pemprov Sumut akan menanggung biaya pengobatan korban bom bunuh diri di Medan. "(Biaya korban) pasti ditanggung oleh pemerintah. Ini kan perbuatan yang salah, jadi pemerintah bertanggung jawab. Pemprov Sumut bertanggungjawab," kata Edy di SICC, Sentul, Bogor, Rabu (13/11/2019). Edy mengaku telah berkordinasi dengan Kapolda Sumatera Utara Irjen Agus Andrianto untuk meningkatkan pengamanan. Dia meminta agar petugas keamanan melindungi warga Sumut.

"Iya (akan melakukan penjagaan), tadi saya sudah koordinasi dengan Kapolda. Bersama-sama kita amankan tempat kita masing-masing. Kita tidak akan lengah dan kita lindungi rakyat kita. Kita lindungi aset-aser kita dari orang yang tidak bertanggung jawab," ujar Edy. Dia juga mengimbau agar masyarakat Sumut khususnya Medan tenang dan menyerahkan kemaanan kepada petugas keamanan. Dia juga meminta warga bersikap tenang menghadapi peristiwa bom itu. "Warga Sumatera Utara, tetap tenang. Ditangani oleh aparat hukum dan berhak menanganinya. Tenang, berikam masukan kalau itu menjadi mengetahui, kalau tidak, diam tenang. Doakan bahwa kita akan selesaikan," ucapnya. Ledakan di Polrestabes Medan terjadi sekitar pukul 08.45 WIB. Ledakan ini diduga berasal dari bom bunuh diri. Pelaku bom bunuh diri diduga mengenakan atribut ojek online. Sementara itu, jumlah korban luka akibat bom Medan di Polrestabes Medan berjumlah enam orang. Empat anggota polisi, pekerja harian lepas dan seorang warga. Penjelasan Polisi soal Lolosnya Bomber Medan dari Pemeriksaan Aparat: [Gambas:Video 20detik]




TEMPO.CO , Medan - Bom bunuh diri di Markas Polrestabes Medan hari ini, Rabu, 13 November 2019, diduga kuat dilakukan oleh RMN alias Nas, penduduk Jalan Jangka, Nomor 98 - B,  Kelurahan Sei Putih Barat, Kecamatan Medan Petisah, Kota Medan. Menurut para tetanga, pelaku bom Medan itu orang yang tertutup.  “Sehari-hari RMN alias Nas berjualan bakso bakar keliling,” kata tetangga RMN, Maya. Para tetangga, mendengar kabar bahwa Nas sering ke Kecamatan Marelan, Medan sehingga jarang mendapati Nas di rumah. Personel gabungan Polda Sumut, Polrestabes Medan dan Polisi Sektor Medan Baru mengeledah rumah RMN. Polisi mengumpulkan sejumlah barang dari rumah RMN. "Ya, ini rumah terduga," kata Kepala Polsek Medan Baru Komisaris Martuasah Tobing.  Bom meledak di halaman dalam Markas Polrestabes Medan di Jalan HM Said nomor 1 Medan, di dekat ruangan urusan Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK) Satuan Intelijen Keamanan dan Bagian Operasi (Bagop) 

Ledakan terjadi sekitar pukul 08.30 WIB menjelang apel satuan kerja. Ledakan tidak menimbulkan kerusakan gedung namun membuat kepanikan masyarakat yang sedang mengurus SKCK. Akibat ledakan itu satu orang tewas mengenaskan. Diduga orang itu pelaku bom bunuh diri. Perwira Tahanan dan Barangbukti (Tahti)  Inspektur Satu P. Panjaitan, menduga bunyi ledakan keras bom Medan itu trafo yang meledak. “Banyak orang berlarian keluar dari halaman dalam Mako Polrestabes.” Ia bersama personel dan para perwira jaga segara mensterilkan ruas jalan di depan Mako Polrestabes," kata Panjaitan kepada Tempo, Rabu 13 November 2019.




BOGOR, KOMPAS.com  — Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan ( Menko Polhukam ) Mahfud MD meminta masyarakat tidak nyinyir pada pemerintah yang tengah melakukan penanganan terhadap aksi bom bunuh diri di Medan.

Mahfud meminta masyarakat tidak menyebut pemerintah sebagai pelanggar HAM karena menindak pelaku terorisme, juga meminta publik tak menyebut pemerintah kecolongan karena terjadi ledakan bom.

"Kepada masyarakat juga jangan selalu nyinyir. Pemerintah bertindak disebut melanggar HAM, pemerintah enggak bertindak disebut kecolongan," kata Mahfud saat ditemui di Sentul International Convention Center, Jawa Barat, Rabu (13/11/2019).

Baca juga: Bom Bunuh Diri di Mapolrestabes Medan, Menko Polhukam: Tak Sulit Ungkap Jaringan Teroris

Mahfud mengatakan, nyinyir tidak akan menuntaskan masalah.

Sebab, mereka yang biasanya hanya menyudutkan pemerintah tidak bertanggung jawab atas apa yang ia katakan.

Ia meminta publik untuk lebih dewasa dalam menyikapi aksi bom bunuh diri ini.

"Oleh karena itu, jangan selalu menyudutkan aparat kalau mengambil tindakan. Dikontrol saja secara proporsional, benar atau tidak, kan nanti ada proses hukum di pengadilan yang membuktikan aparat salah atau tidak," ujarnya.

Baca juga: Menko Polhukam Sebut Bom Bunuh Diri di Medan Ancaman Radikalisme

Mahfud menambahkan, pihaknya sejauh ini masih mampu menghadapi aksi terorisme, termasuk melakukan upaya-upaya pencegahan.

