Contact Form

 

Info BMKG Peringatan Dini Potensi Gelombang Tinggi Hari Ini, Selasa 10 September


Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika ( BMKG ) memastikan bahwa tidak ada  asap lintas batas (transborder haze) dari Indonesia ke Kuala Lumpur, Malaysia . Hal itu berdasarkan data dari pemantauan satelit Himawari-8 milik Jepang dan Satelit Sentinel milik eropa. Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyatakan bahwa terdapat sejumlah faktor yang membuat asap tidak mungkin menyeberang ke Malaysia.

Pertama, adalah terkait dengan arah angin. Berdasarkan data dari satelit sejak 5 September hingga 9 September 2019, terpantau arah angin berasal dari Tenggara menuju ke Barat Daya. Sementara itu, titik panas di Indonesia, terpantau berada di wilayah Sumatera Selatan. Hal ini, kata Dwikorita yang menyebabkan asap tidak mungkin menyeberang dari arah Sumatera Selatan menuju ke Semenanjung Malaysia. Diketahui terdapat sejumlah titik panas (hotspot) di wilayah Sumatera, yakni di Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Pekanbaru, dan Bengkulu. Sejumlah titik itu berlokasi berdekatan dengan perbatasan Malaysia. "Asap di Sumatera tidak terdeteksi melintas Selat Malaka karena terhalang oleh angin kencang dan dominan di Selat Malaka yang bergerak dari arah tenggara ke barat laut," kata Dwikorita di Gedung KLHK, Jakarta, Selasa (10/9).

Dwikorita menjelaskan asap juga tidak mungkin melintas dari Indonesia ke Kuala Lumpur lantaran di negeri Jiran juga terdapat hotspot lokal. Berdasarkan data dari satelit hotspot lokal itu berada di wilayah Serawak dan Semenanjung Malaysia. Setidaknya berdasarkan data satelit pada 6 sampai 7 September, terjadi peningkatan jumlah hotspot di Malaysia (Serawak dan Semenanjung Malaysia) yakni dari 1.038 titik menjadi 1.423 titik. "Berdasarkan pengamatan citra satelit Himawari-8 dan analisis Geohotspot BMKG, asap yang terdeteksi di Kuala Lumpur tanggal 5-7 September dari Local Hotspot," kata Dwikorita.

Malaysia sebelumnya berencana mengirimkan nota protes atas kabut asap di wilayah mereka yang disebut berasal dari kebakaran hutan dan lahan di Indonesia. "[Kami] akan mengirimkan nota diplomatik ke Indonesia sehingga mereka dapat segera bertindak untuk memadamkan api dan mencegah kebakaran berulang," demikian pernyataan Kementerian Sains, Teknologi, dan Inovasi Malaysia dikutip Reuters . [Gambas:Video CNN] (sah/wis)




Simak peringatan dini BMKG hari ini Selasa, 10 September 2019. Waspada wilayah gelombang tinggi dan angin kencang!

TRIBUNNEWS.COM - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyampaikan peringatan dini di sejumlah provinsi di Indonesia hari ini, Selasa (10/9/2019).

Peringatan dini tersebut disampaikan pada situs resmi BMKG , bmkg.go.id .

Selasa, (10/9/2019), terdapat lima provinsi yang berpotensi gelombang tinggi.

Sementara itu, ada dua provinsi yang berpotensi angin kencang.

Baca: Peringatan Dini BMKG: Waspadai Gelombang Tinggi Capai 4 Meter, Berlaku 9-11 September

Baca: info BMKG: Gempa Bumi M 3.8 Guncang Piru Seram Bagian Barat, Sabtu (7/9/2019) Siang

Baca: BMKG Catat Gempa M 5.4 Guncang Raja Ampat, Papua Barat Dirasakan hingga Sorong

Secara keseluruhan, ada 9 provinsi yang mendapat peringatan dini .

Sejumlah provinsi lainnya berpotensi hujan petir dan angin kencang, hujan sedang-lebat, dan kebakaran hutan atau lahan.

