Contact Form

 

Andi Arief: Arus Mudik ke Jawa Turun, Semakin Membenarkan Orasi Anak Ingusan AHY


Anggota Pramuka mengatur lalu lintas di jalur mudik Ciawi-Sukabumi, Bogor, Jawa Barat, Selasa (12/06). Selain polisi, sejumlah relawan dari beberapa unsur seperti Pramuka, PMI, Dinas Kesehatan ikut membantu kelancaran lalu lintas pada arus mudik 2018

Dua hari menjelang Idul Fitri, arus mudik lebaran dilaporkan masih berjalan lancar dan keberadaan jalan tol baru dan liburan lebaran yang relatif panjang dianggap sebagai faktor penyebabnya. "Lancar, lancar, lancar banget perjalanannya..." Setiati Rejeki dan keluarganya, asal Bogor, Jawa Barat, saat saya hubungi Selasa (12/06) siang, dalam perjalanan menggunakan kendaraan pribadi menuju kota Batu di Jawa Timur, lewat jalur selatan Jawa. Dia mengaku perjalanannya dari Ciamis ke Yogyakarta, relatif lancar yaitu "sekitar enam jam" dan tanpa macet sekalipun. "Mungkin jarak mobil saya dengan mobil di depan itu sekitar 10 meter," akunya. Tia - demikian panggilannya - kemudian membandingkan dengan perjalanan mudiknya sekian tahun lalu. "Waktu itu perjalanan dari Bogor ke Yogyakarta sekitar 25 jam tanpa henti." Dan, coba dengarkan kesaksian Dwi Candra, warga Tangerang Selatan, yang mudik lewat jalur utara Jawa dan sudah tiba di kampungnya di Temanggung, Jawa Tengah. "Tidak ada hambatan," ungkapnya saat dihubungi melalui telepon, Selasa (12/06). Dia memanfaatkan jalan tol baru yang membuat jarak Jakarta-Temanggung menjadi "lebih dekat". "Saya start dari Jurang Mangu (Tangerang Selatan) habis subuh, dan maghrib sudah sampai di rumah (di Temanggung), berarti sekitar 13 jam," ungkapnya.

Foto udara sejumlah kendaraan pemudik melintas di Jalan Raya Padang - Bukittinggi, Simpang Padang Luar, Agam, Sumatera Barat, Selasa (12/06).

Seperti Tia, Dwi kemudian membandingkan perjalanan mudik sekian tahun silam yang membuatnya "tersiksa". "Bukan macet lagi, seperti orang parkir. Maju enggak bisa, mundur enggak bisa." Sementara, Joko Hariyanto, yang mudik ke Surabaya melalui jalur pantura, mengaku terbantu dengan keberadaan beberapa jalan tol baru sehingga membuat perjalanan mudiknya jauh lebih cepat. Namun demikian, dia mengaku terganggu ruas jalan tol yang belum jadi tetapi "dipaksakan" sebagai jalur mudik. "Sangat tidak enak, berdebu, tidak rata, istilah kasarnya gajruk-gajrukan ," kata Joko. Dia juga melalui jalan darurat di wilayah Jawa Tengah akibat pembangunan jembatannya belum selesai.

Sejumlah kendaraan pemudik antre keluar Gerbang Tol Salatiga di jalan tol Semarang-Salatiga, Tingkir, Salatiga, Jawa Tengah, Selasa (12/06).

