Contact Form

 

Jadi Menteri Muda, Ini 5 Fakta Syed Saddiq Menpora Asal Malaysia


AKURAT.CO,  Hari ini, berbagai media Indonesia ramai-ramai memberitakan kericuhan yang mewarnai pertandingan sepak bola antara Timnas Indonesia dan Malaysia dalam perebutan kursi Piala Dunia 2020 yang diselenggarakan pada Kamis (5/9). Kerusuhan antarsuporter Indonesia dan Malaysia ini pun turut menyeret nama Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Malaysia, Syed Saddiq.

Pasalnya, Menpora Malaysia ini turut menjadi korban pelemparan dari para pendukung Timnas Indonesia. Dari unggahannya di Instagram, Saddiq pun mengaku bahwa para fans Timnas Indonesia melempari besi, botol, hingga suar berkali-kali ke arah tribun tamu.

Insiden ini pun lantas membuat publik semakin penasaran dengan sosok Menpora Malaysia tersebut lantaran selama ini wajahnya kerap wira-wiri dalam berbagai pemberitaan media di Indonesia.

Dilansir dari berbagai sumber, AKURAT.CO merangkum 5 fakta menarik Menpora Malaysia , Syed Saddiq.

Saddiq diketahui lahir pada tanggal 6 Desember 1992 di Pulai, Johor Bahru, Johor, Malaysia. Di saat usianya menginjak 25 tahun, Saddiq tercatat sudah berhasil menembus jajaran kabinet Mahathir Mohamad pada Mei 2018 lalu. Pada 2 Juli 2018 pun, pemimpin sayap pemuda Parti Pribumi Bersatu Malaysia (PPBM) tersebut resmi menjadi salah satu dari 13 menteri di Kabinet Mahathir dengan menduduki kursi Menpora Malaysia . Dengan pencapaian luar biasa tersebut, media-media Asia pun menobatkan Saddiq sebagai menteri kabinet termuda seantero Asia.

Menteri bernama lengkap Syed Saddiq Abdul Rahman ini tidak hanya sukses di bidang politik, tetapi nyatanya ia juga tersohor karena prestasi luar biasanya dalam kompetisi debat. Tidak tanggung-tanggung, selama tiga kali berturut-turut, menteri ganteng ini tercatat pernah memenangkan penghargaan sebagai pembicara terbaik se-Asia dalam sebuah kompetisi debat bahasa Inggris paling prestisius di Asia, Asian British Parliamentary (ABP).

Alhasil, sebelum menjabat Menpora dan dinobatkan sebagai menteri termuda di Asia, ia juga pernah dijuliki oleh media sebagai "Asia's Top Debater" atau "Pendebat Paling Top Se-Asia". Namun, tidak bisa dimungkiri, kemampuan tinggi berdebat Saddiq lah yang kemudian turut berperan besar mengantarkannya ke ranah politik Malaysia.

Pada sekitar Oktober 2017, media memberitakan pengakuan Saddiq yang menyatakan bahwa hidupnya terganggu lantaran diteror serta diancam oleh sekelompok peneror. Saat itu, Saddiq diketahui masih menjabat sebagai Ketua Pemuda PPBM.

Kepada para awak media, Saddiq kemudian menjelaskan bahwa dia menerima kiriman sejumlah "foto sensitif" yang ditargetkan secara personal kepadanya. Sayang, saat diminta lebih lanjut, Saddiq enggan membocorkan deskripsi "foto sensitif" yang dikirim oleh para peneror tersebut. Tidak hanya itu, sebelum menerima teror, Saddiq juga menjelaskan bahwa ada sejumlah orang yang juga sempat meneror ayah serta saudara lelakinya.

Menanggapi insiden teror tersebut, Saddiq pun menduga kuat kelompok peneror tersebut adalah grup yang sama yang pernah mengancam serta menawarkan uang sebesar 5 juta ringgit (Rp16,6 miliar) untuk hengkang dari tanah Malaysia serta partainya, PPBM.

Tidak hanya menerima teror "foto sensitif", media juga pernah mencatat bahwa Menpora Malaysia ini pernah mendapatkan ancaman pembunuhan lantaran menjadi bagian "Save Malaysia" (Kampanye Selamatkan Malaysia), yaitu gerakan yang dipimpin oleh Mahathir untuk menuntut penggulingan Mantan Perdana Menteri Malaysia, Najib Razak.

