Contact Form

 

Jenazah Ciputra Akan Disemayamkan di Artprenuer Kuningan


Jakarta, CNN Indonesia -- Ciputra  alias Tjie Tjin Hoan, insinyur sekaligus taipan properti menghembuskan nafas terakhir di Singapura pada Rabu (27/11), sekitar pukul 01.05 waktu setempat. Semasa hidupnya, Ciputra dikenal sebagai salah satu raja gurita bisnis properti di Indonesia lewat Ciputra Group . Ciputra melahirkan bisnis propertinya, Ciputra Group, pada 1981 silam. Grup itu didirikannya tak lama setelah meniti karir di Jaya Group, perusahaan daerah milik Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta dan Metropolitan Group, perusahaan yang membangun perumahan mewah Pondok Indah dan Kota Mandiri Bumi Serpong Damai. Ciputra Group memiliki induk perusahaan bernama PT Ciputra Development Tbk. Perusahaan itu mulai dikenal publik karena membangun perumahan Citra Garden City di Jakarta Barat. Citra Garden City merupakan salah satu kompleks perumahan modern kala itu. Proyek itu dilengkapi dengan segudang fasilitas, seperti olahraga hingga kesehatan dalam satu kawasan.

Setelah Citra Garden City, perusahaan melahirkan beberapa kompleks perumahan, seperti Citraland dan Citra Grand di berbagai kota di Tanah Air. Perkembangan bisnis yang cukup baik membuat perusahaan berhasil melakukan penawaran saham terbatas (IPO) pada 1994. Ciputra Group melantai melalui perusahaan induk, Ciputra Development serta dua anak perusahaan, yaitu PT Ciputra Surya Tbk dan PT Ciputra Property Tbk. Perusahaan juga berhasil mengembangkan bisnis ke segmen lain, di luar perumahan. Misalnya, pengembang skala kota, gedung perkantoran, pusat perbelanjaan, hotel, apartment, pusat rekreasi, fasilitas olahraga, telekomunikasi, kesehatan, broker, media, hingga perusahaan belanja digital alias e-commerce.

Ciputra Group juga pernah memiliki lini bisnis di sektor keuangan, seperti Bank Ciputra dan Asuransi Jiwa Ciputra. Namun, kedua bisnis itu terpaksa tutup lapak karena terusik krisis ekonomi pada 1997. Salah satu 'karya' grup yang sangat dikenal publik ialah Ciputra Mall karena didirikan di beberapa kota. Selain itu, perusahaan juga mendirikan lembaga akademis yang berfokus pada pendidikan wirausaha, yakni Universitas Ciputra. Teranyar, perusahaan mengelola dana tanggung jawab (CSR) menjadi Ciputra Artpreneur. Ini merupakan pusat seni terintegrasi yang menjadi etalase seni di kawasan bisnis Ciputra World yang sudah berdiri sekitar 20 tahun.

Dalam tiga dekade terakhir, Ciputra Group sudah memiliki 70 proyek perumahan di lebih dari 40 kota melalui para anak usaha yang kemudian melebur ke induk sejak 2017 lalu. Tak hanya di dalam negeri, Ciputra juga berhasil mengembangkan gurita usaha ke para negara tetangga. Ia pernah terlibat dalam beberapa proyek komersil di Vietnam, Kamboja, dan China. Berbagai proyek itu digarapnya dengan pola kemitraan dengan perusahaan setempat. Berdasarkan laporan keuangan Ciputra Development per kuartal III 2019, perusahaan berhasil mengantongi pendapatan sekitar Rp4,65 triliun. Pendapatan ini diperoleh dari penjualan berbagai lini usaha mulai dari hunian hingga ruko mencapai Rp4,15 triliun. [Gambas:Video CNN]




DEPOK, KOMPAS.com —  Pendiri sekaligus pemilik Ciputra Group, Ciputra atau Tjie Tjin Hoan, meninggal dunia di Singapura pada Rabu (27/11/2019). Pengusaha properti tersebut mengembuskan napas terakhir pukul 01.05 waktu Singapura di usia 88 tahun. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati pun mengungkapkan kesedihan dan mengaku baru mendengar kabar tersebut. Saat mendengar, wanita yang kerap disapa Ani ini memperlihatkan wajah murung. "Saya baru dengar. So sad . Sedih banget ya," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati seusai memberikan kuliah umum di Universitas Indonesia, Depok, Rabu (27/11/2019).