Di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, seorang pemudik bernama Yudi mengaku merasa perjalanannya ke kampung halaman kali ini terasa sangat lancar. "Saya berangkat dari Kelapa Gading, Jakarta, pada jam 21.00 WIB. Sampai di sini sekitar jam 08.00 WIB. Perjalanan ada kemacetan di tol Cipali dan setelah keluar dari tol di Songgom, Tegal," jelas Yudi kepada wartawan di Banyumas, Liliek Dharmawan. Baginya pengalaman tahun ini jauh berbeda dibanding pengalaman pahit yang dikenal dengan sebutan 'insiden Brexit' alias jalan tol keluar Brebes. Saat itu, Jakarta ke Kebumen ditempuhnya selama dua hari dua malam. "Saat sekarang lebih lancar karena banyak flyover sehingga membantu pengguna jalan. Selain itu, pembangunan jalan tol juga membuat jalan lebih lancar,"katanya. Ucapan senada diutarakan pemudik sepeda motor yang ditemui di jalur tengah penghubung Brebes ke Banyumas di Pekuncen, Banyumas, Wahyu Pratama (25). "Untuk dari Jakarta ke Kebumen dengan sepeda motor membutuhkan waktu sekitar 8-9 jam. Dua atau tiga tahun lalu, saya sempat mengalami kemacetan parah sehingga waktu tempuh mencapai sehari semalam," ujarnya. Sebelumnya, Pelaksana tugas (Plt) Gubernur Jawa Tengah Heru Sudajtmoko mengatakan jumlah pemudik yang masuk ke Jateng diperkirakan mencapai 9 juta orang, sedangkan yang melintas Jateng sebanyak 1,5 juta. "Jumlah tersebut meningkat sekitar 10% jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya," jelasnya. Solo-Salatiga Arus mudik juga berjalan lancar di tol fungsional Solo-Salatiga dan tol Solo-Ngawi, seperti dilaporkan wartawan di Solo, Fajar Sodiq. Para pemudik merasa terbantu dengan dibukanya jalan tol sepanjang 120 kilometer tersebut, katanya. Pantauan di gerbang tol Colomadu terlihat sejumlah kendaraan roda empat dengan plat dari wilayah Jakarta, Jawa Barat maupun Jawa Timur terlihat melintasi ruas jalan tol tersebut. Manajer Area PT Jasa Marga Solo-Ngawi, Sih Wiyono menjelaskan tol Salatiga hingga Ngawi mulai dibuka sejak Jumat (08/06). Hanya saja untuk tol Salatiga-Solo diberlakukan secara fungsional.

Salah-satu ruas tol fungsional Salatiga-Solo yang belum selesai, tetapi digunakan sebagai jalur mudik.

"Tol sejauh 30 kilometer ini dibuka pukul 06.00 WIB hingga 17.00 WIB. Sementara untuk tol Solo-Ngawi sepanjang 90 kilometer dibuka selama 24 jam, " kata dia di gerbang tol Colomadu. Pengoperasian jalur tol ini 'memanjakan' para pemudik. Pasalnya jarak tempuh yang harus dilalui semakin pendek. Seperti yang dikatakan oleh salah satu pemudik asal Tangerang, Sunarto. "Biasanya itu perjalanan dari Tangerang ke Pacitan itu 30 jam. Tapi ini dari Tangerang sampai Solo saja baru 12 jam. Itu aja macetnya banyak di Jakarta. Ya, mungkin nanti bisa memperpendek waktu tempuh 12 jam," kata dia. Pengendara lain Agus Darmawan, asal Gresik, yang mudik ke Klaten mengalami hal serupa. Ia biasanya membutuhkan waktu maksimal sembilan jam dari Gresik ke Klaten. Namun, saat ini dia hanya membutuhkan waktu empat jam.

Antrean kendaraan pemudik di ruas jalan Nagreg, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Selasa (12/06).

"Tapi tadi kan ada jalan yang fungsional di Kapiwilangan, agak lama di situ. Jadi mungkin besok kalau sudah jadi semua, Gresik-Solo bisa tiga setengah jam, " ujarnya. Mengapa arus mudik relatif berjalan lancar? Belum ada laporan yang menyebutkan adanya kemacetan parah selama arus mudik sampai dua hari menjelang lebaran, sehingga Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyatakan arus mudik sejauh ini masih berjalan baik. Dirjen Perhubungan Darat Kemenhub, Budi Setiyadi mengatakan, salah-satu faktor utama yang membuat arus musik sejauh ini berjalan lancar adalah kehadiran jalan tol baru.

Kendaraan pemudik melintas di jalur Pantura, Krapyak, Semarang, Jawa Tengah, Selasa (12/06). Memasuki H-3 lebaran kendaraan pemudik yang melintas di jalur Pantura masih mengalami peningkatan.

