Liputan6.com, Jakarta Kabar duka kembali datang, Presiden RI ketiga, Bacharuddin Jusuf Habibie atau BJ Habibie mengembuskan napas terakhirnya, Rabu (11/9/2019) soret. Habibie meninggal di RSPAD Gatot Soebroto dalam usia 83 tahun. Kabar kepergiannya di sampaikan oleh putra BJ Habibie, Thareq Habibie.
BJ Habibie merupakan salah satu tokoh paling berpengaruh dalam sejarah modern Indonesia. Namanya begitu dikenal hingga saat ini. Habibie yang lahir di Parepare, Sulawesi Selatan, 25 Juni 1936 ini memiliki segudang prestasi yang mengharumkan nama bangsa.
Dikenal cerdas dan ahli dalam dunia penerbangan, kiprah Habibie membuat berbagai pihak berdecak kagum. Tak hanya mengharumkan nama bangsa di tingkat dunia, Pak Habibie juga pernah menjadi presiden ketiga Republik Indonesia.
Kisahnya telah beberapa kali diadaptasi menjadi film layar lebar dan dibintangi oleh aktor ternama di Indonesia.
Capaian sukses BJ Habibie layak dijadikan teladan, utamanya oleh generasi millenials. Berikut ini prestasi BJ Habibie untuk Indonesia yang yang membanggakan dirangkum Liputan6.com, Rabu (11/9/2019).
Prestasi-Prestasi Gemilang BJ Habibie Hingga Diakui Dunia
Merdeka.com - Kabar duka menyelimuti Indonesia. Salah satu tokoh berpengaruh Indonesia, Baharuddin Jusuf Habibie atau BJ Habibie meninggal dunia di RSPAD Gatot Subroto sekitar pukul 18.05 WIB. Habibie meninggal akibat sakit yang dideritanya.
Semasa hidupnya, Habibie merupakan tokoh yang penuh dengan prestasi. Bahkan prestasinya mendunia. Berikut ulasannya: 1 dari 4 halaman
BJ Habibie merupakan orang yang sangat jenius. Sejak di bangku sekolah, Habibie mendapat prestasi di bidang eksata. Habibie sempat menerima beasiswa kuliah di Aachen, Jerman.
Saat kuliah di Jerman, Habibie salah satu mahasiswa berprestasi. Pada tahun 1960, ia meraih gelar diploma dengan predikat cumlaude. Lima tahun berselang tepatnya pada 1965, Habibie menyabet gelar doktor dengan predikat summa cumlaude. Rata-rata nilainya 10 alias sempurna. Sungguh pencapaian yang tak semua orang bisa meraihnya.
Kecerdasan BJ Habibie sangat luar biasa. Habibie melahirkan penemuan penting dalam dunia dirgantara. Saat menjadi engineer di Jerman, ia menggali fenomena keretakan pada konstruksi pesawat.
Habibie mempelajari hal tersebut dan akhirnya mencetuskan teori untuk menghitung keretakan hingga pada tingkatan atom material konstruksi pesawat. Rumus yang dinamai Faktor Habibie ini diakui oleh dunia penerbangan. Rumus itu kemudian dipakai oleh berbagai perusahaan maskapai di dunia.
Sejumlah penghargaan diraih BJ Habibie di bidang dirgantara baik dalam maupun luar negeri. Di luar negeri Habibie mendapat penghargaan Edward Warner Award dan Award von Karman atas keberhasilannya merumuskan Faktor Habibie. Penghargaan tersebut setara dengan hadiah Nobel.
Tak ketinggalan, Pemerintah Jerman juga memberi apresiasi berupa dua penghargaan yakni Das Grosse Verdientkreuz dan Das Grosse Verdenstkreuz Mit Stern und Schulterband.
Sementara di dalam negeri, presiden RI ke-3 itu memperoleh penghargaan tertinggi yaitu Ganesha Praja Manggala Bhakti Kencana dari ITB.
Semasa hidup, BJ Habibie pernah menetap di Jerman. Ia sempat bekerja di Firma Talbot yang merupakan perusahaan kereta api. Pada perusahaan tersebut Habibie mendesain kereta untuk mengangkut barang dalam jumlah besar. Rancangannya dituntaskan menggunakan teknologi konstruksi sayap pesawat.
