Syahrini Jual Mukena Rp3,5 Juta Berlapis Emas 24 Karat, Sudah Laku 5.000, Ini Sindiran Ditjen Pajak
TRIBUNJOGJA.COM - Penyanyi sensasional Syahrini memanfaatkan momen Lebaran ini untuk berbisnis mukena.
Tak tanggung-tanggung, harga mukena berlabel Fatimah Syahrini pun harganya tak main-main. Harga mukena Syahrini dibanderol Rp3,5 juta lantaran berlapis emas 24 karat dan konon sudah terjual 5.000 buah.
Tak heran mukena Fatimah Syahrini ini pun jadi perbincangan publik dan bahkan akun Twitter Direktorat Jenderal Pajak (Ditjen Pajak) ikut menyindiri soal penjualan mukena mahal ini.
Dilansir Grid.ID dari unggahan Instagram @fatimahsyahrini, produk mukena yang dijual Syahrini telah laku 5.000 buah.
Unggahan akun Fatimah Syahrini (Instagram/FatimahSyahrini)
Sementara itu, akun Twitter resmi Direktorat Jenderal (Ditjen) Pajak pada rabu (29/5/2019) seperti mengkalkulasi pajak yang mesti dibayar dari penjualan 5.000 mukena tersebut.
"Penjualan mukena 5000 buah @ Rp. 3,5 juta. Rp. 3.500.000 x 5000 = Rp. 17,5 Miliar. PPN 10% = Rp. 1,75 Miliar," " cuitan @DitjenPajakRI.
Meski Ditjen Pajak tak menyebutkan nama si penjual mukena tersebut, namun banyak netizen menyimpulkan kicauan tersebut untuk menyindir halus Syahrini.
@budhenia: Mukenanya ada label SYR dr logam yg berlapis emas, katanya lho.
ahu bahwa sosoknya kini makin ramai diperbincangkan di media sosial, Syahrini tak mau melewatkan kesempatan itu.
Istri Reino Barack ini merilis sejumlah produk untuk dijual.
Ia pun menjadi model untuk produk-produk yang ia jual, termasuk mukena SYR yang diberinama Mukena Fatimah Syahrini .
Bukan sembarang mukena, Syahrini menjual mukena dengan harga Rp 3,5 juta.
Mukena tersebut dihiasi pin SYR yang terbuat dari emas asli 24 karat.
Meski menuai pro dan kontra karena mukenanya terhitung mahal.
Diketahui dari postingan terbaru di akun instagram Story milik Syarini, mukena mahal tersebut rupanya telah terjual lebih dari 5000 pcs dalam waktu yang cukup singkat.
Mukena Signature Syharini by Fatimah Syahrini yang terdiri dari 3 warna elegan itu rupanya terbuat dari bahan mentah pilihan.
Mukena seharga 3,5 juta rupiah itu juga memiliki serat kain bekualitas, yang dibuat dengan teknologi modern.
Mukena tersebut sudah dilengkapi dengan ciput di dalamnya, sehingga aman digunakan (tidak melorot) dan tampilan luar mukena tetap terlihat rapi tanpa tali pengikat.
Seminggu Dirilis, Mukena Syahrini Seharga Rp 3,5 Juta Ludes Diserbu Pembeli, Ini Penampakannya!
TRIBUNBATAM.id - Belakangan diketahui, Syahrini memulai bisnis mukena dan pakaian muslim yang langsung laris manis di dunia mode dengan merek dagang SYR.
Tak hanya menjual produk fashion seperti pakaian dan hijab, Syahrini juga baru-baru ini meluncurkan produk mukena dengan nama Fatimah Syahrini.
Meski harga jual mukena ini mencapai jutaan rupiah, Syahrini sukses meraih omzet kasar hingga miliaran!
Ya, diberitakan oleh Grid.ID sebelum ini, Syahrini baru saja meluncurkan produk pakaian muslim dan seperangkat alat sholat.
Produk mode tersebut diberi nama seri Fatimah Syahrini dan baru saja diluncurkan pada Rabu (22/5/2019).
Peluncuran produk ini sendiri pun menggunakan Syahrini dan adiknya, Asyahrani sebagai model dan brand ambassador.