"Dengan diberlakukannya jalan tol baru, meskipun (sebagian) masih fungsional, itu sangat membantu sekali," kata Budi Setiyadi kepada BBC Indonesia, Selasa (12/06). Hari libur lebaran yang lebih panjang ketimbang tahun-tahun sebelumnya juga disebut Budi Setiyadi sebagai faktor lain yang menyebabkan arus mudik sejauh ini berjalan lancar. "Jadi saat mudik, masyarakat banyak pilihan," katanya. Dia juga menyebut mudik gratis yang disediakan oleh kantor-kantor pemerintah ikut mengurangi kendaraan pribadi saat mudik tahun ini. Promosi pemerintah agar pemudik menggunakan jalur selatan, lanjutnya, juga merupakan faktor lain di balik arus mudik yang lancar. "Mulai banyak masyarakat yang menggunakan jalur selatan," ujarnya.

Pemudik kendaraan roda dua melintasi Jalan Raya di Sidoarjo, Jawa Timur, Selasa (12/06). Mudik dengan mengendarai sepeda motor dianggap lebih hemat, walaupun dianggap berbahaya bagi keselamatan pengemudinya.

Dia mengakui masih ada masalah yang timbul akibat jalan tol yang belum jadi, tetapi digunakan sebagai jalur mudik. Menurutnya, pemerintah terus membenahinya. "Faktor debu di jalan tol fungsional, sudah kita siram dengan air, sehingga sudah berkurang," katanya. Apa pendapat pengamat transportasi? Pengamat masalah transportasi, Darmaningtyas, menganggap, arus mudik yang lancar tidak terlepas dari pembangunan infrastruktur, yaitu terutama penambahan jalan tol di Pulau Jawa. "Jalan tol, baik yang operasional maupun fungsional, itu memiliki alternatif exit (keluar) itu banyak," kata Darmatingtyas kepada BBC Indonesia, Selasa (12/06) malam. Sehingga, konsentrasi kendaraan mudik itu akan terpecah semenjak keluar tol Cirebon. "Begitu keluar Cirebon, jumlah kendaraan (di jalan tol) berkurang," ujarnya. Kenyataan ini membuat arus kendaraan di jalur tol berikutnya menuju Jawa Tengah dan Jawa Timur "menjadi sedikit", kata Darmatingtyas.

Kendaraan terjebak antrean panjang di ruas tol fungsional Salatiga-Kartasura, Susukan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Selasa (12/06).

Namun demikian, Darmaningtyas meminta agar pemerintah mengantisipasi kemungkinan adanya arus balik yang membludak, karena kemungkinan terjadi serentak. "Karena pegawai negeri sipil (PNS) itu tanggal 21 Juni harus sudah bekerja. Kemungkinan besar arus balik itu akan terjadi tanggal 18 dan 19 Juni. Nah, ini yang harus diwaspadai," katanya. Diperkirakan tahun ini ada sekitar 19, 5 juta orang yang mudik ke kampung halamannya untuk merayakan Idulfitri atau liburan. Pemerintahan Joko Widodo telah membangun sejumlah jalan tol baru di Jawa dan pulau lainnya, sebagai bagian dari kebijakan pembangunan infrastruktur yang menjadi perhatian utamanya. Sebuah langkah yang terus dikritik kubu oposisi karena dianggap bukan persoalan utama yang semestinya diprioritaskan pemerintah.




Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Nurcholis Majid

TRIBUNNEWS.COM, CIKAMPEK - Dua hari jelang Lebaran tampak kemacetan tampak mengular di Gerbang Tol Cikarang Utama (Cikarut), Rabu (13/6/2018) pagi.

Raturan ribu kendaran pemudik berbondong-bondong terus melintasi gerbang tol Cikarut untuk menuju daerah Jawa Tengah.

Energi para pemudik seakan tidak pernah habis, demi bertemu orang terkasih di kampung halaman.