Kariernya berlanjut setelah meraih gelar doktor. Habibie mendapat pekerjaan di sebuah perusahaan penerbangan Messerschmitt-Bolkow-Blohm (MBB). Di perusahaan tersebut, Habibie pernah menduduki dua jabatan sekaligus, yakni Direktur Teknologi dan Vice President MBB. [dan] Baca juga: Ini Riwayat Sakit yang Diderita BJ Habibie Puisi 'Seribu' Habibie untuk Ainun Gambarkan Cinta Sampai Akhirat Keluarga Berkumpul Temani BJ Habibie Sampai Detik Akhir Kisah Habibie Kuliah di Jerman Usai Lihat Ayahnya Wafat Saat Salat Perjalanan Cinta BJ Habibie dan Ainun, Kisah Kesetiaan Tak Lekang Waktu Prabowo Subianto Berduka BJ Habibie Meninggal Dunia
Semasa kuliah di Jerman, Habibie menemukan rumus yang dapat digunakan untuk memprediksi keretakan pada pesawat dengan tingkat akurasi tinggi. Teori keretakan pesawat hasil temuannya itu kemudian dikenal dengan "Faktor Habibie". 4. Jabat Wapres Perusahaan Penerbangan di Jerman Setelah studinya rampung di negeri orang, Habibi tak langsung pulang ke Tanah Air. Dia memutuskan untuk menetap di Jerman. Bahkan, ayah dari Ilham dan Thareq Kemal Habibie itu pernah bekerja cukup lama di Messerschmitt-Bolkow-Blohm, sebuah perusahaan kedirgantaraan yang masyhur di Jerman. Di perusahaan penerbangan itu, Habibie mendapat kehormatan sebagai wakil presiden bidang teknologi di perusahaan tersebut. 5. Memimpin PT IPTN atau PT Dirgantara Indonesia Habibie baru pulang ke Indonesia pada 1973. Kepulangannya kala itu atas permintaan Presiden Soeharto. Awalnya, Habibie ditugaskan Pak Harto mengelola Pertamina. Pesawat N 219 yang diproduksi PT Dirgantara Indonesia hasil rancangan BJ Habibie. (Foto: Koran SINDO) Tiga tahun berikutnya, Habibie dipercaya menjadi pimpinan pertama PT Industri Pesawat Terbang Negeri (IPTN) yang kini berganti nama menjadi PT Dirgantara Indonesia. 6. Menteri Riset dan Teknologi Setelah dipercaya memimpin PT Dirgantara Indonesia, selanjutnya, sejak 1978, Habibie diangkat menjadi Menteri Negara Riset dan Teknologi. Jabatan itu dipegangnya selama dua dasawarsa. 7. Wakil Presiden ke-7 RI Pada 11 Maret 1998, Habibie resmi menjadi Wakil Presiden ke-7 RI menggantikan Try Sutrisno. Namun, jabatan wapres yang diembannya hanya seumur jagung. 8. Diangkat Jadi Presiden ke-3 RI
Liputan6.com, Jakarta Presiden ke-3 Republik Indonesia meninggal dunia pada pukul 18.05, Rabu (11/8/2019). BJ Habibie tutup usia di 83 tahun. Sosok cendekiawan kelahiran Parepare, Sulawesi Selatan meninggal dunia di RSPAD Gatot Subroto.
BJ Habibie sempat dirawat secara intensif oleh Tim Dokter Kepresidenan RI. Tim yang diterjunkan untuk menangani BJ Habibie meliputi bidang keahlian jantung, penyakit dalam dan ginjal. Sayangnya, tim tersebut tak kuasa melawan takdir, yang membuat suami dari Hasri Ainun Besari menghembuskan nafas terakhirnya.
Habibie dikenal sebagai sosok yang cerdas dan intelektual. Semasa mudanya, Habibie mampu membuat banyak orang berdecak kagum berkat prestasinya di tingkat dunia. Beliau pernah menerima beasiswa kuliah di Aachen, Jerman.
Di Jerman, BJ Habibie menghabiskan masa muda untuk fokus dengan studinya. Beliau mengambil jurusan Teknik Penerbangan dengan spesialisasi kontruksi pesawat terbang di Rhein Westfalen Aachen Technische Hochschule (RWTH). Berkat ketekunannya, Beliau mendapat gelar doktor dan meneruskan karier di perusahaan penerbangan Messerschmitt-Bolkow-Blohm (MBB).