Berikut daftar peringatan dini BMKG hari ini Selasa, 10 September 2019, dilansir bmkg.go.id :




TRIBUNNEWS.COM - Gempa dengan kekuatan 3,4 skala richter (SR) mengguncang Palu , Sulawesi Tengah, Selasa (10/9/2019) malam.

Dikutip dari akun twitter Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), gempa terjadi pada pukul 19.20 WIB.

Pusat gempa berada di darat 4 km tenggara Palu dengan kedalaman 10 km.

Gempa ini dirasakan di Palu dan Sigi dengan skala II MMI.

" #Gempa Mag:3.4, 10-Sep-19 20:17:29 WIB, Lok:0.93 LS, 119.89 BT (Pusat gempa berada di darat 4 km tenggara Palu ), Kedlmn:10 Km Dirasakan (MMI) III Palu , III Sigi #BMKG ," tulis BMKG .

Belum ada informasi tentang kerusakan akibat gempa tersebut.

Berdasarkan Skala MMI (Modified Mercalli Intensity), beginilah gambaran keadaan yang dirasakan seseorang terhadap guncangan gempa, dikutip dari situs BMKG :

Getaran tidak dirasakan kecuali dalam keadaan luar biasa oleh beberapa orang




TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Akun resmi Instargram BMKG menjadi sasaran netizen untuk mencari informasi penyebab suhu udara terasa panas hari ini.

Di aplikasi cuaca ponsel tercatat suhu udara di Jakarta tembus sampai 36 derajat Celcius selewat tengah hari tadi.

Misalnya saja dari tmax.indonesia. “Mohon info bmkg di solo cuaca sampai 37 C bahkan krmn terasa 38 C .. kami rasakan sangat panas luar biasa sampai 2 di luar pun panas nya gila , apa yang terjadi kapan musim penghujan tiba? Makasi.”

Tak ketinggalan, akun fahrudin_cip juga menanyakan hal yang sama. “Min kok panas bgt hari ini yaa , gk kya biasa.a di jkt ??.” Pertanyaan serupa juga disampaikan _van.guerro. “Di jakarta panas banget min 36 C.”

Semua lontaran pertanyaan itu belum mendapat respons dari admin Instagram @infobmkg.

Baca: Peringatan Dini Cuaca Buruk dan Gelombang Tinggi dari BMKG Besok, Rabu 11 September 2019

Seperti diberitakan, Indonesia disebut sedang mengalami fenomena hari tanpa bayangan akan terjadi di Indonesia. Fenomena ini kemungkinan terjadi hingga Oktober mendatang.

Mengutip dari Instagram @infobmkg, terjadi kulminasi matahari mulai Minggu (8/9/2019) di Sebang Aceh hingga Senin (21/9/2019) di Seba NTT.

Hal ini menyebabkan bayangan benda tegak bertumpuk dengan bendanya. Fenomena ini juga dikenal sebagai hari tanpa bayangan. Saat deklinasi matahari sama dengan lintang pengatam fenomen ini disebut dengan kulminasi utama.

Pada saat tesebut, matahari akan berada tepat di atas kepala pengamat atau titik zenit. Peristiwa ini membuat bayangan benda tegak tampak menghilang karena bertumpuk dengan benda tersebut.

Fenomena hari tanpa bayangan dapat terjadi karena adanya bidang ekuator bumi atau bidang rotasi bumi yang tidak tepat berimpit dengan bidang ekliptika atau bidang revolusi bumi.




Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi cuaca Jakarta akan cerah hari ini. Kondisi tersebut diperkirakan akan terjadi pada pagi dan siang hari. Dikutip dari situs resmi BMKG, Selasa (10/9/2019), cuaca cerah akan menyelimuti kawasan Jakarta Selatan, Jakarta Timur, Jakarta Barat, Jakarta Utara, Jakarta Pusat dan Kepulauan Seribu.

Pada malam dan Rabu (11/9) dini hari, BMKG juga memprediksi cuaca Jakarta akan cerah. Tak ada peringatan dini yang disampaikan BMKG. Adapun suhu Jakarta hari ini diperkirakan berkisar antara 25-34 derajat celcius. Sementara kelembapan udara berkisar di angka 30-85 persen. BMKG Pantau Sebaran Ribuan Titik Panas Kawasan Asia Tenggara: [Gambas:Video 20detik]




Kabut asap menaungi Kota Batam Kepulauan Riau. ANTARA/Kanwa.