• Sempat Ngontrak Jualan Ayam Goreng, Ternyata Ini Pekerjaan Selvi Ananda Sebelum Jadi Menantu Jokowi
• Tersenyum Malu, Ternyata Ini Bagian Tubuh Raffi Ahmad yang Buat Nagita Slavina Klepek-klepek
• Fadel Islami Dibuat Terkejut Soal Ritual Muzdalifah Sebelum Tidur, Muzdalifah: Kan Buat Suami
• Menilik Keran Bisnis Reino Barack Suami Syahrini yang Tajir Melintir, dari Restoran hingga Saham
Tak mengherankan bila produk yang berada di bawah merek dagang SYR ini pun menjadi salah satu bisnis Syahrini yang ditunggu-tunggu publik.
Terlebih lagi produk baju muslim dan mukena yang diluncurkan penuh dengan gaya dan menarik banyak perhatian publik terutama para kaum hawa.
Salah satu produknya, yakni mukena Fatimah pun kabarnya telah ludes terjual sejak tanggal peluncuran.
MOJOK.CO – Katanya ekonomi sedang susah, daya beli turun, semua mahal, lha kok Mukena Syahrini ludes? Jangan-jangan, tanpa kita sadari, ekonomi kita sedang baik-baik saja. Buktinya, orang nggak ragu menghabiskan uang THR dalam satu struk belanja. Sahabat Celenger yang sedang membayangkan belanja lebaran tapi ngerasa THR kurang, Puasa tinggal beberapa hari lagi. Shaf sholat mulai lowong seperti tahun-tahun sebelumnya. Tidak sedikit umat yang mulai menghadirkan perasaan sedih di masa-masa injury time seperti saat ini . Sebagai makhluk rohani, mereka merasa masih kurang beribadah di bulan ini. Bahkan berpikir belum tentu tahun depan dipertemukan lagi dengan bulan yang agung ini, hiks. Ckckck ada yang seperti itu? Sementara itu sebagai makhluk ekonomi, semakin banyak saja yang menyuguhkan kegembiraan dengan segera berakhirnya bulan penuh rasa ngampet ini. Wajah-wajah ceria sudah mulai berhasil menepis wajah-wajah meranggas di kala siang. Majelis-majelis yang dihadiri pun bergeser ke tempat perbelanjaan. Kalau pun pergi ke tempat ibadah, mengusahakan masjid yang ada malnya . Penting agar kalau ada info diskon siap untuk mlipir cepat, hahaha. Tapi begini, bagaimana pun juga, mal tetaplah layak disebut sebagai tempat beribadah. Ada banyak jiwa yang menggantungkan hidup dari keberadaan tempat itu. Ada juga yang tetap bungah walau rekening tersedot tanpa menyisakan ampas THR. “Katanya ekonomi sedang susah, daya beli turun, semua mahal, lha kok kalau midnight sale rame?” Kalau yang ditanya seorang ustaz gaul, maka sejak awal dia akan mengatakan, “Saya teh nggak ngerti urusan daya beli. Sepemahaman saya belanja bukanlah kejahatan. Selama ada uangnya, selama sudah menyisihkan untuk zakat, infaq, sodaqoh, dan selama digunakan untuk membeli barang-barang yang halal”. Lain lagi jawabannya kalau yang ditanya ustaz kolot, “belanja digedein, giliran masukin duwit ke kotak amal mikirnya lama. Nemu duwit 50 ribu di dompet, masih aja berusaha nyari receh.” Sedikit repot untuk ekonom yang terlanjur berfatwa kalau ekonomi lesu. Biasanya sih langsung mengkeret kalau mendapat pertanyaan serupa itu. Pertama, tidak menduga orang akan sekritis dan seagresif itu. Kedua, takut kalau analisisnya dianggap merupakan upaya untuk melemahkan kredibilitas pemerintah. Ketiga, dia sendiri juga ragu pengamatannya sendiri sebenarnya cermat atau cuma kira-kira saja. Sahabat Celenger yang hobi lihat price tag kemudian memutuskan nggak jadi beli, Belum selesai orang membincangkan betapa “sejahteranya orang Jakarta” yang membanjiri mal saat ada gelaran midnight sale . Di saat yang kurang lebih sama orang mempergunjingkan larisnya mukena Inces Syahrini yang dibandrol 3,5juta . Sudah mahal, ludes pula! Jangan-jangan, tanpa kita sadari, Indonesia sudah menjelma menjadi negara sejahtera. Negeri di mana penduduknya tidak segan membelanjakan uangnya di tempat mahal dan membeli barang mahal. Tanpa ragu menghabiskan uang THR dalam satu struk belanja. Tanpa kuatir habis lebaran setoples krupuk pun tidak punya. Saya sudah 18 tahun tinggal di Jakarta. Tahu betul dinamika masyarakatnya