Berkat prestasi Habibie di luar negeri, membuat Indonesia membutuhkannya. Beliau pernah menjabat sebagai Menteri Negara Riset dan Teknologi periode 1978 hingga 1998. Kemudian pada bulan Maret 1998, Habibie menjabat menjadi wakil presiden. Kemudian Habibie naik menjadi Presiden pada tanggal 21 Mei 1998 setelah Soeharto mengundurkan diri.
Terlepas dari prestasi yang luar biasa, BJ Habibie semasa muda merupakan sosok yang tekun. Tak hanya tekun, BJ Habibie juga terlihat tampan dan gagah. Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, potret masa muda BJ Habibie, Rabu (11/9/2019).
Jakarta - Presiden Ke-3 RI BJ Habibie selama hidupnya menorehkan prestasi di bidang teknologi, terutama penerbangan. Bahkan ia adalah sosok di balik terbangnya pesawat pertama hasil karya anak bangsa. N-250 Pesawat yang dimaksud adalah N-250 Gatotkaca yang terbang perdana pada 10 Agustus 1995. Burung besi ini diciptakan oleh BJ Habibie sebagai pesawat komersil yang kala itu dirancang oleh PT Dirgantara Indonesia.
Untuk diketahui, nama 'N' ini sendiri diambil dari kata Nusantara. Penamaan tersebut tak terlepas dari perancangan, proses produksi, serta perhitungannya dilakukan di dalam negeri. R80 Kemahiran BJ Habibie dalam membuat pesawat dapat terlihat dari keberadaan R80. Tak seperti pesawat pada umumnya, pesawat satu ini dilengkapi teknologi fly by wire yang menggunakan sinyal elektronik dalam memberikan perintah. Dornier Do 31 BJ Habibie juga turut terlibat dalam terlahirnya pesawat Do 31 yang merupakan jet transportasi eksperimental VTOL Jerman Barat yang dibangun oleh Dornier. Ini merupakan pesawat transportasi berbaling-baling tetap pertama yang mampu tinggal landas dan mendarat secara vertikal. C-130 Hercules Peran bapak teknologi ini pun ikut mendesain pesawat angkut militer TRANSALL C-130. Pesawat tempur dengan empat turboprop sayap tinggi berfungsi sebagai pesawat angkut militer utama untuk pasukan di banyak bagian belahan dunia. Bahkan, pesawat ini memungkinkan lepas landas dan mendarat di runway yang pendek. Simak Video " Selamat Jalan Bapak Teknologi Indonesia, BJ Habibie "
Liputan6.com, Jakarta - Presiden ke-3 Republik Indonesia, Bacharuddin Jusuf Habibie atau BJ Habibie meninggal meninggal dunia pukul 18.05 WIB, Rabu 11 September 2019. Habibie dirawat di RSPAD sejak 1 September lalu.
Berbagai prestasi dan kebijakan ditorehkan BJ Habibie semasa hidup. Salah satu yang sulit dilupakan yaitu saat BJ Habibie bisa mengendalikan nilai tukar Rupiah ketika Indonesia dilanda krisis moneter.
Pada tahun 1998, nilai tukar rupiah tercatat nyaris menyentuh Rp 15.000 per dolar AS. Pada Januari 1998, Rupiah sempat menyentuh 14.800 per dolar AS, dan paling parah pernah terjadi pada Juni 1998, di mana USD 1 senilai Rp 16.800.
Namun, nilai tukar eupiah pada era tersebut mampu dikendalikan Presiden BJ Habibie. Dia berhasil menekan eupiah dari belasan ribu hingga berada di bawah Rp 7.000 jelang akhir masa pemerintahannya.
BJ Habibie yang diangkat menjadi presiden setelah Soeharto memutuskan mundur dari jabatannya berusaha keras agar Rupiah tak terus melemah. Berbagai cara dia lakukan agar Rupiah kembali menguat dengan segala cara.