Baca juga: Ketua Apindo: Pengusaha Properti Ciputra Meninggal Dunia di Singapura Dalam ingatannya, Ani mengenang Ciputra adalah seorang tokoh yang berkomitmen terhadap lingkungan saat menggarap proyek tertentu. Tak jarang, Ciputra juga memperlihatkan jiwa seni dalam setiap bangunan. "Pak Ciputra kalau buat saya pribadi, untuk membangun permukiman selalu dengan suatu passion , tidak sekadar profit . Tapi dia juga komitmen terhadap lingkungan, detail saya lihat di beberapa tempat saya lihat kecintaan terhadap seni," ucap Ani. Dia pun mengaku kehilangan tokoh dengan pemikiran cemerlang itu. Sebab, dia sangat mengagumi sosok Ciputra meski sudah jarang bertemu. "Saya rasa kita kehilangan seorang tokoh yang memiliki pemikiran bagaimana bisa create bisnis tapi pada saat yang sama dia memanusiakan ciptaannya itu. Saya sudah lama sekali sudah enggak ketemu. Tapi ada beberapa event di mana kita bersama. Tapi saya banyak mengagumi hasil karyanya," katanya.

Baca juga: Mengenang Ciputra, Pengusaha Sukses yang Memulai Usaha dari Garasi Meninggalnya pengusaha Ciputra membawa duka mendalam bagi perusahaan Ciputra Group. Hal tersebut lantaran Ciputra adalah pendiri perusahaan properti tersebut. Kepada Kompas.com , Direktur Independen PT Ciputra Development Tbk Tulus Santoso Brotosiswoyo mengungkapkan duka mendalam yang dirasakan oleh segenap jaran Ciputra Group. "Kami (semua) keluarga besar Ciputra Group mengucapkan turut berduka yang mendalam," ujarnya melalui pesan singkat kepada Kompas.com , Rabu (27/11/2019).




JAKARTA, KOMPAS.com - Jenazah Ir Ciputra , pendiri Ciputra Grup, akan disemayamkan di Ciputra Artpreneur, Ciputra World 1, Kuningan, Setiabudi, Jakarta Selatan, pada Rabu (27/11/2019) malam nanti.

"Jenazah disemayamkan di Ciputra Artpreneur," kata Irwan, salah satu orang kepercayaan keluarga Ciputra saat ditemui di kediaman Ciputra di Jalan Bukit Golf Utama, Pondok Indah, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Rabu (27/11/2019).

Baca juga: Ciputra dan Impian Besar Melahirkan Dua Juta Entrepreneur Indonesia

Irwan memperkirakan, jenazah akan tiba di Bandar Soekarno-Hatta, Rabu malam pukul 21.00 WIB.

Namun dia belum bisa memastikan waktu jenazah akan sampai di tempat persemayamannya.

"Paling cepat jam 21.00 tiba di Jakarta dari Singapura. Saya nggak tahu sampai di Ciputra Artprene jam berapa," ujar dia.

Ciputra, chairman dan founder Ciputra Group , meninggal dunia,  Rabu dini hari di Singapura.

"Telah meninggal dunia dengan tenang, Bapak Ir Ciputra, Chairman dan Founder Ciputra Group di Singapore pada tanggal 27 November 2019 pukul 01.05 waktu Singapore. Kami keluarga besar Ciputra Group mengucapkan turut berduka yang mendalam dan mendoakan semoga keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan dan kekuatan menghadapi kedukaan ini," demikian pesan singkat dari Rina Ciputra Sastrawinata, anak pertama Ciputra, seperti dikutip Kontan.co.id .