Seperti yang diceritakan pemudik asal Jakarta Timur, Margaretta, yang rela bermacet ria demi bisa merayakan Lebaran bersama keluarga di Purwokerto.

Baca: Pemudik Senang, Biasanya ke Jogja 14 Jam, Ada Tol Fungsional Cuma 11 Jam

Margaretha berangkat dari rumahnya, Selasa (12/6/2018), lalu mengarah ke Cikampek.

Ia bersama sang suami baru sampai Gerbang Tol Cikarut setelah 5 jam kemudian.

"Tadi dari Benhil sekitar jam 12 malam sampai gerbang tol Cikarang utama baru tadi sekitar jam 05.00 pagi," ujar Margaretta.

Magaretta yang sedang ditemui di rest area 39 tol Cikampek, mengatakan memilih mudik pada hari ini lantaran mengira puncak arus mudik telah usai.

"Saya kira puncak arus mudik itu udah lewat, baca diberita juga mudik udah biasa enggak ada macet," ujar Margaretta.




TRIBUNNEWS.COM -  Politisi Partai Demokrat Andi Arief menanggapi pernyataan dari pihak kepolisian yang mengungkapkan apabila arus mudik tahun ini cenderung turun.

Dilansir TribunWow.com, hal tersebut ia sampaikan melalui akun Twitter @AndiArief_ yang diunggah pada Selasa (12/6/2018).

Andi Arief kemudian menyoroti soal kondisi ekonomi bangsa yang dianggap semakin merosot.

Menurutnya, data yang disampaikan oleh pihak kepolisian, arus mudik menurun menjadi 40 persen ke Jawa.

Lebih, lanjut Andi Arief pun mengatakan jika ada tugas mendesak untuk pemerintah dalam memperbaiki ekonomi masyarakat, terutama soal daya beli.

Andi Arief juga mengungkapkan apabila turunnya arus mudik semakin membenarkan fakta yang disampaikan oleh Agus Harimurti Yudhoyono dalam orasinya.




Chairul, pemudik asal Cipete, Jakarta Selatan menceritakan lamanya waktu tempuh ke kampung halamannya di Kuningan, Jawa Barat. Ia mengatakan harus menempuh perjalanan 12 jam, padahal biasanya cuma 5 atau 6 jam. "Saya dari Cipete, Jaksel mau ke Kuningan tepatnya di Cirendang. Rekor banget, biasanya 5 sampai 6 jam, ini sudah 12 jam. Saya berangkat tadi malam dari Cipete sekitar pukul 21.00 WIB," ujar Chairul kepada detikcom, Rabu (13/6/2018). Ia menyatakan kemacetan parah terjadi saat masuk Tol Cikunir. Kemacetan terus berlanjut hingga masuk ke Tol Cipali. Suasana macet di Tol Cipali Foto: Chairul/pembaca detikcom Chairul juga mengatakan ia sempat keluar dari tol mengikuti arahan aplikasi. Ia menyatakan jalur non tol sangat lancar. "Sekitar pukul 6.00 WIB itu dialihkan lewat Subang, sempat keluar tol itu lancar banget dan kosong. Itu keluar ikut aplikasi," ucapnya. Saat ini, Chairul mengaku sudah masuk lagi ke Tol Cipali. Di Tol Cipali, ia menyatakan kemacetan terjadi hingga KM 170. "Tadi itu macet hingga KM 170. Ini sudah lewat dan mulai lancar. Estimasi sampai ke Kuningan sekitar 1 jam lagi," ujarnya. "Ini rekor perjalanan durasi mudik terlama saya," sambungnya. Tonton video Motor dan Mobil Mengular di Pelabuhan Merak [Gambas:Video 20detik] Bagaimana pengalaman mudik Anda tahun 2018 ini? Ceritakan pengalaman dan foto Anda dengan mengirim e-mail ke redaksi@detik.com. Pengalaman Anda bisa jadi berguna bagi pembaca detikcom lainnya. Jangan lupa sertakan nomor seluler Anda agar bisa kami hubungi!



Total comment

Author

fw

0   comments

Cancel Reply