Sign in
Welcome! Log into your account
your username
Laporan Wartawan Gridhot .ID, Candra Mega Gridhot .ID - Presiden ketiga Republik Indonesia, BJ Habibie dikabarkan meninggal dunia . Dikutip dari Antara, BJ Habibie menghembuskan napas terakhir di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta, Rabu (11/9/2019) pukul 18.05 WIB. Kabar duka tersebut sudah dikonfirmasi oleh putra BJ Habibie , Thareq Kamal Habibie. Baca Juga: BREAKING NEWS! Sempat Jalani Perawatan Insentif di Rumah Sakit Selama 10 Hari, BJ Habibie Akhirnya Tutup Usia Kepergian BJ Habibie tentu meninggalkan duka mendalam bagi keluarga dan segenap rakyat Indonesia. Pasalnya, BJ Habibie merupakan salah satu sosok yang sangat dibanggakan oleh masyarakat Indonesia terutama persoalan penerbangan. Apalagi pria yang lahir pada 83 tahun silam itu, menjadi satu-satunya orang Indonesia yang memiliki IQ tinggi yaitu 200. Baca Juga: Bergelimang Harta dan Punya Kehidupan Nyaris Sempurna, Dian Sastro Justru Ngaku Geregetan Hingga Pernah Didiamkan Sang Suami Selama 2 Hari, Ada Apa? Bahkan IQ Habibie mengalahkan Albert Einstein, sosok ilmuan fisika yang begitu terkenal di dunia yang memiliki IQ 160. Tercatat BJ Habibie menjalani kuliah di Institut Teknologi Bandung (ITB) dan mendapat beasiswa untuk melanjutkan kuliah di Rhenish Westfalische Technishce Hochschule, Jerman. Tokoh yang memiliki gelar lengkap Prof. Dr. Ing. H. BJ Habibie FREng ini merupakan satu dari sederetan cendekiawan kebanggaan Indonesia. Baca Juga: Pernah Main Sinteron Bareng, Marshanda Bongkar Sifat Asli Barbie Kumalasari yang Sempat Jadi Bik Ijah si Pembantu Jahat di 'Bidadari' Salah satu prestasi BJ Habibie paling gemilang yang terkenal di dunia adalah Faktor Habibie. Faktor Habibie merupakan rumus temuan untuk menghitung keretakan atau crack progression on random saat ia mempelajari fenomena fatigue pada konstruksi pesawat.
Breaking News, Presiden ketiga RI B. J. Habibie Meninggal Dunia
Rumus itu mampu menghitung crack progression sampai skala atom dalam material konstruksi pesawat. Baca Juga: Punya Paras Cantik dengan Segudang Talenta Hingga Digandrungi Banyak Pria, Dian Sastro Ternyata Sering Makan Upilnya Sendiri, Dokter Justru Ungkap Kebiasaan Jorok Itu Baik Untuk Kekebalan Tubuh Tak heran, berkat rumus temuan tersebut BJ Habibie dijuluki "Mr. Crack." Rumus temuan ini pun digunakan di ranah penerbangan dunia. Sederet penghargaan baik tingkat nasional maupun internasional juga pernah diraih oleh suami Hasri Ainun Besari ini. Baca Juga: Bela Pacar yang Hendak Diperkosa Begal, Seorang Pelajar Terpaksa Bunuh si Penjahat, Miris, Polisi Justru Tangkap Sang Siswa dan Sebut Pihaknya Tak Berwenang Nilai Perbuatan Pelaku Melansir dari Tribunewswiki.com, berikut sederetan penghargaan yang telah diraih oleh BJ Habibie. Das Grosse Verdienstkreuz, negara Bagian Niedersachsen Republik Federal Jerman (1980) Das Grosse Verdienstkreuz Mit Stern Und Schulterband Republik Federal Jerman (1980) Baca Juga: 43 Tahun Hidup Bersama, SBY dan Ani Yudhoyono Punya Perbedaan dalam Mendidik Kedua Putranya