Pengusaha  properti  Ir Ciputra meninggal dunia pada usia 88 tahun di Singapura, Rabu dini hari (27/11). Ia merupakan pendiri Ciputra Group, salah satu pengembang Indonesia yang paling terdiversifikasi dari segi produk, lokasi dan segmen pasarnya.  Grup usaha ini go public pada tahun 1994, dengan perusahaan induk PT Ciputra Development Tbk, serta dua anak perusahaan PT Ciputra Surya Tbk, dan PT Ciputra Property Tbk. Di laman resmi perusahaan, Ciputra masih tercatat sebagai Presiden Komisaris PT Ciputra Development Tbk hingga akhir hayatnya. Namun, gurita bisnis keluarga itu telah dikendalikan oleh generasi penerusnya. Ciputra bersama sang istri Dian Sumeler memiliki empat anak, yakni Rina Ciputra Sastrawinata, Junita Ciputra, Cakra Ciputra dan Candra Ciputra.  Para perempuan di keluarga ini, Dian Sumeler, Rina dan Junita Ciputra menjabat sebagai komisaris PT Ciputra Development Tbk. Sedangkan Cakra dan Candra Ciputra menjadi direkturnya. (Baca: Ciputra, Konglomerat yang Mulai Karier dari BUMD DKI ) Berikut profil para penerus bisnis Ciputra: Candra Ciputra Candra menjabat sebagai Direktur Utama PT Ciputra Development Tbk sejak 2002. Ia juga memegang jabatan di anak-anak perusahaan, di antaranya adalah sebagai Komisaris Utama PT Metrodata Electronics Tbk, Direktur Utama PT Ciputra Property Tbk, dan Direktur PT Ciputra Surya Tbk. Pada tahun 1988, Candra bergabung dengan Perseroan sebagai Manajer Pengembangan Usaha dan diangkat sebagai Direktur pada tahun 1990. Peraih gelar sarjana Keuangan dari University of San Francisco, Amerika Serikat dan gelar MBA bidang keuangan dari Golden Gate University, San Francisco, Amerika Serikat ini memiliki pengalaman di bidang properti lebih dari 20 tahun. Selain itu, istri Candra, Sandra Hendharto juga bergabung di bisnis keluarga. Sandra ada di jajaran komisaris  PT Ciputra Development Tbk bersama para iparnya. Cakra Ciputra Putra ketiga Ciputra ini mendapatkan gelar Sarjana Teknik Sipil dari San Fransisco University, AS tahun 1991. Ia diangkat sebagai Direktur PT Ciputra Development Tbk sejak 1991. Ia juga menjabat sebagai Direktur PT Ciputra Surya Tbk sejak 1990. (Baca: IHSG Awal Pekan Diramal Bervariasi, Saham Emiten Retail Direkomendasi ) Budiarsa Sastrawinata Suami Rina Ciputra, selain menjadi Direktur PT Ciputra Development Tbk, Budiarsa juga menjabat sebagai Direktur Utama PT Damai Indah Golf Tbk sejak tahun 2012. Di level internasional, Budiarsa pernah memegang posisi sebagai Presiden INTA (International Urban Development Association/Asosiasi Pengembang Perkotaan Internasional) untuk periode 2007-2013. Ia mendapatkan gelar Sarjana Teknik Sipil dari Plymouth Polytechnic, Plymouth, Inggris dan gelar Master of Business Administration dari Institut Manajemen Prasetiya Mulya, Jakarta. Budiarsa juga terlibat aktif dalam berbagai kegiatan organisasi, seperti KADIN, Asosiasi Real Estat Broker Indonesia (AREBI), REI, KADIN, dan Asosiasi Emiten Indonesia (AEI). Nararya Ciputra Sastrawinata Di generasi ketiga keluarga Ciputra, ada Nararya, putra Rina Ciputra dan Budiarsa Sastrawinata. Masuk ke bisnis properti, ia turut mengerjakan proyek Grand Shenyang seluas 300 hektare di Tiongkok. Alumni United World College of South East Asia 2004 itu menjabat  Associate Project Director  di  Grand Shenyang. Sebelumnya, pemegang gelar  Master of Engineering  itu bekerja di berbagai perusahaan sebelum masuk Grup Ciputra. Ia juga tak hanya fokus mengembangkan bisnis keluarga. Nararya turut mendirikan perusahaan modal ventura Indogen Capital bersama beberapa temannya. (Baca: Laju Positif Saham Properti Tahan Koreksi IHSG Sesi I Hanya 0,08% ) Cipta Harun Ciputra Cipta merupakan putra sulung pasangan Harun Hajadi dan Yunita Ciputra. Pria berusia 27 tahun ini mulai terlibat dalam proyek di bawah bendera Ciputra Group sejak 5 tahun lalu. Sebagai lulusan jurusan Administrasi Bisnis di Southern University California, Los Angeles, Cipta bergabung dalam divisi pengembangan bisnis Ciputra. Dalam divisi itu, dia belajar untuk terjun langsung melakukan pengecekan izin proyek-proyek baru dan membuat perencanaan keuangan. Sejauh ini, Cipta turut membantu perusahaan dalam proyek CBD di Cibubur. Ia juga terlibat dalam proyek Ciputra di Pulogadung, Jakarta. Proyek baru itu berupa apartemen seluas 13 hektare dengan 16 menara apartemen khusus residensial. Email sudah ada dalam sistem kami, silakan coba dengan email yang lainnya. Maaf Telah terjadi kesalahan pada sistem kami. Silahkan coba beberapa saat lagi