Batam (ANTARA) - Stasiun Meteorologi Hang Nadim Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika memantau terdapat 8 titik api yang tersebar di seluruh wilayah Kepulauan Riau pada Selasa.

"Dalam 24 jam terakhir terpantau 8 hot spot di Kepri," kata Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Batam, Suratman.

Titik api tersebar di Kabupaten Bintan, Karimun dan Lingga.

Baca juga: Setelah diguyur hujan Batanghari nihil titik api

Ia membenarkan, kebakaran lahan dan hutan di beberapa daerah lain di Kepri menyebabkan jerebu menaungi Kota Batam.

Meski begitu, jarak pandang di Batam pada hari ini masih sekitar 8 Km. Lebih pendek ketimbang kemarin yang mencapai 9 Km.

"Ini masih aman untuk transportasi laut, udara dan darat," kata dia.

Baca juga: Sejak awal Agustus terdapat 71 titik api di Batanghari

Menurut dia, jarak pandang disebut pendek bila sudah kurang dari 1 Km.

Dinas Lingkungan Hidup Batam juga menilai kabut asap semakin tebal pada Selasa dibanding hari sebelumnya.

"Indeks Standar Penvemaran Udara (ISPU) pada hari ini sudah 50, kemarin masih di bawah 50," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Batam, Herman Rozie.

Baca juga: BMKG: Sepuluh titik api terdeteksi di Kaltara

Saat ini, kadar ISPU Batam sudah di ambang batas sehat, mendekati kategori sedang.

Ia menjelaskan, kualitas udara dikatakan sehat, bila ISPU pada rentang 0-50, kemudian sedang 51-100, tidak sehat 101-199, sangat tidak sehat 200-299, berbahaya 300-500.

Lebih lanjut ia menjelaskan, parameter PM 10 yang merupakan debu atau partikulat dengan ukuran 10 mikron dan gas SO2NO2 dan CO di Batam masih dalam kadar baik.

Baca juga: Kapolda Jambi turun cek titik api di Muarojambi

"Artinya kualitas udara dalam keadaan baik," kata dia.

Angka ISPU itu diperoleh dari alat pemantau kadar udara yang terpasang di Nagoya.

Sementara itu, warga Batam mulai merasakan jerebu yang menyelimuti kota.

Baca juga: 70 hektare kawasan Tahura di Jambi terbakar

"Baju sudah mulai bau, jarak pandang juga sudah mulai berkurang," kata Shinta.

Ia berharap pemerintah segera mengambil tindakan sebelum jerebu semakin tebal seperti yang terjadi beberapa tahun lalu.

"Tentu kita tidak ingin kejadian di Batam terjadi seperti di Pekanbaru Riau. Pemerintah harus bergegas," kata dia. Pewarta: Yuniati Jannatun Naim Editor: Heru Dwi Suryatmojo COPYRIGHT © ANTARA 2019




