SERAMBINEWS.COM - Nama Razan Najjar menjadi perbincangan di seluruh dunia.
Ia adalah seorang perawat yang masih muda, umurnya hanya 21 tahun saat ia ditembak mati oleh tentara Israel.
Saat itu ia tengah menjalankan tugasnya sebagai seorang perawat di tengah aksi damai di Gaza.
Setelah itu beredar foto tentara yang membunuh Razan di Gaza.
Baca: Popcorn-nya Dicuri Bocah, Begini Reaksi Pangeran Harry
Baca: Polisi Tangkap Pencuri Kotak Amal Masjid di Gayo Lues
Melansir dari Instagram @the_emancipated, wanita yang menembak Razan memiliki nama Rebecca, tak diketahui nama belakangnya,
"Ia merupakan wanita yang lahir dan besar di Boston, Amerika Serikat.
Meski berkewarganegaraan Amerika Serikat, pada usia 18 tahun ia meninggalkan semua yang ia punya untuk datang ke Israel dan tinggal di sana.
Ia mendaftar masuk ke Pasukan Pengaman Israel (IDF) sebagai tentara yang memiliki spesialisasi di bidang pendidikan.
Tetapi setelah itu, ia memutuskan bahwa ia lebih cocok di lapangan.
Saat ini, ia merupakan tentara terlatih di Intelijen Lapangan IDF, mempertahankan rumah yang ia tahu dan ia cintai," dikutip dari laman Facebook IDF.
Baca: Sering Sakit-sakitan saat Puasa? Ikuti Trik Ini Agar Para Lansia Tetap Sehat
Baca: Tragis, Rencana Menikah Usai Lebaran, Gadis Madiun Tewas Setelah Pulang dari Hongkong
SERAMBINEWS.COM - Tewasnya paramedis relawan Palestina, Razan al-Najjar, menjadi perbincangan dunia.
Najjar mengalami kejadian nahas saat sedang memberikan pertolongan kepada demonstran yang terluka di perbatasan Gaza, Palestina, Jumat (1/5/2018).
Razan Najjar menghembuskan napas terakhir tidak lama setelah peluru dari tentara Israel bersarang di dadanya.
Menurut Juru Bicara Kementerian Ashraf Al-Qudra, Najjar mengenakan jas putih khas petugas medis ketika ia ditembak.
Berdasarkan laporan New York Times, saat itu tentara Israel menembakkan dua atau tiga peluru dari seberang pagar dan mengenai bagian tubuh Najjar.
Baca: Razan Al Najjar Tetap Rawat Warga Palestina Meski Dihujani Tembakan Israel, Ini Foto-fotonya
Pejabat kesehatan Gaza menyebut, Razan Najjar adalah orang Palestina ke-119 yang tewas sejak dimulainya aksi protes pada Maret Lalu.
Teman-teman dan rekannya menangis meratapi kepergiannya.
TRIBUNNEWS.COM - Seorang wanita Palestina, Razan al-Najjar ditembak hingga tewas oleh tentara Israel, IDF.
Wanita berusia 21 tahun tersebut menjadi sukarelawan sebagai tenaga medis bersama Kementerian Kesehatan yang dikelola Hamas di Gaza.
Ia berasal dari Palestina dan memilih untuk ikut berjuang di negaranya.
Potret Razan Al Najjar, Perawat yang Tewas Ditembak Israel, Tak Takut Bertugas di Bawah Hujan Peluru
Dirangkum dari berbagai sumber, berikut fakta-fakta terkait kejadian tersebut :
Dilansir dari Grid.ID, Razan Najjar tewas terbunuh saat sedang mencoba membantu pengunjuk rasa yang terluka di perbatasan Gaza.
Wanita muda berparas cantik tersebut segera bergegas ke area berbahaya untuk menolong korban terluka.
TRIBUNNEWS.COM - Kesedihan dan air mata masih memenuhi jalur Gaza.
Seorang paramedis Gaza, Razan al Najjar ditembak oleh pasukan militer Israel tepat di dadanya pada 2 Juni 2018.
Saat itu, Najjar masih menggunakan rompi paramedis, tak bersenjata, tak melakukan ancaman apapun dan hanya sibuk menolong para demonstran yang terluka.
Ribuan orang menghadiri pemakamannya, termasuk rekan-rekannya dari paramedis Gaza yang lain.
Ayah dan ibu Najjar membawa seragam medis berlumuran darah yang dia kenakan saat tertembak.
"Dia sering pulang dengan pakaian putih yang berubah jadi merah. Itu darah para korban yang dia tolong hari itu. Tapi merah kali ini adalah darahnya sendiri," kata Ashraf, ayah Najjar.
Sementara itu, dilansri dari Middleeasteye, ibunda Najjar, Sabreen mengungkap fakta baru mengenai kematian putrinya.
"Mereka (pasukan Israel) tahun Najjar. Mereka tahu dia adalah paramedis yang bertugas sejak 30 Maret,"
"Peluru itu bukan peluru acak. Israel memang menargetkan Najjar dan itu peluru ledak langsung ditembak ke dadanya, itu ulah para penembak jitu Israel," ujar Sabreen.
Sabreen membawa jas medis putrinya, Razzan al Najjar (IST)
Terungkap pula bahwa sebelumnya, Najjar mungkin telah membuat geram para pasukan Israel.