Pada 22 Oktober 1981, Ciputra mendirikan perusahaan dengan nama PT Citra Habitat Indonesia dan pada tahun 1990 mengubah nama perusahaan menjadi PT Ciputra Development, yang kemudian dikenal sebagai salah satu perusahaan properti terdepan dan paling terdiversifikasi di Indonesia. Situs resmi perusahaan mencatat, pada tahun 1999, anak perusahaan Ciputra Development yakni PT Ciputra Surya melakukan melakukan penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) pada Bursa Efek Indonesia dan selanjutnya disusul PT Ciputra Property pada tahun 2007. Namun pada tahun 2016, PT Ciputra Surya Tbk kembali bergabung dengan induk, Ciputra Development. Ciputra Development ini menjadi holding properti Grup Ciputra, dan tercatat di BEI dengan kode saham CTRA. Perjalanan taipan kelahiran Sulawesi, 24 Agustus 1931 ini menjadi salah satu crazy rich Indonesia tidaklah mudah dan penuh duri, namun perjuangannya berbuah hasil, bahkan kesuksesannya diakui oleh Forbes, media global yang rutin merilis daftar orang terkaya di dunia.




KOMPAS.com - Begawan properti Indonesia, Ir Ciputra meninggal dunia tepat pada usia 88 tahun.

Ciputra meninggal dunia di Singapura pada Rabu (27/11/2019) pukul 01.15 waktu setempat.

Semasa hidupnya, Ciputra bergelut pada bidang properti dan sempat terlibat pada reklamasi dan megaproyek.

Namun, sebelum terjun ke dunia properti, Ciputra dikabarkan juga pernah mencicipi dunia olahraga.

Harian Kompas, 19 Januari 1992 menyebutkan, bapak dari empat anak ini pernah menjadi atlet lari 1.500 meter pada Pekan Olahraga Nasional (PON) ke-3 di Medan, Sumatera Utara.

Sifat perlombaan itulah yang akhirnya mengantarnya menekuni dunia bisnis yang memiliki karakteristik bersifat kompetitif.

Namun, bisnis menurutnya lebih memiliki kelebihan lantaran tidak harus menang sendiri, tetapi dapat maju secara bersama-sama.

Berdasarkan pemberitaan Harian Kompas, 24 November 1985, dahulunya, Ciputra hanyalah seorang gembala di kampung Pepaya, Parigi, Sulawesi Tengah.

Baca juga: Meninggal di Usia 88 Tahun, Berikut Sepak Terjang Ciputra

KOMPAS/Kartono Riyadi Founder Ciputra Group Ir. Ciputra

Pada tahun 1961, pria kelahiran 24 Agustus 1931 ini memulai bisnis properti yang saat ini menjadi salah satu identitasnya.

Ia mendirikan PT Pembangunan Jaya yang bergerak di bidang real estate, kontraktor, perhotelan, baja, alumunium, tempat hiburan, dan perdagangan.

Kemudian di tahun 1970, ia kembali membangun sebuah perusahaan yang memiliki nama Metropolitan.

Sepuluh tahun kemudian tepatnya pada 1980, Ciputra mendirikan Ciputra Group. Keseluruhan saham di Ciputra Group adalah milik Ciputra dan anak-anaknya.

Perlu diketahui, Ciputra memiliki empat orang anak yakni Rina Ciputra Sastrawinata, Junita Ciputra, Cakra, Ciputra, dan Candra Ciputra.

