Contact Form

 

Mengenal George Peabody yang Jadi Google Doodle Hari Ini


Selama di London, bisnis Peabody meraih banyak keuntungan. Mendekati masa pensiunnya, ia memutuskan untuk mengamalkan separuh hartanya, baik di AS maupun di Inggris.

Sebagian besar dana amal itu, ia fokuskan terhadap bidang pendidikan.

Peabody memberi dukungan finansial untuk pendidikan keponakannya, OC Marsh, yang menerima gelar Bachelor of Arts dari Yale Univeristy ada 1860. Saat itu lah, Marsh mendesak agar Peabody memberi US$ 150.000 pada 1866 untuk mendirikan Peabody Museum of Natural History di Yale.

Pada tahun yang sama, Peabody menyumbang dengan US$ 150.000 ke Harvard University untuk membangun Peabody Museum of Archaeology and Ethnology.

George Peabody tutup usia di London pada 4 November 1869. Ia sempat disemayamkan di Westminster Abbey dan kemudian dimakamkan di Peabody, Massachusetts, sesuai dengan keinginannya.


TRIBUNNEWS.COM - Ada yang menarik dari tampilan Google pada hari ini.

Untuk hari Jumat tanggal 16 Maret 2018 ini, Google Doodle ,menghadirkantampilan halaman muka dengan tema sosok George Peabody .

Bagi warga Indonesia, sosok yang memiliki nama lengkap George Foster Peabody adalah sosok yang terdengar sangat asing di telinga bukan?

Meski begitu, ada cerita menarik dibalik sosok George Peabody sehingga sosoknya dijadikan tokoh pada Google Doodle hari ini.

Sosoknya dipandang begitu spesial di mata warga dunia karena sosoknya dikenal sebagai bapak kedermawanan modern.

Lahir dari keluarga keturunan pengusaha di tanggal 27 Juli 1852, Peabody tumbuh dengan karakter yang gigih.

Kegigihan itu makin terlihat kala pendidikan yang ditempuh Peabody sempat terputus saat Perang Saudara.

Perpecahan yang melanda Amerika Serikat kala itu memiskinkan keluarganya sehingga terpaksa ia putus sekolah di usia 11 tahun.

Untuk menyambung hidupnya serta meneruskan pendidikannya yang sempat tertunda, keluarga Peabody memutuskan pindah dari tempat asalnya yang sederhana yakni Georgia menuju ke New York.

Tanpa adanya dana untuk bersekolah tak menjadi penghalang bagi Peabody untuk menimba ilmu.




KOMPAS.com - Laman utama Google hari ini, Jumat (16/3/2018) menampilkan doodle tentang George Peabody yang dikenal senagai “bapak filantropi” modern. Lahir pada 1795 di Massachusetts, Amerika Serikat, George Peabody sempat hidup dalam kemiskinan ketika ekonomi keluarganya terpuruk dalam Perang Saudara di AS. Lantaran tak bisa bersekolah sejak berumur 11 tahun, George Peabody memutuskan hengkang ke New York untuk bekerja di sebuah toko dan belajar secara mandiri. George Peabody banyak menghabiskan waktu untuk membaca buku di perpustakaan Y.M.C.A yang kemudian disebutnya sebagai “alma mater”. Tak lama kemudian, Peabody berhasil meraih sukses di bidang bisnis dan keuangan dengan bergabung di sebuah firma investasi. Baca juga: Berkenalan dengan Tukang Gambar Google Doodle Pada 1827, George Peabody mengunjungi London, Inggris, yang merupakan salah satu pusat finansial dunia ketika itu, dan mulai menyalurkan modal ke Amerika Serikat. Dia juga mendirikan bank yang kelak menjadi salah sau institusi keuangan besar di AS. Kendati berhasil mengubah nasib menjadi kaya raya, George Peabody tak pernah melupakan masa lalunya yang dihabiskan dalam kemiskinan. Itulah sebabnya Peabody turut menyibukkan diri dengan kegiatan sosial, dengan fokus khusus untuk memajukan pendidikan di daerah selatan Amerika Serikat. Pada 16 Maret 1867, George Peabody dianugerahi penghargaan Congressional Gold Medal oleh pemerintah AS, setelah menyumbangkan uang senilai 2 juta dollar AS untuk keperluan pendidikan. Jumlah tersebut setara dengan 36 juta dollar AS dalam nilai saat ini, atau hampir Rp 500 miliar. George Peabody pun diabadikan sebagai nama sekolah dan penghargaan Peabody Award, sebuah penghargaan atas pencapaian institusi media dalam hal storytelling . Sukarelawan dari sekolah dasar George Peabody di San Francisco itulah yang mengerjakan mural untuk dijadikan doodle hari ini, sebagaimana dirangkum KompasTekno dari keterangan di laman Google. Mural yang sama menghiasi dinding kafetaria di sekolah tersebut. Proses pengerjaannya bisa dilihat dalam video timelapse di tautan berikut. VIDEO




NAMA George Peabody terdengar sangat asing di telinga orang Indonesia. Jumat 16 Maret 2018 ini, Google menayangkan gambar doodle yang berisi perayaan George Peabody.

