Contact Form

 

Tinggalkan Red Bull, Daniel Ricciardo Terima Pinangan Renault


Bola.com, Jakarta - Pembalap Australia, Daniel Ricciardo , resmi bakal meninggalkan Red Bull pada akhir F1 2018. Dia hijrah ke Renault dengan kesepakatan kontrak berdurasi dua tahun mulai F1 2019. 

Di Renault, Ricciardo bakal berduet dengan Nico Hulkenberg. Kepindahan ini sangat mengejutkan karena sebelumnya Ricciardo sempat mengisyaratkan akan memperpanjang kontrak dengan Red Bull.

"Ini mungkin salah satu keputusan tersulit sepanjang karier saya. Tapi, saya pikir ini saatnya mengambil tantangan baru dan segar," kata Ricciardo, seperti dilansir Crash,  Jumat (3/8/2018). 

"Saya menyadari jalan Renault untuk mencapai target berkompetisi di level tertinggi masih panjang. Tapi, saya terkesan dengan kemajuan mereka dalam dua tahun ini. Saya berharap bisa membantu mereka dalam perjalanan ini dan berkontribusi di dalam dan luar lintasan," kata Ricciardo, yang memenangi tujuh balapan bersama Red Bull. 

Presiden Renault, Jerome Stoll, menyatakan Ricciardo merupakan pembalap yang tak bisa dilewatkan begitu saja. Menurutnya, Ricciardo menjadi bagian dari program jangka panjang untuk kembali membidik titel juara dunia F1. 

"Renault memutuskan kembali ke pertarungan gelar juara dunia F1. Merekrut Daniel Ricciardo adalah peluang unik untuk Renault, dan tak bisa dilewatkan begitu saja. Kami menyambut kedatangan Daniel ke tim kami. Masih dalam proses. Tapi, kami sangat termotivasi," kata dia. 

Kedatangan Daniel Ricciardo juga memastikan Carlos Sainz Jr bakal meninggalkan Renault pada akhir musim. Sainz datang ke Renault pada musim ini dengan status pinjaman selama setahun dari Red Bull. 

Berita video prestasi lawan Timnas Indonesia U-23 di Asian Games 2018.




BUDAPEST, KOMPAS.com - Renault mengonfirmasi bahwa pebalap Australia, Daniel Ricciardo , akan bergabung dengan mereka pada kejuaraan Formula 1 ( F1 ) musim depan.

Dengan durasi kontrak dua tahun, Ricciardo akan berpasangan dengan Nico Hulkenberg di Renault.

"Ini mungkin salah satu keputusan paling sulit untuk diambil dalam karier saya," kata Ricciardo dikutip BolaSport.com dari Crash.net , Sabtu (4/8/2018).

"Namun, saya rasa ini adalah waktu yang tepat bagi saya untuk mengambil tantangan yang baru," ujarnya.

Baca Juga:  Meski Terlihat Seram, Pegulat Legendaris WWE Ini Terpilih Jadi Walikota

Ricciardo tidak menampik bahwa keputusannya itu akan memberikan tantangan yang lebih besar untuk memenangi kejuaraan.

Namun, keputusan Ricciardo untuk pindah menjadi bulat seusai melihat perkembangan yang ditunjukkan Renault selama dua musim terakhir.

"Saya tahu jika tiap kali Renault terlibat, mereka akhirnya menang. Saya berharap bisa membantu mereka dalam perjalanan ini dan berkontribusi di dalam dan luar trek," ujar Ricciardo.

Sebelumnya, isu Ricciardo meninggalkan Red Bull Racing sudah tersebar. Hal itu diperkuat dengan pernyataan dari tim Red Bull, Christian Horner, yang membenarkan bahwa kerja sama timnya dengan pebalap asal Australia itu akan berakhir pada pengujung 2018.

