Gempa bumi dengan kekuatan magnitudo 6,4 pada skala Richter (SR) mengguncang wilayah Jawa Timur dan Bali pada Kamis (11/10) dini hari pukul 01.57 WIB. Hasil pemantauan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebutkan pusat gempa berada di laut pada jarak 55 km arah timur laut Kota Situbondo, Kabupaten Situbondo, Provinsi Jawa Timur pada kedalaman 12 km. Gempa itu dilaporkan tak hanya dirasakan warga Jawa Timur. Kepada BBC News Indonesia, Erna Utami yang merupakan warga Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali, mengaku panik ketika merasakan guncangan gempa. "Saya sedang terlelap, langsung terbangun karena bunyi getaran kaca. Kemudian semua perabot rumah bergoyang, foto-foto di dinding berjatuhan. Panik luar biasa. Begitu terasa getarannya. Langsung gendong si adek, cari kerudung dan keluar rumah," papar Erna. Di luar rumah dalam kegelapan, tetangga-tetangganya berhamburan dan menunggu potensi gempa susulan. Momen itu sungguh mengerikan karena 300 meter dari rumah mereka adalah laut Selat Bali. "Di sebelah utara itu laut. Jadi kami takut tsunami. Kami sudah bersiap-siap lari menuju bukit di sebelah selatan. Ada tetangga yang langsung berlari ke laut untuk melihat apakah laut surut. Tak berapa lama dia kembali dan mengatakan, 'situasi aman'," tuturnya. Kondisi aman juga dikonfirmasi BMKG yang menyatakan tidak ada potensi tsunami. Sebagaimana dipaparkan juru bicara Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, gempa tersebut menyebabkan tiga orang meninggal dunia tertimpa bangunan yang roboh. Ketiga korban meninggal, menurut Sutopo, sedang tidur ketika tiba-tiba gempa mengguncang sehingga mereka tidak bisa menyelamatkan diri.
Kondisi sebuah rumah setelah gempa mengguncang sebuah area 55 km arah timur laut Kota Situbondo, Jawa Timur.
Mereka merupakan warga Desa Prambanan, Kecamatan Gayam , Kabupaten Sumenep, Provinsi Jawa Timur. Di sinilah, Sutopo menyebutkan, "daerah yang terparah" terkena imbas gempa. "Guncangan gempa dirasakan cukup kuat oleh masyarakat di Sumenep dan Situbondo selama 2-5 detik. Masyarakat berhamburan ke luar rumah. Sedang di daerah lain gempa dirasakan sedang selama 2-5 detik," ujar Sutopo.
Warga menunggu di luar RS Larasati ketika terjadi gempa dirasakan di Pamekasan, Jatim, Kamis (11/10) dini hari.
Selain di Sumenep, gempa 6,4 SR yang kemudian telah dimutakhirkan menjadi 6,3 SR oleh BMKG itu terasa di seluruh wilayah Jawa Timur meliputi Kabupaten/Kota Situbondo, Jember, Banyuwangi, Lumajang, Kabupaten Probolinggo, serta Kota Probolinggo. Kemudian gempa terasa di Bondowoso, Sumenep, Pamekasan, Sampang, Bangkalan, Kabupaten Pasuruan, Kota Pasuruan, Kota Batu, Kota Malang, Kabupaten Malang, Kabupaten Blitar, Surabaya, Sidoarjo, Jombang, Kabupaten Mojokerto, dan Kota Mojokerto. Gempa di perairan Situbondo adalah gempa terkini dari rentetan lindu yang terjadi sepanjang sebulan terakhir. Sebelumnya, gempa-tsunami melanda Palu dan sekitarnya di Sulawesi Tengah. Kemudian gempa juga mengguncang Sumba, NTT .
Liputan6.com, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut gempa Situbondo , Jawa Timur, yang terjadi pukul 01.44 WIB, disebabkan oleh sesar naik Flores. Hasil penelitian ilmuwan, sesar tersebut memang sedang aktif di beberapa bagian.
"Ini sesar naik yang ada di Flores memang lagi aktif di beberapa tempat," ujar Deputi Bidang Geofisika BMKG, Muhamad Sadly, di kantor BMKG, Jakarta, Kamis (11/10/2018).
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Rahmat Triyono mengatakan, aktifnya sesar naik Flores ini disebabkan oleh pengaruh tumpukan tiga lempeng yang juga sedang aktif. Kondisi ini, lanjut dia, sangat menarik karena unik. Oleh karena itu, perlu dibuat peta baru tentang sesar tersebut.