Dua penghargaan dari Jerman "Das Grosse Verdenstkreuz Mit Stern und Schulterband" dan "Das Grosse Verdienstkreuz" yang diberikan kepada BJ Habibie merupakan pengakuan untuk jasa-jasanya kepada pemerintahan Jerman. Saat menyerahkan penghargaan tersebut di kediaman BJ Habibie, Jakarta, Rabu (21/1/2015), Duta Besar Jerman untuk Indonesia mengatakan, "Penghargaan ini kami berikan atas jasa-jasa beliau kepada pemerintahan Jerman." Baca Juga: 43 Tahun Hidup Bersama, SBY dan Ani Yudhoyono Punya Perbedaan dalam Mendidik Kedua Putranya Penghargaan itu diberikan kepada orang yang sangat berjasa pada pemerintahan Jerman baik pada bidang politik, sosial maupun teknologi. "Dua bintang penghargaan tersebut merupakan penghargaan tertinggi untuk orang yang berjasa pada kemajuan Jerman," tambah dia. Selanjutnya daftar prestasi dan penghargaan BJ Habibie, Tribunnewswiki.com rangkum di bawah ini: Baca Juga: Tak Selenggarakan Open House Saat Lebaran, SBY: Saya Belum Siap Tidak Ada Ibu Ani Grand Cruz Del Merito Aeronavtico Condistinctivo Blanco Spanyol (1980) Tokoh Tahun 1982 Harian Berita buana (1982) - Hadiah Ilmu Pengetahuan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (1982) Bintang Mahaputra Adipradana Republik Indonesia (1982) Satya Lencana Widya Sistha, Departemen Pertahanan dan Keamanan Republik Indonesia (1982) Grand Cross of The Aeronatical Merit Republik Chili (1985) Cavaliere di Grand Croce Republik Italia (1986) Grand Cordon of The Order of Al-Istiqlal (independence) Kerajaan Hashemite Yordania (1986) Terpilih sebagai satu di antara 10 tokoh terkemuka dalam bidang Penerbangan tahun 1985 Majalah Aviation International News Amerika Serikat (1986) Grand Cruz De La Orger Del Merito Civil Kerjaan Spanyol (1987) Grand Cross of King Leopold II Kerjaan Belgia (1991) Theodore Von Karman Award International council of the Aeronautical Science (ICAS) (1992) Doctor Honoris Causa untuk bidang ilmu pengetahuan Cranfield Institute of Technology Cranfield, Bedford, Inggris (1993) Groot Kruis In De Orde Van Oranje-Nassau (1993) Edwar Warner Award dari Dewan Eksekutif Lembaga Penerbangan Sipil Internasional (International Civil Aviation Organization/ICAO) (1994) Baca Juga: SBY Berkali-kali Ucapkan Ingin Cium Ani Yudhoyono Sekali Lagi Sebelum Peti Jenazah Istrinya Ditutup untuk Selamanya BJ Habibie merupakan orang Asia pertama yang mendapat penghargaan bergengsi di kiblat penerbangan sipil dunia di Montreal, Kanada pada 7 Desember 1994. Pengakuan kehebatan BJ Habibie pun terpajang di markas ICAO.
BJ Habibie merupakan penerima penghargaan ke-28 dari 39 penerima penghargaan sepanjang sejarah pemberian Edward Warner Award. Baca Juga: Tak Selenggarakan Open House Saat Lebaran, SBY: Saya Belum Siap Tidak Ada Ibu Ani BJ Habibie dianggap berjasa atas pengembangan desain pesawat dunia dan kemajuan industri dirgantara Indonesia, menurut ICAO. Tak sembarangan orang maupun organisasi yang dapat menerima Edward Warner Award, nama BJ Habibie disejajarkan dengan pengembang helikopter, Igor Sikorsky dan orang pertama yang melakukan penerbangan tunggal melintasi Atlantik Utara dari New York menuju Paris, Charles Lindbergh. Baca Juga: Strategi Khusus SBY Nembak Ani Yudhoyono 'Tetap dengan Perhitungan dan Kalkulasi' The Order of Brilliant Star With Grand Cordon Taiwan (1994) Tokoh Nasional 1993 Majalah Forum Keadilan (1994) Terpilih sebagai salah seorang dari 21 Tokoh yang berjasa dalam Teknologi Penerbangan dan Angkasa Luar tahun 1982 Majalah Aviation Week & Space Technology (1994) Medali Kehormatan Grand Officier de la Legion d'Honneur Pemerintah Perancis (1997) Doctor Honoris Causa dari Universitas Hasanuddin, Makassar (2006) The Star of Soekarno Award Universitas Bung Karno, Jakarta (2011) Parasamya Anugraha Widyatama Makayasa dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo (2019) Baca Juga: 43 Tahun Hidup Bersama, SBY dan Ani Yudhoyono Punya Perbedaan dalam Mendidik Kedua Putranya Penghargaan tersebut merupakan penghargaan tertinggi dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dari UNS Solo. Penghargaan pengembangan iptek ini diwakili oleh sang putra, Ilham Akbar