Hanya memang, upaya tersebut masih perlu ditingkatkan lagi.

"Pemerintah sudah melihat dengan baik (ancaman terorisme). Kalau enggak, kan lebih banyak lagi. Ya kata saya tadi, kuantitasnya kurang," kata Mahfud.

Baca juga: Bom di Polrestabes Medan, Menko Polhukam Enggan Disebut Kecolongan

Ledakan yang diduga bom terjadi di Markas Polrestabes Medan, Jalan HM Said Medan, Kota Medan, Sumatera Utara, Rabu (13/11/2019) pagi.

Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 08.45 WIB. Saat itu, sejumlah polisi disebut baru saja melakukan apel pagi.

Menurut Polri, ledakan itu terjadi di sekitar kantin Mapolrestabes Medan.

"Ya betul," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo ketika dikonfirmasi, Rabu (13/11/2019).




MEDAN , KOMPAS.com - Pelaku bom bunuh diri di Polrestabes Medan , Rabbial M N dan istrinya, Dewi, baru satu bulan tinggal di Gang Melati, Kelurahan Tanah 600, Kecamatan Medan Marelan.

Keduanya selalu pergi pagi dan pulang tengah malam.

Syahrul (23), warga yang tinggal bersebelahan dengan Rabbial mengatakan, keluarga Rabbial sangat tertutup.

Syahrul baru sebulan tinggal bersebelahan dengan Rabbial.

Syahrul bertemu dengan Rabbial dan istrinya pada pagi hari, sekitar pukul 08.00 - 09.00 WIB, saat keduanya akan pergi.

"Tak tahu kerjanya apa. Katanya ojek online," kata Syahrul di lokasi, Rabu (13/11/2019) sore.

Baca juga: Detik-detik Pelaku Masuk ke Polrestabes Medan dan Meledakkan Diri...

Ketika berpapasan pun, tegur sapa hanya sekedar saja. Dengan rutinitas demikian, Syahrul mengaku tidak mengenal keduanya dengan baik.

"Dia berangkat kerja pagi, pulangnya jam 12 malam, jarang lah ngobrolnya," kata Syahrul.

Syahrul mengatakan, tidak pernah curiga dengan tetangga barunya itu yang ketika berpindah ke rumah dengan satu kamar menggunakan mobil pikap.

"Ada lah pernah kemarin kayak mukul-mukul dinding, mungkin pasang paku. Selebihnya tak ada lah," kata Syahrul.

Dijelaskannya, sekitar tiga pekan lalu, kawan-kawan Rabbial berkunjung ke rumah Rabbial.




TEMPO.CO , Medan - Pelaku bom bunuh diri di Polrestabes Medan (insiden bom Medan ), Rabbial Muslim Nasution, terkenal rajin ke sekolah semasa SMP. Ia pernah bersekolah di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Daya Cipta di Jalan Mistar, Kota Medan, tak jauh dari rumah keluarganya di Jalan Jangka, Gang Tentram Nomor 89.B, Kota Medan, Sumatera Utara. Abdi, orang tua alumni SMP Daya Cipta, penduduk Jalan Mistar, mengatakan, mengenal Rabbial." Saya sempat tak percaya dia pelaku bom bunuh diri. Setelah tahu pelakunya anak Jalan Jangka, saya datang kesini, rumah Rabbial," kata Abdi kepada Tempo, Rabu 13 November 2019.  Abdi menuturkan anak dia satu kelas dengan Rabbial di SMP Daya Cipta. "Saya ingat dia itu anak yang rajin bersekolah dan selalu mengajak anak ku sekolah." Tempo mendatangi kediaman Rabbial. Rumah sederhana bercat kuning gading itu tertutup rapat setelah digeledah polisi. Sayup-sayup terdemgar beberapa orang berbicara di dalam rumah.

Saat Tempo mendekat ke rumah nomor 98 B, empat orang dewasa menuntun seorang nenek keluar dari dalam rumah. Sebuah ledakan keras terjadi di halaman dalam Markas Polrestabes Medan di Jalan HM Said Nomor 1 Medan dekat ruangan urusan Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK) Satuan Intelijen Keamanan dan Bagian Operasi (Bagop), Rabu, 13 November 2019. Insiden ledakan di Polrestabes Medan terjadi sekitar pukul 08.30 WIB menjelang apel satuan kerja. Ledakan tidak menimbulkan kerusakan gedung namun membuat kepanikan masyarakat yang sedang mengurus SKCK.







Bom bunuh diri terjadi di Medan , tepatnya di Polrestabes Meda n. Ledakan terjadi setelah para polisi menggelar apel. "Iya (kejadian) selesai apel," kata Karo Penmas Divisi Humas Polri, Brigjen Dedi Prasetyo, kepada wartawan, Rabu (13/11/2019). Ledakan itu terjadi pagi tadi. Saat itu, banyak pula warga yang ke kantor polisi untuk membuat SKCK.

"Kejadian tersebut belum sampai ke sentra pelayanan SKCK," ungkapnya. Pelaku diduga dua orang yang mengenakan atribut ojek online . Pelaku tewas di lokasi. Petugas sudah berada di lokasi untuk melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Polisi melakukan sterilisasi di sekitar Polrestabes Medan. Saat ini, Densus 88 juga sudah berada di lokasi. Bom Meledak di Polrestabes Medan, Diduga Bunuh Diri: [Gambas:Video 20detik]



Total comment

Author

fw

0   comments

Cancel Reply