"Kami sangat menghormati keputusan Ricciardo untuk pergi dan kami berharap yang terbaik untuknya di masa depan," ujar Horner seperti dikutip BolaSport.com dari Motorsport , Jumat (3/8/2018).

Horner juga berterima kasih atas segala sumbangsih Ricciardo selama bersama Red Bull Racing.

"Kami berterima kasih atas dedikasi Ricciardo sejak bergabung dengan tim ini tahun 2014 silam. Yang perlu ditegaskan adalah kemenangan tujuh kali dan 29 kali podium telah ia raih selama bersama kami," tutur Horner.

Baca Juga:  Palembang, Ini Harga Tiket Nonton Voli Pantai Asian Games 2018

Perjalanan karier Ricciardo bersama Red Bull terbilang cukup panjang karena dimulai sejak masa yunior.

Debut Ricciardo di F1 dimulai pada pertengahan tahun 2011 ketika Red Bull menempatkannya di HRT Formula 1 Team dan ia kemudian bergabung dengan tim satelit Toro Rosso pada 2012.

Ricciardo menghabiskan waktu dua tahun bersama Toro Rosso sebelum akhirnya bergabung dengan tim utama Red Bull menjadi pebalap pengganti yang mendampingi Sebastian Vettel pada 2014.

Di sisi lain, Red Bull Racing tengah bersiap untuk mengevaluasi performa Max Verstappen serta mencari calon yang tepat untuk menggantikan Ricciardo.

"Kami akan terus evaluasi beberapa opsi yang ada sebelum menentukan siapa yang akan menjadi rekan balap Max Verstappen untuk musim 2019," kata Horner.




Enstone - Tim yang akan dibela Daniel Ricciardo pada musim depan telah terungkap. Ricciardo akan membalap untuk Renault dengan kontrak selama dua tahun. Ricciardo dipastikan akan berpisah dengan Red Bull pada akhir musim 2018. Kedua belah pihak tak mencapai kesepakatan kontrak baru. "Ini mungkin salah satu keputusan paling sulit dalam karier saya sejauh ini. Tapi, saya pikir sekarang waktunya untuk mengambil tantangan baru dan segar," ujar Ricciardo dalam pernyataan yang dikutip Reuters.

"Saya menyadari bahwa ada banyak hal yang harus dilakukan agar Renault bisa mencapai target mereka bersaing di level tertinggi. Tapi, saya terkesan dengan kemajuan mereka dalam waktu dua tahun," tambah pebalap Australia itu. "Dan saya tahu bahwa setiap kali Renault terjun ke olahraga, mereka akhirnya jadi juara," katanya. Ricciardo membela Red Bull sejak 2014 dan sampai saat ini telah tampil pada 91 balapan bersama tim tersebut. Ia meraih tujuh kemenangan bersama Red Bull, termasuk kemenangan di China dan Monako pada tahun ini. Ricciardo nantinya akan berpartner dengan Nico Hulkenberg di Renault. Sedangkan kursi Red Bull yang ditinggalkan Ricciardo kemungkinan akan diisi Carlos Sainz, yang sekarang menjadi rekan setim Hulkenberg di Renault. "Renault memutuskan kembali ke Formula 1 untuk bersaing menjadi juara dunia. Merekrut Daniel Ricciardo adalah sebuah kesempatan langka bagi Renault untuk mencapai tujuan ini, yang tak boleh dilewatkan," ujar Presiden Renault, Jerome Stoll.




OPINION

IN THE end, the decision was made for him.

Too many missed opportunities and too many blunders that were — too often — not of his own doing meant Daniel Ricciardo had no choice but to leave Red Bull.

The Aussie announced his split from the team overnight, revealing he’ll drive for Renault next season. At first it came as a shock but the reality is, staying put would have been the far bigger sin — and Red Bull only has itself to blame for pushing him out.

Read: Ricciardo announces shock move

Read: Ugly reason Ricciardo flicked Red Bull?

For a team widely considered to boast the most talented line-up on the grid in Ricciardo and Max Verstappen, Red Bull has failed to fulfil its potential.