Lalu di tahun 1981, Ciputra dan anak-anaknya mendirikan PT Citra Habitat Indonesia (CHI).

Tahun 1990, PT CHI ini menjadi PT Ciputra Development dengan tiga divisi, membawahi 24 anak usaha yang tergabung dalam Ciputra Group.

Selain properti, Ciputra diketahui juga mengelola beberapa institusi pendidikan dari TK hingga Universitas .

Menurutnya, TK dan SMA yang ia kelola adalah Don Bosco serta Yayasan Jaya Raya.

Adapun beberapa universitas yang dikelola Ciputra ialah Tarumanegara, Prasetya Mulya, dan University of Ciputra.

Selain itu, ia juga menduduki jabatan sebagai dewan penyantun di beberapa universitas, di antaranya ialah Sam Ratulangi di Sulawesi Utara, Universitas Kristen Petra di Surabaya, dan beberapa lagi lainnya.

Baca juga: Perjalanan Ciputra dari Warisan Karya, Megaproyek, hingga Penghargaan Bergengsi




JAKARTA, KOMPAS.com - Manajemen PT Pembangunan Jaya Ancol menyampaikan bela sungkawanya atas meninggalnya pendiri mereka, Ir Ciputra , pada Rabu (27/11/2019) ini.

Rasa duka itu disampaikan oleh DIrektur Utama PT Pembangunan Jaya Ancol Teuku Sahir Syahali.

"Kami sebagai bagian dari Grup Jaya yang turut dibesarkan oleh beliau menyampaikan duka cita yang mendalam atas berpulangnya almarhum Bapak Ciputra," kata Teuku Sahir dalam sebuah keterangan tertulis.

Baca juga: Ciputra, Founder Ciputra Group Tutup Usia di Singapura

Sahir mengatakan, almarhum yang biasa dipanggil Pak Ci oleh karyawan Taman Impian Jaya Ancol berkontribusi sangat besar dalam pembangunan tempat rekreasi tersebut.

Ciputra dulu ditunjuk langsung oleh dua Gubernur DKI Jakarta yakni Soemarno dan Ali Sadikin untuk memimpin Badan Proyek Pembangunan (BPP) Ancol.

Berbagai pusat rekreasi yang ada seperti Pasar Seni, Gelanggang Renang (kini Atlantis Water Adventure), Gelanggang Samudra (kini Ocean Dream Samudra), Dunia Fantasi dan resort Putri Duyung Ancol merupakan karya dari Ciputra semasa memimpin BPP Ancol.

"Banyak sekali jasa beliau dalam pembangunan Ancol sebagai kawasan rekreasi terpadu. Semua dituangkan dalam gagasan dan karya yang luar biasa yang sampai hari ini kita semua menikmati karyanya dan akan terus kami lanjutkan sebagai warisan yang berharga," ujar Sahir.

Baca juga: Citra Kasih Don Bosco dan Upaya Mewujudkan Mimpi Ciputra Melahirkan 2 Juta Entreprenuer

Ciputra, Chairman dan Founder Ciputra Group , meninggal dunia pada  Rabu dini hari di Singapura.

Kontan.co.id  melaporkan,  Ciputra meninggal dunia di Singapura pada 27 November 2019 pukul 01.05 waktu setempat.

" Telah meninggal dunia dengan tenang, Bapak Ir Ciputra, Chairman dan Founder Ciputra Group di Singapore pada tanggal 27 November 2019 pukul 01.05 waktu Singapore. Kami keluarga besar Ciputra Group mengucapkan turut berduka yang mendalam dan mendoakan semoga keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan dan kekuatan menghadapi kedukaan ini," demikian pesan singkat dari Rina Ciputra Sastrawinata, anak pertama Ciputra, yang dikutip Kontan.co.id.




Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Efek Indonesia (BEI) turut berbelasungkawa dengan meninggalnya pengusaha properti, Ir. Ciputra dini hari tadi. Kabat tersebut sontak jadi perhatian masyarakata Indonesia. Direktur Penilaian Perusahaan BEI IGD N Yetna Setia mengatakan Ciputra dikenal sebagai salah satu pengusaha yang sukses menjalankan bisnisnya hingga bisa bertumbuh seperti sekarang. Hal ini seharusnya bisa menjadi refleksi bagi para entrepreneur muda Indonesia untuk bisa berkaca dari kesuksesan beliau.

