Contact Form

 

Ozil Mundur: Diawali Erdogan, Diperparah DFB


Inilah 10 pemain muda termahal di dunia saat ini. Siapa ya kira-kira yang berada di peringkat pertama sebagai pemain muda yang paling mahal?

A post shared by Goal Indonesia (@goalcomindonesia) on Jul 21, 2018 at 5:55am PDT


Mesut Ozil berpendapat mengabaikan undangan untuk bertemu Presiden Erdogan sama dengan tak menghormati leluhurnya.

Pemain sepak bola tim nasional Jerman Mesut Ozil menyatakan mulai sekarang ia tidak akan membela tim nasional negara itu setelah ia mendapat kritikan pedas terkait keputusannya berpose bersama Presiden Turki recep Tayyip Erdogan. Sebelum mengumumkan pengunduran diri ini, Ozil sempat membela keputusannya untuk berpose bersama Presiden Erdogan, tetapi ia kemudian mengunggah pernyataan panjang menuduh Asosiasi Sepak Bola Jerman "rasis" dan "tidak menhormati". Dikatakannya keputusannya untuk tidak lagi membela Jerman amat berat. Foto yang dikritik pedas di Jerman itu sejatinya sudah diambil pada Mei lalu dalam acara amal di London, Inggris. Jerman kritis terhadap Turki Foto tersebut kemudian dirilis oleh partai yang berkuasa di Turki, Partai AK, pimpinan Recep Tayyip Erdogan, menjelang pemilihan presiden yang dimenangkan oleh Erdogan dengan suara meyakinkan. Namun keputusan Ozil berfoto di samping Presiden Erdogan tidak disambut dengan baik di Jerman, negara kelahiran Ozil. Ia sendiri berasal dari keluarga keturunan Turki.

Ilkay Gundogan, Mesut Ozil dan Cenk Tosun berfoto dengan Presiden Erdogan di London pada tanggal 13 Mei 2018.

Di mata sejumlah politikus Jerman, aksi Ozil seakan-akan memberikan dukungan kepada parpol pimpinan Erdogan. Kritikan juga dilontarkan oleh Asosiasi Sepak Bola Jerman. Di samping itu, selama ini pemerintah Jerman bersikap kritis terhadap kampaye Erdogan untuk menarik dukungan dari kalangan keturunan Turki yang bermukim di negara-negara Eropa. Lewat Twitter, Mesut Ozil menjelaskan bahwa jika ia menolak bertemu dengan Presiden Erdogan maka ia tidak menghormati para leluhurnya dari Turki. "Saya mempunyai dua hati, satu Jerman dan satu lagi Turki," cuitnya pada Minggu (22/07). "Tindakan itu menyangkut saya yang mewakili lembaga tertinggi dari negara keluarga saya. "Di masa kanak-kanak, ibu saya mendidik saya untuk senantiasa hormat dan tidak pernah melupakan asal usul saya, dan nilai-nilai itu masih saya pegang sampai sekarang, " tandas Ozil yang merupakan pemain Arsenal tersebut. Yang juga hadir dalam acara amal di London itu adalah pemain Manchester City, Ilkay Gundogan, yang juga pemain Jerman dari keluarga Turki. Hadir juga pemain Everton, Cenk Tosun. "Bagi saya, tidak menjadi masalah siapa yang menjadi presiden, yang penting adalah sang presiden," ujar Ozil. Ditambahkannya ia akan menunjukkan penghormatan yang sama baik itu kepada presiden Turki maupun presiden Jerman.