"Melihat pagi ini ada aktivitas gempa di antara Situbondo dan Sumenep, maka tampaknya memang berdasarkan dari pola mekanismenya ada hubungan benang merah yang ada di Flores. Ini menjadi kejadian yang menarik, perlu dipetakan dan perlu dibuat peta baru," tutur Rahmat Triyono.
Dia menjelaskan Indonesia memang masuk dalam kawasan seismik aktif dan kompleks. Ada 6 zona subdaksi di Tanah Air.
"Masing-masing zona subdaksi masih dirinci lagi menjadi segmen-segmen megathrust yang berjumlah 16. Sesar aktif teridentifikasi 295 sumber gempa sesar aktif," lanjut Rahmat dalam konferensi pers soal gempa Situbondo .
TRIBUN-TIMUR.COM - Update berita gempa bumi hari ini di Indonesia.
Kepala Bagian Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Rudy Suhendar menganggap hampir seluruh wilayah Indonesia berpotensi mengalami gempa bumi.
Hal tersebut terlihat dari hasil pemetaan ahli geologi yang menyebut Indonesia berada pada pertemuan tiga lempeng tektonik aktif utama dunia, yakni Indo-Australia, Pasifik, dan Eurasia.
Gempa bumi juga berpotensi tsunami, tergantung kekuatan gempa, letak pusat gempa, dan kedalaman gempanya.
Baca: Najwa Shihab Pilih Perlihatkan Rumahnya, Siapa Sangka Beginilah Dalam dan Luarnya
Baca: Gempa Bumi Hari Ini - 7 Sebab Indonesia Rawan Diguncang, Nomor 1 Ada di Kawasan Cincin Api
Baca: Terungkap, Tinggi Tsunami di Palu Ternyata Mencapai Hingga 11,3 Meter
Dari seluruh pulau di Indonesia, menurut Rudy, pulau Kalimantan lebih sedikit potensi gempa bumi meski masih terdapat beberapa titik lemahnya.
"Wilayah Indonesia punya potensi yang sama tingkat kegempaannya. kecuali yang agak rendah di Kalimantan," ujar Rudy di kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Rabu (3/10/2018).
Diketahui, sumber gempa di Indonesia berasal dari zona subduksi dan sesar aktif di darat.
Zona tersebut membentang di sebelah barat Sumatera, selatan pulau Jawa, selatan Bali dan Nusa Tenggara, kemudian membelok di Kepulauan Maluku yang membentuk palung laut.
Baca: Ratna Sarumpaet Menangis dan Minta Bertemu Prabowo Subianto, Kok Bisa?
Baca: Istri Indro Warkop Meninggal Dunia, Baca Curhat Anaknya yang Begitu Menyayat Hati
Baca: Nissa Sabyan Naik Ojek Online Jadi Sorotan, Coba Perhatikan Gayanya, Amat Berbahaya
Sesar aktif di darat tersebut antara lain Sesar Besar Sumatera yang memanjang dari utara sampai selatan di Sumatera.
KABAR TERBARU Gempa Bumi Hari Ini 7,0 SR Guncang Papua Nugini, 5 Jam Setelah Situbondo, Soal Tsunami
TRIBUN-TIMUR.COM - Setelah gempa bumi Situbondo yang menelan korban dini hari tadi, gempa bumi berkekuatan 7,0 magnitudo mengguncang Papua Papua Nugini pada Kamis (11/10/2018) pukul 06.48 waktu setempat.
Artinya gempa Papua hanya berselang sekitar lima jam setelah Situbondo pada pukul 1.30.
Melansir AFP, otoritas telah mencabut peringatan tsunami.
Badan Survei Geologi Amerika Serikat (USGS) mencatat, pusat gempa berada di sekitar 125 km timur dari Kimbe pada kedalaman 40 km.
Tercatat ada guncangan gempa hingga 6,2 magnitudo sebelum dan setelah gempa utama berlangsung.
Pusat Peringatan Tsunami Pasifik pada mulanya mengeluarkan peringatan terjadinya gelombang tsunami, yang kemungkinan melanda kawasan pesisir sejauh 300 km dari pusat gempa.
Baca: Ini Rundown Acara Folks dan Flora & Fauna Area di F8
Baca: Bahas Masa Tanam, Petani dan Pemdes Timpuseng Camba Tudang Sipulung
Baca: IIMS Rangsang Penjualan Otomotif di Sulsel, Respon Pasar Stagnan
"Berdasarkan data yang tersedia, ancaman tsunami akibat dari gempa bumi telah berakhir," demikian pernyataan.
Log In sscn.bkn.go.id Sisa 5 Hari, Segara Daftar CPNS 2018 Sebelum Tutup, Hindari 4 Kesalahan Ini