In 2018 it sits well behind top dogs Ferrari and Mercedes in third in the constructors’ championship. It was the same story last year when the energy drink team finished a distant third, watching on from behind while Lewis Hamilton and Sebastian Vettel duked it out for the Silver Arrows and Scuderia.

Those men are both four-time world champions — Ricciardo is yet to even finish in the top two of a title race. Everyone knows he’s got the talent to be the world’s best but he’s never had the car to prove it.

It must burn him seeing drivers he knows he can match streak ahead of him because their equipment is superior — a burn that intensifies with every retirement, engine failure and tactical balls-up.

Ricciardo has repeatedly said all he wants is a world title. At 29 he’s in the prime of his career and the window for the ultimate glory won’t stay open for long. Unfortunately, Red Bull has shown it can’t deliver him what he wants.

It hasn’t always been Red Bull’s fault, though, it must be said. A strained relationship with engine supplier Renault has provided plenty of dramas and the team accepted long ago its power units simply can’t match those of Mercedes and Ferrari.

Verstappen, who retired from last weekend’s Hungarian Grand Prix with a power unit failure, was fed up with suffering the same problems over and over.

“Mate, really? Can I not just keep going? I don’t care if this f***ing engine blows up,” Verstappen said on the team radio. “What a f***ing joke, all the f***ing time. Honestly. Argh.”

He was backed up by his boss Christian Horner after the red mist subsided. “We pay multi-millions of pounds for these engines and for first class, or state-of-the-art product, and you can see it’s quite clearly some way below that,” Horner said.

Earlier this year Red Bull announced it was severing ties with Renault and partnering with Honda in 2019 — but that was too little, too late for Ricciardo.

He could have hung around with the English-based outfit to see how big a difference Honda engines made to his title ambitions, but that ran the risk of losing more time in his racing life if the new addition failed to deliver.

Better to take a risk and start afresh than stay put and hope for the best when there’s every chance you could be let down again by someone who’s let you down so often in the past.

Ricciardo has retired four times in 12 races this year because of one collision and problems with his battery, gearbox and engine. Last year he failed to finish six times — the most painful coming right at the start when he barely got off the grid at the season-opening Australian Grand Prix in Melbourne because of a power unit failure.

Then there were the times his own team let him down. Who could forget the 2016 Monaco Grand Prix when Ricciardo, on course for a stunning victory, fell victim to a bungled pitstop that cost him the win.

In isolation, these incidents can be blamed on bad luck and other parties. But together, they paint the grim picture that Ricciardo simply can’t win a world title with Red Bull.

It’s a shame because the team has shown it’s capable of doing just that. Vettel won four straight crowns with Red Bull from 2010-2013 but it fell off the pace once Ricciardo came on board full-time in 2014.

He must have been hoping for so much after joining what was then an F1 powerhouse but Mercedes and Ferrari have dominated the sport since. Frankly, it’s hard to see light at the end of the tunnel for Red Bull, even with a switch to Honda power next year.

That Red Bull has put most of its eggs in Max Verstappen’s basket — signing the young gun to a lucrative deal that keeps him there until the end of 2020 — has been raised as a reason why Ricciardo walked away.

Horner has said there’s no favouritism at play but when someone nine years your junior — touted by everyone in the sport as a world champion in waiting — is on a bigger pay packet, it’s easy to feel slighted.

Jostling for plaudits and points with Verstappen may well be a contributing factor in Ricciardo’s decision to join Renault, but the Honey Badger isn’t in this game for money and reputational bragging rights — he’s in it to win, and from what we’ve seen, he can’t do that with Red Bull.

His stint at Renault may go bust but that won’t make Ricciardo’s decision this weekend the wrong one. It would be sad to see him drift further down the championship pecking order next year, but it would be far sadder to see him stay at Red Bull and tread water.

Total comment

Author

fw

0   comments

Cancel Reply