Dalam pemetaan Google, doodle bergambar George Peabody ini tersebar di seluruh negara bagian Amerika Serikat, Kanada, sebagian Amerika selatan, dan sebagian Eropa (Islandia, Swedia, Estonia, dan Kroasia). Di Asia, doodle hanya muncul di dua negara yaitu Jepang dan Indonesia. Sedikit agak janggal pemilihan doodle ini di Indonesia karena sejauh penelusuran "PR" tak ditemukan relevansinya sedikitpun.

Yang menarik, nama George Peabody yang dimaksud Google juga ternyata merujuk pada dua orang yang berbeda. Wikipedia mencatat, dua tokoh yang bernama serupa itu adalah George Peabody dan George Foster Peabody. Keduanya sama-sama bankir dan juga filantropis.

George Peabody (1795-1869) adalah pengusaha Amerika, bankir, dan filantropis yang berbasis di London yang kemudian mendirikan Institut Peabody, museum, dan lembaga peminjaman.

Sementara George Foster Peabody (1852-1938) adalah bankir dan dermawan dari Amerika Serikat bagian selatan yang kemudian dijadikan nama sebuah penghargaaan di bidang media elektronik yang diberi nama Peabody Award.

George Peabody pilihan Google

Gambaran doodle di Google hari ini berupa seorang bangsawan yang membuka buku pop-up dan dikelilingi anak-anak. Dalam deskripsinya, Google merujuk pada peran George Peabody yang telah dijadikan nama dalam penghargaan Peabody Award.

Jadi, yang dimaksud Google di sini tentu saja George Foster Peabody, bukan George Peabody. Sedikit agak janggal karena saat doodle itu diklik maka rujukan paling utama yang disajikan justru George Peabody -tanpa Foster.

Siapa sebenarnya George Foster Peabody?

George Peabody adalah sosok pengusaha terkenal Amerika Serikat dari dua abad lalu. Lahir 27 Juli 1852, pada usia 15 tahun, dia sudah menyumbangkan uang senilai 2 juta dolar atau setara dengan 36 juta dolar jika merujuk pada inflasi saat ini. Sebagai aktivis sosial, dia aktif dalam berbagai gerakan antiperang dan pendidikan terutama untuk orang-orang Amerika keturunan Afrika.

Pada tahun 1938, National Association of Broadcasters AS membentuk sebuah komite untuk mengakui prestasi yang luar biasa dalam penyiaran radio. Anggota komite, Lambdin Kay, yang juga direktur layanan publik untuk radio WSB di Atlanta, Georgia, dipercaya untuk menciptakan penghargaan tersebut. Nama pengusaha dan dermawan George Foster Peabody kemudian dipakai karena telah menyumbangkan dana untuk penghargaan tersebut.

Rekan pekerja WSB Lessie Smithgall mengenalkan Lambdin kepada John E. Drewry, dari University of Georgia Henry W. Grady College of Journalism and Mass Communication, yang mendukung gagasan tersebut. Peabody Award didirikan pada tahun 1940 dengan Grady College of Journalism sebagai tuan rumahnya.

Peabody Awards awalnya hanya diterbitkan untuk program radio, namun penghargaan televisi diperkenalkan pada tahun 1948. Pada akhir 1990-an, kategori tambahan untuk materi yang didistribusikan melalui media online. Konten yang dipertontonkan di bioskop tidak termasuk yang diperlombakan.

Kembali ke Indonesia, sama sekali tak ada peran Peabody di negeri ini. Saat kata kunci George Foster Peabody disandingkan dengan Indonesia di pencarian Google, hasilnya nihil. Mungkin saja Google hanya ingin memberikan inspirasi pada masyarakat kaya di Indonesia untuk lebih banyak menderma dan berbakti untuk sesama.***

Total comment

Author

fw

0   comments

Cancel Reply