Habibie di Sidang Senat Terbuka Dies Natalis ke-43 UNIS di Gedung Haryo Mataram, Senin (11/3/2019). Diketahui, BJ Habibie tidak dapat menghadiri momen tersebut karena kondisi kesehatannya. Baca Juga: Sama-sama Ditinggal Istri, BJ Habibie: Perasaaan SBY Saya Alami Juga Rektor UNS Solo, Ravik Karsidi mengatakan BJ Habibie dipandang pantas untuk memperoleh penghargaan dalam UNS Award 2019. "Penganugerahan ini sebagai tanda jasa dan penghargaan tertinggi atas kepeloporan dalam pengembangan bidang teknologi. Kami doakan beliau segera sehat, karena saat ini sedang menjalani pengobatan di Jerman," kata Ravik. (*)
tirto.id - Presiden ke-3 RI Bacharuddin Jusuf Habibie atau akrab disebut BJ Habibie meninggal dunia pada Rabu (11/9/2019) pukul 18.03 di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, Jakarta Pusat. Kabar duka ini dikonfirmasi oleh anak BJ Habibie, Thareq Kemal Habibie. “Ayah saya, Presiden RI ketiga, telah meninggal pukul 18.03, innalillahi wainailaihi ," ujar Thareq, di RSPAD, Jalan Abdul Rahman Saleh Raya, Senen, Jakarta Pusat, pada Rabu (11/9/2019) malam. Menurut Thared, BJ Habibie meninggal dunia akibat penyakit jantung yang dideritanya. “Kenapa meninggal, sudah menua. Dan memang saya katakan kondisinya memang sudah gagal jantung," lanjutnya. Selama menjabat sebagai orang nomor satu di negeri ini, BJ Habibie meninggalkan sejumlah kebijakan penting, salah satunya adalah Undang-Undang Nomor Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers. Regulasi ini menjadi tonggak kebebasan pers di Indonesia setelah rezim orde baru runtuh. Undang-undang yang disahkan BJ Habibie pada 23 September 1999 ini berisi 10 bab dan 21 pasal. Dengan disahkannya UU Pers yang diteken BJ Habibie, terdapat beberapa regulasi terkait pers yang dinyatakan tidak berlaku, yaitu: UU Nomor 11 Tahun 1966 tentang Kententuan-Ketentuan Pokok Pers dan UU Nomor 4 PNPS Tahun 1963 tentang Pengamanan Terhadap Barang-barang Cetakan yang Isinya Dapat Mengganggu Ketertiban Umum. Hal tersebut diatur dalam UU Pers Nomor 40 tahun 1999, Pasal 20 Bab 10 yang mengatur soal ketentuan penutup.
Sebelum menjabat presiden setelah Soeharto lengser keprabon pada 21 Mei 1998, BJ Habibie dikenal sebagai Bapak Teknologi RI dengan sederet prestasi gemilangnya. Sejak 29 Maret 1978, ia dipercaya menempati posisi Menteri Negara Riset dan Teknologi RI. Jabatan ini diemban BJ Habibie hingga 11 Maret 1998. Setelah itu, ia menjadi orang nomor dua di negeri ini sebagai Wakil Presiden RI hingga akhirnya, sesuai konstitusi, menggantikan posisi Soeharto yang mengundurkan diri beberapa pekan berselang. Spesialisasi keilmuan BJ Habibie adalah konstruksi pesawat terbang yang mulai ditekuninya saat studi di RWTH Aachen University, Jerman Barat, sejak 1955. Sebelumnya, dikutip dari buku Enam Puluh Tahun B. J. Habibie (1996) yang disusun A. Makmur, ia sempat belajar di Fakultas Teknik Universitas Indonesia Bandung (sekarang menjadi Institut Teknologi Bandung atau ITB). BJ Habibie menerima gelar diplom ingenieur dari RWTH Aachen University pada 1960. Lima tahun kemudian, gelar doktor ingenieur dengan predikat s umma cum laude diraihnya dari perguruan tinggi yang sama. Setelah itu, tulis Weda S. Atma dalam Kisah, Perjuangan, & Inspirasi B.J. Habibie (2017) , ia sempat bekerja di perusahaan penerbangan yang berpusat di Hamburg, yakni Messerschmitt-Bolkow-Blohm. Presiden Soeharto memanggil BJ Habibie pulang ke tanah air pada 1973 untuk menempati jabatan sebagai Menristek RI. Ia langsung membuat gebrakan dengan mencanangkan dan mengimplementasikan apa yang disebutnya sebagai “Visi Indonesia”.