Berbagai media mencatat bagaimana sebelum menjabat sebagai Menpora Malaysia , Saddiq menggemparkan publik lantaran menolak beasiswa senilai 400 ribu ringgit atau setara dengan Rp1,3 miliar lebih dari universitas ternama dunia, Universitas Oxford pada Juni 2017 lalu.

Saat itu pun, Saddiq menjelaskan bahwa ia membuang tawaran menjadi mahasiswa S2 jurusan Kebijakan Publik Universitas Oxford lantaran ia lebih memilih berkiprah di dunia politik Malaysia.

"Malaysia akan selalu menjadi prioritas No. 1 saya. Oxford bisa menunggu," ucap Saddiq lewat Twitter.

Siapa sangka bahwa seorang pemuda dengan prestasi luar biasa seperti Saddiq dulunya adalah anak yang bengal? Saat menghadiri acara Indonesia Future Fest pada Maret 2019 lalu, Menpora Malaysia ini pun mengisahkan bagaimana saat masih kecil, ia bukan tergolong pelajar yang jenius atau rajin dalam bidang akademis.

Bahkan, menurut penuturannya, ia adalah anak yang nakal dan sangat keranjingan bermain game. Saddiq juga menuturkan bahwa meski ibunya pernah diganjar sebagai pengajar terbaik seantero negeri, tetapi ia justru sempat didepak dari sekolahnya lantaran terlalu bandel.[]




Melihat potensinya, ia pun menarik perhatian Perdana Menteri. Syed Saddiq merupakan sosok penting bagi Perdana Menteri, Mahathir, untuk menarik suara para kaum muda Malaysia. Sebagai perdana menteri, Mahathir Mohamad yang sudah berusia 90 tahun lebih ini ingin memaksimalkan potensi Saddiq.

Ia pun menunjuk pemuda yang pada saat itu masih berusia 25 tahun tersebut menjadi Menteri Pemuda dan Olahraga sekaligus menteri paling muda dalam sejarah Malaysia.

Telah banyak perubahan yang dilakukan oleh menteri muda ini. Bahkan ia dengan berani menyaurakan tak setuju peraturan yang baru-baru ini bakal ditetapkan oleh pemerintah Malaysia.

Pemerintah negeri Jiran tersebut hendak mengubah penetapan usia pensiun ditingkatkan. Hal ini dikomentari oleh Syed Saddiq.

Ia tak setuju peraturan tersebut. Ia dengan berani mengusulkan keberatannya karena merugikan pekerjaan kaum muda dan kemajuan karier.




Menpora RI Imam Nahrawi melakukan pertemuan dengan Menpora Malaysia Syed Saddiq di hotel tempat tinggal Menteri Malaysia itu di kawasan GBK, Jakarta, Jumat pagi. Pertemuan itu sebagai upaya pemerintah Indonesia untuk menyampaikan permohonan maaf atas insiden kericuhan yang terjadi saat Malaysia melawan Indonesia pada Laga Kualifikasi Piala Dunia 2022 di SGBK, Kamis malam, 5 September 2019.

Video: ANTARA (Shofi Ayudiana/Bayu Kuncahyo/Chairul Fajri/Sizuka) 




FOTO: Detik-detik Evakuasi Menpora Malaysia di Stadion Utama Gelora Bung Karno 06 Sep 2019, 07:30 WIB Kejadian memalukan terjadi di Stadion Utama Gelora Bung Karno ketika serangan yang dilakukan suporter Timnas Indonesia membuat penonton Malaysia harus dievakuasi. Salah satunya adalah Menpora Malaysia, Syed Saddiq Syed Abdul Rahman. Photographer: Vitalis Yogi Trisna




Jakarta - Menteri Pemuda dan Olahraga Malaysia, Syed Saddiq , menerima pelemparan di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK). Hal itu disampaikan lewat akun Instagramnya. Indonesia mengawali kiprah mereka di Grup G Kualifikasi Piala Dunia 2022 dengan kekalahan. Mereka ditaklukkan Malaysia 2-3 di SUGBK, Kamis (5/9/2019). Kericuhan sempat terjadi saat laga ini sedang berjalan. Kondisi tersebut bahkan membuat wasit harus menghentikan pertandingan beberapa menit.