Bisnis.com , JAKARTA — Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) membantah asap yang menyelimuti wilayah Sarawak, Malaysia, berasal dari kebakaran hutan dan lahan di Indonesia. Asap yang muncul di wilayah tersebut diduga berasal dari local hotspot . Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan dari pengamatan citra satelit Himawari pada 4-5 September 2019, teridentifikasi adanya peningkatan jumlah titik panas secara mencolok di beberapa wilayah Asean, terutama di Semenanjung Malaysia dan sebagian Vietnam.  Berbanding terbalik dengan wilayah Riau, daerah dekat Malaysia. Pada tanggal tersebut, seluruh wilayah Riau bersih karena curah hujan mencapai 23 mm dalam sehari. Arah angin pun pada saat itu dari tenggara mengarah ke barat laut dengan kecepatan 5-10 knots.  "Asap di Sumatra tidak terdeteksi lintasi Selat Malaka karena terhalang angin kencang dan dominan di Selat Malaka," ujar Dwikorita dalam jumpa pers di kantor Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Selasa (10/9/2019). Lonjakan jumlah hotspot terlihat hampir merata di wilayah Semenanjung Malaysia pada 7 September 2019 yang mencapai 1423 titik, dari sebelumnya 1038 titik pada 6 September 2019. Sementara di Riau dan perbatasan Sumatera bagian timur, terjadi penurunan jumlah hotspot , yakni dari 869 titik pada 6 September 2019 menjadi 544 titik pada 7 September 2019. "Tanggal 5, Indonesia diduga kirimkan asap dari Sumatera ke Malaysia. Dari satelit Himawari terlihat di Riau mulai muncul hotspot sedikit, tapi di Semenanjung Malaysia hotspot rapat di pantai, meluas hotspot- nya," paparnya. Adapun lonjakan titik panas di Serawak dan Kalimantan Barat terpantau pada 4 September 2019. Setelah itu, terjadi penurunan titik panas hingga 8 September 2019 di Sarawak dan baru meningkat kembali pada 9 September 2019.  Pada waktu yang sama, di Kalimantan Barat, titik panas terlihat turun. "Bukan berarti yang di Sarawak kiriman dari Kalbar karena di Serawak hotspotnya juga banyak," tegasnya. Plt. Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan, KLHK, Raffles B. Panjaitan malah menyebut hotspot terpantau langsung oleh timnya di Sarawak sejak Agustus lalu. Hanya saja, dia enggan mengeksposnya ke publik karena fokus menangani kebakaran di wilayah Indonesia.  " Local hotspo t di Sarawak sejak Agustus sudah ada tanggal 16-17 Agustus. Cuma kan kita enggak mau ngurusi orang," singgungnya.




BMKG Rilis Peringatan Gelombang Tinggi di Perairan Indonesia, Berlaku hingga Rabu (11/9/2019)

TRIBUNNEWS.COM - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) rilis peringatan dini gelombang tinggi di perairan Indonesia.

Peringatan tersebut dikeluarkan BMKG pada Minggu(8/9/2019) melalui laman resmi maritim.bmkg.go.id.

Peringatan dini berlaku sejak Senin (9/9/2019) pukul 07.00 WIB hingga Rabu (11/9/2019) pukul 07.00 WIB.

Terdapat Low-Pressure trough yang memanjang dari Laut Cina selatan hingga Laut Filipina bagian timur.

Pola angin di wilayah Indonesia bagian utara umumnya dari Tenggara – Selatan dengan kecepatan 4 - 23 knot.

Sedangkan di wilayah selatan Indonesia dari Timur - Tenggara dengan kecepatan 4 - 25 Knot.

Kecepatan angin tertinggi terpantau di Perairan barat Sulawesi selatan, Laut Maluku bagian utara, Perairan utara Sorong - Rajaampat, Laut Arafuru bagian timur.

Kondisi ini mengakibatkan peningkatan tinggi gelombang di sekitar wilayah tersebut.

Baca: Peringatan Dini BMKG Besok Selasa 10 September 2019: Waspada Gelombang Tinggi dan Angin Kencang

Baca: Peringatan Dini BMKG: Waspada Hujan Lebat Disertai Angin Kencang dan Petir Besok Selasa 10 September

Tinggi gelombang 1.25 - 2.50 m (Sedang) berpeluang terjadi di :




Liputan6.com, Jakarta - Gempa hari ini kembali mengguncang Indonesia. Hingga pukul 18.30 WIB, gempa membuat wilayah Papua bergoyang.

Informasi mengenai gempa ini dikutip Liputan6.com dari laman resmi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) www.bmkg.go.id , Senin (9/9/2019).

Gempa yang terjadi di wilayah Jayapura itu terjadi pada pukul 14.19.03 WIB. Lindu yang terjadi bermagnitudo 3,5 dengan kedalaman 10 kilometer.

Pusat gempa berada di darat 16 kilometer barat laut Kabupaten Jayapura.

Lokasi gempa berada pada 2.43 Lintang Selatan-140.44 Bujur Timur.




Welcome Back Sign in to your account to continue using Metrotvnews

Sign In Remember me Forgot your password? or Sign in with your social account Google

Join Today!

Total comment

Author

fw

0   comments

Cancel Reply