kalau sudah menyangkut gaya hidup, all out . Jadi anak warteg pernah, eh bukan pernah lagi, sampai sekarang juga masih. Jadi orang yang lebih hafal wangi mal dibanding wangi masjid pun masih lestari hingga kini. Preferensi politik seperti menjadi celah untuk mengatakan bahwa ramainya mal merupakan indikasi kemajuan ekonomi. Benar di satu sisi karena pertumbuhan ekonomi turut ditopang terpeliharanya konsumsi masyarakat. Tetapi ada potensi keliru di sisi lain, karena para retailer terkemuka paham betul psikologi pasar, sangat mengerti kapan waktu tepat menggiring para penerima THR untuk “dijagal” di meja kasir. Hingga satu dekade lalu, brand seperti Ramayana-Robinson masih kuat bercokol di tengah kota Jakarta mendampingi Matahari dalam melayani masyarakat menengah bawah. Tapi saat ini seluruh penjuru sudah dikepung MAP group dari Debenham hingga Sogo, dan tentu saja peritel dengan modal luar biasa besar seperti Metro Departmen Store. Peritel besar sangat paham bagaimana memperlakukan para pelanggannya yang dari golongan menengah bawah. Masyarakat yang memang belanjanya hanya di hari-hari spesial saja. Salah satunya dengan menggelar pesta belanja dalam bentuk big sale atau midnight sale . Itu saat di mana mereka mengguyur para pelanggannya dengan produk-produk second linenya . Macet hingga mampet pun bakal dijabanin oleh mereka. Soal Mukena Syahrini apa yang perlu dihebohkan? Mukena bordir padang harganya bisa 5 juta. Mukena Vyladira milik Dian Sasto pun bisa mencapai angka itu. Masih banyak mukena mahal lain yang bakal panjang daftarnya kalau disebutkan. Maksudnya begini, harga mahal itu sejak dulu sudah ada pembuatnya, sudah ada pembelinya, dan sudah ada yang memimpikannya tapi terlalu sayang untuk membelanjakannya. Hal yang membedakan, brand milik pesohor lebih sering diliput. Secara umum, uang THR masyarakat tidak banyak untuk membelanjakan produk-produk mahal. Cikal bakal THR yang pada awalnya disebut hadiah lebaran sudah ada sejak masa pendudukan Jepang. Motif pemberian tunjangan dari masa ke masa sangat beragam: apresiasi atas kinerja, memupuk loyalitas, mendongkrak produktivitas dan tunjangan kejut! Tunjangan kejut? Kalian yang punya penghasilan bagus tentu tidak akan goyah dengan loncatan harga saat terjadi inflasi musiman seperti saat lebaran. Tapi bagaimana orang yang tidak mendapatkan THR? Ilustrasinya begini, Sepiring bakmi jawa godog yang di hari biasa seharga 15 ribu, bisa melonjak jadi 20-25ribu di saat lebaran. Wajar. Penjual bakmi saat membeli bahan bakunya (bumbu, ayam, telor, dan sayur) memang sudah lebih mahal. Konsekuensinya, mereka menaikkan harga. Secara teori, masyarakat yang tidak mendapatkan THR akan mengerem konsumsinya sampai harga kembali normal. Secara moral, kelompok masyarakat yang mendapatkan THR memang harus dapat menjadi ujung tombak dalam mendongkrak pertumbuhan ekonomi masyarakat dengan cara mempertahankan konsumsi, atau malah meningkatkan. Kalau ditabung untuk saja bagaimana? Ya nggak masalah, nabung itu baik untuk menghadapi krisis. “Tapi THR ini mau saya gunakan untuk membeli busana muslim produksi Ria Miranda dan Mukena Syahrini. Masak saya harus mikirin rakyat. Di mana keadilan? Siapa yang mikirin saya? Asal tau saja ya, Om, saya ini habis diputusin dan perlu belanja !” “Beli di Ria Miranda boleh. Beli kaftannya Febiani Hermaini juga boleh. Sama aja, walau produknya tidak murah mereka juga rakyat. Ada banyak karyawan yang bekerja di belakang kesuksesan sang designer” Tidak ada salahnya kita mengingat ada kelompok masayarakat berpendapatan rendah yang sangat getas terhadap perubahan harga. Belanjakan uang kita di sana, larisi dagangan mereka, buat mereka mengeluarkan senyum terbaiknya. Doa mereka akan menggetarkan langit dan tidak akan membuat dompet kita cepat kering. Syahrini juga rakyat, tapi biar dipikirin rakyat kaya lainnya, Reino Barack. Loading...