Mesut Ozil mengumumkan mundur dari Tim Nasional Jerman. Keputusan sang pemain, sedikit banyak, berhubungan dengan pertemuannya dengan Recep Tayyip Erdogan (Presiden Turki) Mei lalu. “Seperti banyak orang, asal-usulku bisa dirunut ke lebih dari satu negara,” tulis Ozil dalam bagian pertama dari tiga bagian pernyataan yang ia unggah di akun Twitter-nya, Minggu (22/7). “Sementara aku tumbuh di Jerman, akar keluargaku kokoh di Turki. Aku punya dua hati, satu Jerman dan satu Turki.” Ozil bukan satu-satunya pemain yang bertemu dengan Erdogan di London pada 14 Mei 2018. Bersamanya hadir pula Ilkay Gundogan (gelandang Manchester City) dan Cenk Tosun (penyerang Everton). Kabarnya Emre Can (gelandang Liverpool) juga diundang, namun menolak hadir. Erdogan saat itu berada di Inggris dalam rangka tiga hari kunjungan. Agendanya adalah bertemu dengan Ratu Elizabeth II dan Perdana Menteri Inggris, Theresa May. Turki menggelar Pemilu pada 24 Juni 2018. Masing-masing pemain berpose dengan Erdogan sembari membentangkan seragam klub mereka masing-masing. Sementara jersey Ozil dan Tosun tak berhias apa pun, kaus Gundogan bertuliskan “Dengan hormat yang sangat untuk presidenku.” https://twitter.com/Akparti/status/995913654116737026 Dalam upaya meredakan keriuhan, Gundogan mengeluarkan pernyataan: “Bukan tujuan kami memberi pernyataan politis dengan foto kami, terlebih lagi untuk mengampanyekan pencalonannya. Sebagai pemain tim nasional Jerman, kami berkomitmen terhadap nilai-nilai DFB dan menyadari tanggung jawab kami.” Ketiga pemain lahir di Jerman dari keluarga Turki. Ozil dan Gundogan bermain untuk Tim Nasional Jerman sementara Tosun memilih memperkuat negara asal leluhurnya. “Kami” yang dimaksud Gundogan semakin tak jelas maksudnya karena Ozil memilih bungkam. Namun setelah lebih dari dua bulan, ia buka suara juga. “Saya mengerti ini mungkin akan sulit dipahami, mengingat di kebanyakan budaya pemimpin politik tak bisa dipandang terpisah sebagai pribadi. Namun dalam kasus ini, [situasinya] berbeda. Apa pun hasil pemilu lalu, atau pemilu sebelumnya, saya akan tetap berfoto.” Standar Ganda Surat Kabar Kontroversi foto-foto Ozil bersama Erdogan tak mereda seiring waktu. Penampilan buruk Ozil dan Tim Nasional Jerman di Piala Dunia 2018 membuat isu ini kembali muncul ke permukaan. Dalam bagian kedua, Ozil menyerang beberapa surat kabar Jerman atas standar ganda yang mereka terapkan kepadanya. “Beberapa surat kabar Jerman memanfaatkan latar belakang dan fotoku dengan Presiden Erdogan sebagai propaganda sayap kanan untuk melanggengkan tujuan politik mereka. Jika tidak, untuk apa mereka menggunakan foto dan kepala berita dengan namaku sebagai penjelasan langsung atas kekalahan di Rusia? Mereka tidak mengecam penampilanku, mereka tidak mengecam penampilan tim, mereka hanya mengecam latar belakang Turkiku dan rasa hormatku terhadap caraku dibesarkan. Ini melewati batas pribadi yang seharusnya tak pernah dilewati, seiring usaha surat kabar untuk membuat bangsa Jerman menentangku.” Ozil mengeluhkan tidak adanya tekanan media terhadap Lothar Matthaus yang belum lama ini bertemu dengan Vladimir Putin (Presiden Rusia). “Walau ia punya jabatan di DFB, mereka tidak pernah memintanya untuk menjelaskan tindakannya di muka umum dan ia terus mewakili para pemain Jerman tanpa cercaan. Jika media merasa saya seharusnya tak disertakan di skuat Piala Dunia, tentu ia juga harusnya dicopot dari jabatan kapten kehormatan? Apakah latar belakang Turkiku membuatku menjadi target yang lebih empuk?” Menyerang Presiden DFB “Saya tak sudi lagi menjadi kambing hitam atas ketidakcakapan dan ketidakmampuannya menjalankan tugas dengan layak,” kata Ozil tentang Presiden DFB (PSSI-nya Jerman), Reinhard Grindel. Tak lama setelah foto-foto Erdogan dengan Ozil dan Gundogan menyebar, Grindel melayangkan kecaman: “Tentu DFB menghargai situasi istimewa para pemain dengan latar belakang migran. Namun sepakbola dan DFB menganut nilai-nilai yang tidak dihormati oleh Tuan Erdogan. Tidak baik para pemain kami membiarkan diri mereka dimanfaatkan untuk tujuan kampanyenya.” Menurut Ozil, masih dalam bagian ketiga pernyataannya, ia memangkas liburannya untuk menghadiri pertemuan dengan Grindel di Berlin. Tujuan pertemuan tersebut untuk menjelaskan foto-foto dengan Erdogan, dan kedua belah pihak akhirnya sepakat fokus penuh ke Piala Dunia 2018. Panasnya, ternyata, tak reda di situ. Setelah Jerman tersingkir dari Piala Dunia, Grindel kembali mendesak Ozil menjelaskan foto-fotonya kepada publik. “Kepadamu, Reinhard Grindel, saya kecewa tapi tidak terkejut. Pada 2004, saat kau masih anggota Parlemen Jerman, kau berkata bahwa ‘multikulturalisme pada kenyataannya adalah mitos [dan] kebohongan abadi” sementara kau menolak undang-undang kewarganegaraan ganda dan hukuman untuk suap, juga mengatakan budaya Islam sudah terlalu berpengaruh di banyak kota di Jerman. Ini tidak termaafkan dan tidak terlupakan.” “Rasialisme Tidak Boleh, Tidak Pernah Boleh Diterima” “Dengan berat hati dan pertimbangan panjang akibat kejadian-kejadian belakangan,” tulis Ozil dalam paragraf penutup pernyataannya, “saya tak akan lagi bermain untuk Jerman di tingkat internasional selama saya masih merasakan rasialisme dan hinaan. Dulu saya mengenakan seragam Jerman dengan rasa bangga dan semangat yang tinggi, tapi kini tidak lagi. Keputusan ini sangat sulit diambil karena saya selalu memberi segalanya untuk rekan-rekan satu tim, para staf pelatih, dan orang-orang baik Jerman. Namun ketika para pejabat tinggi DFB memperlakukan saya seperti ini, menghina akat Turki saya dan dengan egois menjadikan saya propaganda politik, maka cukup sudah. Saya tidak bermain sepakbola karena itu, dan saya tak akan diam saja. Rasialisme tidak boleh, tidak pernah boleh diterima.”