Para pendukung Malaysia yang berada di tribun SUGBK mendapatkan pelemparan dari oknum fan Tim Garuda. Pengalaman tak mengenakan ini juga dialami oleh Syed Saddiq yang turut serta menyaksikan langsung laga ini. Menpora Malaysia ini menceritakan pengalamannya tersebut di akun Instagram miliknya. Ia mengungkapkan botol, besi dan suar melayang ke tribun tim tamu. [Gambas:Instagram] "Hari ini bersama para pendukung Harimau Malaya menyaksikan Kualifikasi Piala Dunia 2022 di Stadion Gelora Bung Karno. Besi, botol dan suar dilemparkan kepada kami beberapa kali," tulisnya Saddiq di Instagramnya . "Terdapat juga beberapa pendukung Indonesia yang juga mencoba menerobos ke tribun suporter Malaysia. Hal itu membuat pertandingan harus dihentikan untuk sementara waktu," jelasnya. Simak Video " Buntut Kerusuhan Suporter, Menpora Minta Maaf ke Malaysia "




TRIBUNJATENG.COM - Netizen Malaysia ramai-ramai menyerbu akun Facebook FIFA agar timnas Indonesia mendapat hukuman akibat kerusuhan suporter yang terjadi.

Kerusuhan suporter mewarnai pagelaran Kualifikasi Piala Dunia 2022 antara tuan rumah timnas Indonesia dan Malaysia di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Kamis (5/9/2019).

Laga yang berakhir dengan skor 3-2 untuk kemenangan Malaysia itu diwarnai insiden keributan suporter.

Menjelang akhir pertandingan, oknum suporter timnas Indonesia masuk ke lapangan dan menghampiri tribune suporter Malaysia.

Upaya tersebut berhasil diredam oleh petugas keamanan sehingga laga bisa dilanjutkan kembali.

Namun begitu laga usai, kerusuhan kembali terjadi. Suporter Indonesia yang kecewa dengan hasil tim Garuda terlihat melempari suporter Malaysia dengan botol dan batu.

Suporter tuan rumah pun terlihat mencegat di luar stadion sehingga suporter Malaysia harus tertahan di dalam selama berjam-jam.

Menurut pantauan BolaSport.com, suporter Malaysia baru bisa meninggalkan Stadion Utama Gelora Bung Karno pada Jumat (6/9/2019) pukul 00.05 WIB.

Kerusuhan yang ditimbulkan oknum suporter Indonesia itu berdampak besar di media sosial.

Warganet Malaysia yang kesal dengan perlakuan suporter Indonesia pun mengadu kepada FIFA, federasi sepak bola dunia.




Momen saat pemain Malaysia, Mohamadou Sumareh (#13), merayakan golnya ke gawang Indonesia dalam laga kualifikasi Piala Dunia 2022 Zona Asia, Kamis (5/9/2019).

BolaStylo.com - Pihak Federasi Sepak Bola Malaysia ( FAM ) dan Menpora Malaysia , Syed Saddiq akan mengambil langkah tegas terkait kericuhan di SUGBK, Kamis (5/9/2019). Bak sudah jatuh masih tertimpa tangga, Indonesia harus mengalami hal tak menyenangkan usai pertandingan pertama putaran kedua Kualifikasi Piala Dunia 2022. Dalam laga yang digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Kamis (5/9/2019) tersebut Indonesia kalah dari tim tamu. Timnas Indonesia kalah dengan skor ketat 2-3 dari Timnas Malaysia .

Sudah kalah, Indonesia masih harus menanggung akibat dari ulah anarkis oknum suporter. Oknum suporter sempat menimbulkan kerusuhan dengan adanya aksi pelemparan barang ke tribun pendukung Malaysia . Pertandingan pun sempat dihentikan beberapa saat. Usai pertandingan pun, para suporter Malaysia harus tertahan di SUGBK untuk mendapatkan keamanan agar tak diserang oknum suporter lainnya. Melihat pendukungnya mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan, pihak Federasi Sepak Bola Malaysia berencana melaporkan insiden tersebut ke induk organisasi sepak bola dunia, FIFA .







Menpora Indonesia Imam Nahrawi bertemu dengan Menpora Malaysia Syed Saddiq usai laga Kualifikasi Piala Dunia 2022 antara Indonesia vs Malaysia.

INDOSPORT.COM  - Menpora Malaysia, Syed Saddiq sempat terjebak di Stadion Gelora Bung Karno (GBK) Senayan, Jakarta bersama para pendukung Malaysia usai laga kualifikasi Piala Dunia 2020 melawan Indonesia, Kamis (05/09/19).

Hal itu buntut dari ulah sejumlah oknum penonton tak bertanggung jawab, yang menimbulkan kekacauan di babak kedua.