TRIBUNJATENG.COM- Syahrini baru saja mengumumkan akan menjatuhi hukuman pidana bagi siapa saja yang menggunakan foto dan logo SYR untuk kepentingan komersil.
Tak lama setelah mematenkan brand SYR pada Sabtu (18/5/2019), Syahrini langsung meluncurkan produk kaos dan hoodie.
Kaos dan Hoodie milik Syahrini itu memiliki ciri khas seperti halnya istri Reino Barack yang selalu mengeluarkan kata-kata khasnya.
Kaos dan Hoodie SYR bertuliskan kata-kata khas Syahrini pada bagian dadanya.
Seperti kalimat "Syantiex kali ah" "Mau mundur syantiex" "Manjha" "Julid permanen" dan sebagainya.
Usai luncurkan mukena Fatimah Syahrini dengan taburan emas 24 karat, dan konon dibanderol Rp 3,5 juta, lantas berapa harga baju SYR?
Syahrini mempromosikan produk mukena berhias Pin emas 24 karat ()
Saat Tribunjateng.com mencoba menelusuri harga kaos dan Hoodie SYR di laman Shopee, rupanya baju brand SYR itu memiliki harga yang standar.
• Ini Dialog yang Dilontarkan Syahrini Saat Berdiri di Seberang Luna Maya dalam Shopee Big Ramadhan
Yakni Rp 150.000 untuk kaos, dan Rp 300.000 untuk Hoodie SYR.
Seperti yang diketahui,Syahrini telah mematenkan brand dan fotonya untuk kepentingan komersil.
Dream - Busana muslim telah berkembang menjadi fashion item populer. Tak sedikit yang menjualnya dengan harga sangat mahal dan menyaingi merek luar negeri. Belum lama ini publik dihebohkan dengan mukena Fatimah Syahrini yang dibanderol seharga Rp3,5 juta. Syahrini mendesain mukena dengan memakai emas serta butir kristal swarovski nan glamor. Selain mukena, kini ada hijab mewah dari label busana Negeri Jiran, Bawal Exclusive. Dilansir dari laman Siakap Keli, fashion item ini diklaim sebagai hijab termahal di dunia.
Hijab itu terbuat dari bahan kain voile Jepang dengan butiran kristal swarovski yang membentuk corak bunga. Potongan dibuat sangat simpel menjadi bentuk scarf segi empat. Hijabers dapat memakainya untuk tampilan glamor di pesta malam hari.
Jakarta - Syahrini merilis koleksi mukena mewah yang dibandrol Rp 3,5 juta per potong. Seperti apa desainnya?
Jakarta - Usai menikah, Syahrini tak berhenti berbisnis. Ia kembali merilis produk terbaru di bawah label miliknya Fatimah Syahrini. Setelah sukses menjual scarf, ia meluncurkan mukena untuk Lebaran. Bukan Syahrini namanya jika membuat sesuatu yang biasa-biasa saja. Mukena yang ia buat memiliki logo Syr berlapis emas 24 karat. Syahrini pun mengungkap kainnya dibuat eksklusif dan tidak dijual di manapun. Tak heran jika harganya dibandrol tak murah, yakni Rp 3,5 juta untuk satu paket mukena beserta tasnya. Namun, dengan harga yang cukup tinggi itu, mukena Syahrini tetap laris bak kacang goreng.
Mukena Syahrini. Foto: Instagram/FatimahSyahrini Hal ini diungkap dalam akun Instagram Fatimah Syahrini. Dalam waktu beberapa hari saja, lebih dari 5.000 pieces mukena habis terjual. Ada lebih dari 3.500 chat masuk ke ponsel admin. "Alhamdulillah Terimakasih yang tak terhingga. Masha Allah Tabarakallah," tulis Syahrini di akun Instagram miliknya. Belum genap satu minggu, seluruh mukena telah habis terjual. Sistem PO (Pre Order) juga sudah ditutup. Melalui informasi yang diungkap admin Fatimah Syahrini, mukena tersebut akan kembali restock tiga bulan lagi tepatnya saat Hari Raya Idul Adha. Komentar netizen di media sosial cukup bervariasi. Ada netizen yang mengeluhkan harga mukena terlalu mahal, ada pula yang takjub dengan penjualan yang laris manis. "Hitungan hari kayanya ya udah sold out aja. Alhamdulillah memang teteh rejeki mantap @princesssyahrini," tulis akun Instagram bernama Shanty Juwita.