Mesut Ozil saat merayakan kemenangan Piala Dunia 2014 bersama Timnas Jerman.

INDOSPORT.COM  -  Mesut Ozil akhirnya mengeluarkan pernyataan mengejutkan dirinya pensiun dari Timnas Jerman saat masih berusia 29 tahun, Senin (23/07/18) dini hari tadi. Banyak yang terkejut dengan keputusan pensiun gelandang Arsenal itu.

Eks gelandang Real Madrid ini memang menjadi bulan-bulanan para suporter Jerman usai penampilan buruknya di Piala Dunia 2018 di Rusia lalu. Apalagi, namanya terseret dalam kasus berbau politik usai berfoto bersama dengan Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan.

Bahkan foto ini pun mengundang komentar pedas dari Presiden Federasi Sepakbola Jerman (DFB), Reinhard Grindel. Menurutnya, Ozil dan juga Ilkay Gundogan telah bersikap tidak hormat kepada Jerman.

Ozil pun menjelaskan bahwa kasus foto dirinya dengan presiden Turki tersebut, telah membuatnya merasa tidak dihargai dan telah dijadikan kambing hitam atas kegagalan Jerman di Piala Dunia 2018.

"Perlakuan yang kuterima dari DFB dan banyak pihak lainnya membuatku tidak ingin lagi mengenakan kaus Timnas Jerman. Aku merasa tidak diinginkan dan berpikir bahwa apa yang sudah kucapai sejak debut internasionalku pada 2009 sudah dilupakan," ujar Ozil dikutip dari Independent .

Merasa semua prestasi dan nasionalisme Ozil diragukan oleh Jerman, INDOSPORT pun mencoba menjabarkan sebanyak 5 bukti kehebatan Ozil selama membela Der Panzer. Berikut kelima bukti tersebut.



Total comment

Author

fw

0   comments

Cancel Reply