TRIBUNNEWS.COM, BANDA ACEH - Minggu pagi 26 Desember 2004. Seperti biasa, pagi itu saya duduk di warung kopi kampung sambil membaca surat kabar yang baru saja diantar loper.
Layaknya warga lain, saya memesan segelas teh dan mengambil beberapa potong kue.
Jalan di depan warung juga terlihat padat dilalui kendaraan bermotor.
Di sebelah timur saya melihat matahari baru saja naik memancarkan cahayanya menerangi alam semesta.
Suasana alam begitu tenang nyaris tak ada angin yang melambai pepohonan.
Saya melanjutkan membaca koran. Saat itu isu politik konflik GAM dan Pemerintah RI masih mewarnai halaman surat kabar.
Saat sedang membuka halaman koran, saya merasakan kursi dan meja tempat saya duduk bergerak tiba-tiba.
Baca: Mengenang Tsunami Aceh 13 Tahun Lalu: Berikut Tujuh Tragedi Tsunami Paling Parah di Dunia
TRIBUNNEWS.COM, BANDA ACEH – Tsunami Aceh yang terjadi pada 26 Desember 2004 silam, tercatat dalam sejarah sebagai musibah terbesar yang pernah terjadi di dunia.
Gempa berkekuatan 9,8 skala richter menyebabkan gelombang tinggi mencapai 30 meter.
Tak hanya Aceh, negara-negara yang berada di kawasan Samudera Hindia juga dihantam gelombang raksasa saat itu.
Aceh, adalah satu kawasan yang paling parah dilanda tsunami, gelombang besar meluluh lantakkan beberapa kabupaten/kota di Aceh.
Salah satu paling parah adalah Banda Aceh sebagai ibu kota provinsi.
Bencana paling menyedihkan tersebut, menewaskan 230.000 hingga 280.000 jiwa.
Gempa dan tsunami ini merupakan salah satu bencana alam paling mematikan sepanjang sejarah.
Baca: Dapat Remisi 15 Hari, Ahok Kemungkinan Bebas 17 Bulan Lagi
Namun tahukah anda, bahwa tsunami di Aceh ternyata bukanlah tsunami pertama di dunia.
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH – Musibah besar gempa bumi dan tsunami yang terjadi di Samudera Hindia--termasuk Aceh--pada 2004 silam, menginspirasikan para produser dan sutradara film dunia untuk menjadikan tragedi itu sebagai film bertemakan bencana alam yang mahadahsyat.
Namun jauh sebelum 2004, pengembang film dan para sutradara Hollywood juga sudah menggarap film-film bertemakan bencana, seperti gempa dan tsunami.
Hanya saja, nama tsunami sendiri mulai tersohor pasca tsunami 13 tahun silam.
Baca: Selain Aceh, Berikut Tujuh Tragedi Tsunami Paling Parah di Dunia
Film-film bertemakan tsunami, salah satu genre paling diminati oleh penikmat film di berbagai berlahan dunia.
Bahkan, setiap kali film tersebut dirilis, ratingnya langsung melejit dan paling banyak di download di web-web gratis, seperti yts.gs, IndoXXI, dan sejumlah web lainnya.
Suguhan cerita fiksi yang dirangkai dengan kisah cinta, keluarga, sahabat, menjadikan film bertemakan tsunami ini paling seru ditonton.
Kisah para tokoh di dalamnya yang berjuang untuk selamat dari musibah tsunami itu, juga cukup menegangkan.
Baca: Ini Jumlah Rombongan Malaysia, Jepang, dan Korsel yang Ramaikan Peringatan Tsunami di Aceh
Pada 26 Desember 2004, wilayah Aceh dihantam tsunami besar yang menewaskan puluhan ribu orang. Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengenang beberapa penggalan kejadian tersebut. Dalam keterangan yang didapatkan detikcom , JK bercerita, di sela-sela bencana itu, dirinya mendapat tawaran menghadiri acara pernikahan saat proses tanggap bencana dilakukan. Ternyata, undangan itu berasal dari relawan tsunami yang hendak menikahi anak seorang kepala desa di Ulele, Aceh. "Saya bilang, pulang nanti kita singgah. Ada apa? Jadi pulang dari Ulele saya singgah. Ternyata ada relawan dari Makassar yang menikahi anak kepala desa situ," kata JK di sela aktivitasnya berolahraga, Selasa (26/12/2017). Bukan hanya itu, JK juga bercerita soal dirinya mengeluarkan fatwa untuk korban tsunami yang tidak perlu disalatkan lagi karena jumlahnya mencapai puluhan ribu dan tersebar di mana-mana. Saat itu, JK mengatakan yang meninggal adalah syahid dan tidak perlu disalatkan. "Jadi saya kasih tahu untuk panggil ulama-ulama. Lalu dicari, tapi tidak ada satu pun yang ketemu karena dia menyelamatkan diri juga," terangnya. Padahal, lanjut JK, keadaan di sana sudah cukup genting karena mayat-mayat sudah mulai membusuk dan harus segera dikuburkan. JK tidak kehabisan akal dan langsung mengambil inisiatif. "Saya bilang, saya tertinggi di sini dan, kedua, saya juga pernah sekolah agama. Dan menurut pendapat saya, ini syahid dan tidak perlu disalatkan dan dimandikan," ujarnya. "Kalaupun mau (disalatkan), bagaimana caranya? Azwar Abubakar minta tertulis untuk dikeluarkan fatwa," sambung JK dengan senyum.