"Kita sangat kehilangan enterpreneur sukses Indonesia dan ini sangat mengejutkan sekali. Mudah-mudahan apa yang sudah beliau create dan lebih penting adalah bagaimana beliau sepak terjangnya menjadi entrepreneur, perusahaannya growth dan bertahan dalam kondisi apapun," kata Yetna di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (27/10/2019). Dia menyebutkan, sebagai pengusaha Pak Ci, panggilan akrabnya, mampu menerapkan good corporate governance (GCG) dalam mengelola perusahaannya meskipun tengah diterpa krisis dengan kondisi perusahaan yang terus bertumbuh.

"Jadi untuk mencapai sesuatu tetap bertahan, sustain dan dalam krisis luar biasa itu dan environment yang dia jaga," tambahnya. Kabar duka datang dari sektor properti tanah air. Tokoh senior properti, Dr (HC) Ir. Ciputra meninggal dunia di usia ke-88. Berikut, pengumuman yang disampaikan Corporate Communication Ciputra Group: Telah meninggal dunia dengan tenang, Bapak Ir Ciputra, Chairman dan Founder Ciputra Group di Singapore pada tanggal 27 November 2019 pukul 1:05 waktu Singapura. "Kami keluarga besar Ciputra Group mengucapkan turut berduka yang mendalam dan mendoakan semoga Keluarga yg ditinggalkan diberikan ketabahan dan kekuatan menghadapi kedukaan ini," kata Tulus Santoso Brotosiswoyo Direktur Independen Ciputra Development kepada CNBC Indonesia, Rabu (27/11/2019). (hps/hps)




- Istana Kepresidenan turut menyampaikan belasungkawa atas wafatnya tokoh senior properti Dr (HC) Ir Ciputra pukul 1:05 waktu Singapura, Rabu (27/11/2019).Ciputra, yang merupakan Chairman dan Founder Ciputra Group meninggal di usia ke 88. Wafatnya salah satu pendiri perusahaan properti terbesar di Indonesia ini pun mendapatkan perhatian berbagai pihak.Ucapan belasungkawa Istana Kepresidenan disampaikan langsung oleh Staf Khusus Presiden bidang Komunikasi Fadjroel Rachman saat dihubungi."Turut berdukacita atas wafatnya Bapak Ir. Ciputra, beliau pemegang Satya Lencana Pembangunan. Semoga damai di sisiNYA dan keluarga yang ditinggalkan ditabahkanNYA," kata Fadjroel.Ciputra tercatat pernah menjadi salah satu pengusaha yang pernah menerima penghargaan Satya Lencana Pembangunan dari Presiden RI pada 1995.Ciputra yang lahir pada 24 Agustus 1931 adalah seorang insinyur dan pengusaha properti senior. Dimulai pada tanggal 22 Oktober 1981, Dr. (HC) Ir. Ciputra mendirikan perusahaan dengan nama PT Citra Habitat Indonesia.Kemudian pada tahun 1990, ia mengubah nama perusahaan menjadi PT Ciputra Development, yang kemudian dikenal sebagai salah satu perusahaan properti terdepan dan paling terdiversifikasi di Indonesia.Seiring dengan perkembangan usaha, pada tahun 1994 Perseroan melakukan Penawaran Umum Perdana pada Bursa Efek Indonesia (pada saat itu masih bernama Bursa Efek Jakarta).Pada tahun 1999, anak perusahaan, PT Ciputra Surya melakukan melakukan Penawaran Umum Perdana pada Bursa Efek Indonesia dan selanjutnya PT Ciputra Property pada tahun 2007. Namun pada tahun 2016, PT Ciputra Surya Tbk kembali bergabung dengan Induk, PT Ciputra Development Tbk.Salah satu ungkapan yang cukup melegenda dari Pak Ci (sapaan akrab Ciputra) adalah "Seorang entrepreneur mengubah kotoran dan rongsokan menjadi emas""Entrepreneurship cara Ciputra adalah entrepreneurship yang berani bermimpi dengan cara mencita-citakan sesuatu yang belum ada contoh sebelumnya. Dalam kalimat lain, Ciputra mengatakan sebagai "The Power of Dream".Kalimat dari George Bernard Shaw akan melengkapi pengertian di atas, ia mengatakan, "You see things, and you see why. But I dream things that never were, and I say Why Not?" demikian diungkapkan Antonius Tanan, Direktur Senior Ciputra Group.Antonius kembali menceritakan, apa saja cara meningkatkan nilai barang rongsokan?Aksi sederhana sampai dengan inovasi dapat dilakukan. Pertambahan nilai baru ini bisa sederhana saja dengan cara memilah-milah barang bekas sehingga dapat dijual atau dengan cara menambah nilai kreativitas seperti menjadikannya sebagai benda seni."Semakin banyak dan berkualitas nilai tambah yang dikenakan, maka barang rongsokan akan semakin mahal. Untuk besi rongsokan diubah jadi emas berapa banyak nilai tambah yang harus diciptakan? Banyak sekali bukan? Tidak mungkin hanya dengan tindakan sederhana, kotoran dan rongsokan bisa menjadi emas. Ini memperlihatkan bahwa entrepreneur cara Ciputra adalah entrepreneurship yang ingin berinovasi di beragam hal sedemikian rupa sehingga pelanggan tidak bisa bilang tidak?"