Oleh sebab itu, Saddiq pun lantas menemui Menpora Indonesia, Imam Nahrawi berserta PSSI guna melakukan silaturahmi. Dalam kesempatan itu, Menpora Malaysia menyampaikan bahwa kedua bangsa tetap bersahabat, namun harus ada sikap tegas yang diambil untuk oknum terkait.

"Terima kasih atas ketegasan Pak Imam, dia pastikan akan ada keadilan dan dia telah menghubungi pihak polisi untuk memastikan ada tindakan yang diambil. Kami juga pastikan Malaysia dan Indonesia tetap bersama, bersahabat, serumpun dan kami pastikan silaturahim kita terus terjaga," katanya.

Lebih lanjut, Saddiq menjamin tidak ada kejadian serupa saat Indonesia menjalani laga away pada November nanti ke Malaysia. Menurutnya, budaya kekerasan tak boleh dibiarkan dan sejatinya sepak bola adalah salah satu pintu persahabatan serta persatuan.

"Saya juga pastikan pada November saat Indonesia away , kami ingin PSSI dan FAM bersama-sama, semuanya menolak budaya kekerasan. Kita pastikan sepak bola harus menyatukan kita semua. Saya harap apa yang terjadi semalam tidak terulang karena hanya ada sedikit orang yang melakukan itu," tutupnya.

Pada laga tadi malam, wasit sempat menghentikan laga pada pertengahan babak kedua akibat ada oknum suporter yang mencoba menyerang penonton Malaysia. Laga pun berakhir dengan kemenangan Malaysia dengan skor tipis 3-2.




Jakarta, Beritasatu.com - Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Republik Indonesia Imam Nahrawi meminta maaf kepada Menteri Belia dan Sukan Malaysia, Syed Saddiq Syed Abdul Rahman, Jumat (6/9/2019) di Jakarta. Pertemuan yang diinsiaisi oleh Menpora ini terkait insiden kerusuhan yang dilakukan oknum suporter Timnas Indonesia pada laga Kualifikasi Piala Dunia 2022 saat Indonesia kalah dari Malaysia 2-3 pada Kamis (5/9) malam di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) Jakarta.

Kekalahan Indonesia dengan Malaysia berbuntut panjang. Oknum suporter Timnas Indonesia di dalam dan luar stadion melakukan kerusuhan, yang membuat Menpora Malaysia ikut tertahan di stadion.

"Atas nama masyarakat Indonesia dan pemerintah, kami meminta maaf kepada Pak Saddiq atas peristiwa yang tidak mengenakkan yang dilakukan oleh oknum suporter Indonesia. Tentu sepakbola akan terus menyatukan kita semua seluruh masyarakat di muka bumi ini termasuk persahabatan yang begitu mendalam antara Indonesia dan Malaysia," ujar Imam yang didampingi Sesmenpora Gatot S Dewa Broto dan Sekjen PSSI, Ratu Tisha Destria.

Imam juga meminta agar persahabatan antara Indonesia dengan Malaysia terus berlanjut, tidak boleh renggang gara-gara soal sepakbola.

"Bagi oknum-oknum suporter yang telah melakukan perusakan tentu harus ditindak dengan tegas oleh aparat kepolisian," ucapnya.

Pada kesempatan tersebut, Menpora juga menyampaikan permintaan maaf melalui surat resmi atas nama pemerintah Indonesia yang disampaikan kepada pemerintah Malaysia.

"Kami juga menyampaikan surat permohonan maaf secara tertulis, semoga ini menjadi pelajaran bagi kita semua. Karena nanti di bulan November, Indonesia akan bertandang ke Malaysia. Kami sepakat sebelum kita bertanding di Malaysia, Indonesia dengan Malaysia akan bertemu secara informal," jelasnya.

Sementara itu, Menteri Belia dan Sukan Malaysia Syed Saddiq Syed Abdul Rahman, memastikan bahwa Indonesia dan Malaysia akan selalu bersama dan silaturahmi akan terus berlanjut. "Kita ini sahabat serumpun karena itu, saya pastikan bahwa Indonesia akan tetap bersama, silaturahim akan terus berlanjut. Dan kita akan menyelesaikan masalah ini secara bersama-sama," tuturnya.

"Saat Indonesia akan bertanding di Malaysia pada bulan November nanti, kita pastikan menolak budaya kekerasan. Sepakbola bagian dari menyatukan kita semua tapi bukan memisahkan kita. Saya berharap apa yang terjadi saat pertandingan Indonesia melawan Malaysia tidak terulang lagi," tambahnya.



Total comment

Author

fw

0   comments

Cancel Reply