Ciputra Maestro Properti Indonesia

[Gambas:Video CNBC]

Ciputra atau Tjie Tjin Hoan tidak begitu saja menjadi pengusaha sukses. Ia melaluinya dengan jalan terjal dan perjuangan yang luar biasa berat."Saya hanya memiliki tenaga yang digerakkan oleh cita-cita dan mimpi," ujar Ciputra saat itu dalam sebuah acara Founders Day 2017 Ciputra Group yang dihadiri Megawati Soekarnoputri.Ia mengawali hidupnya di Parigi, Sulawesi Tengah. Dalam sebuah talkshow, Ciputra yang merupakan lulusan ITB ini mengaku selalu dibayangi masa kecilnya yang suram. Namun, hal tersebut membuatnya mampu bangkit.Ayahnya dibawa tentara Jepang, dan Ciputra kecil pun selalu berjuang menyelinap dan mencoba mencari sesuap makanan hingga ke hutan.Tak hanya itu, makian dan cacian dari sekelilingnya juga datang di-hidupnya. Namun, dia berhasil membuktikan diri sebagai pria yang bermartabat dengan menimba ilmu arsitektur di Institut Teknologi Bandung.Ciputra adalah icon dari PT Pembangunan Jaya (Ancol). Kala itu Ciputra menemui Presiden Soekarno dan mengawali perubahan Ancol yang penuh dengan rawa menjadi salah satu icon DKI Jakarta.Kekayaan Ciputra berdasarkan Forbes mencapai US$ 1,3 miliar atau Rp 18,2 triliun (asumsi kurs US$ 1 = Rp 14.000) yang menjadikannya peringkat 27 orang terkaya di seluruh Indonesia.Ciputra meninggal di Singapura pada dini hari tadi.Berikut, pengumuman yang disampaikan Corporate Communication Ciputra Group:Telah meninggal dunia dengan tenang, Bapak Ir Ciputra, Chairman dan Founder Ciputra Group di Singapore pada tanggal 27 November 2019 pukul 1:05 waktu Singapura."Kami keluarga besar Ciputra Group mengucapkan turut berduka yang mendalam dan mendoakan semoga Keluarga yg ditinggalkan diberikan ketabahan dan kekuatan menghadapi kedukaan ini," kata Tulus Santoso Brotosiswoyo Direktur Independen Ciputra Development kepada CNBC Indonesia, Rabu (27/11/2019).Kini banyak yang telah mengenal sosok Ciputra. Salah satu Taipan Properti Tanah Air ini akan selalu dikenang melalui hasil karya propertinya. Selamat Jalan Pak Ci....


View this post on Instagram

"Selamat Jalan Om Ciputra, semoga damai di Surga"😭😭😭 Terimakasih utk bimbingan dan perhatiannya buat saya , klub Jaya Raya dan utk Bulutangkis Indonesia🏸🏸🇮🇩🇮🇩

Total comment

Author

fw

0   comments

Cancel Reply